11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 12 Desember 2015

MK - 4

Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 4 – Perhelatan

Kota Awan Apung merupakan kota terkecil di Kekaisaran Angin Biru. Saking kecilnya sampai tak pantas disebut dengan kota; mungkin desa besar akan lebih tepat. Awan Apung tidak hanya yang paling kecil, tetapi juga secara geografis terletak paling jauh. Populasi, ekonomi, dan bahkan rata-rata tingkat tenaga dalamnya terendah dari yang terendah. Akhir-akhir ini, penduduk Awan Apung sering menyebut diri mereka sebagai sudut yang terlupakan dari Kekaisaran Angin Biru.

Hari ini, Awan Apung terlihat meriah karena pernikahan Xiao Che dan Xia Qingyue. Tak akan ada yang peduli jika itu hanya pernikahan Xiao Che, namun pernikahan Xia Qingyue merupakan sebuah kabar hangat di Awan Apung.

ZL - 43

[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 43 – Tongkat Bulan Berawan

“Apa ini?”

Wan Er hanya bisa tertegun dan mengedipkan matanya beberapa kali sambil membaca informasi tersebut berulang kali. Hingga akhirnya sadar dan menatapku dengan perasaan bercampur aduk.

“5 bintang untuk serangan, 4 bintang untuk pertahanan, dan 4;5 bintang untuk ketangkasan, ditambah tingkat mutu 97% ... peliharaan ini sangat ganas ... karena itu kaubertahan di Ba Huang meskipun hanya seorang dukun.”

“Bukan! Saya cukup tangguh. Juga, ada teman-teman baik di sini, Qing Qian dan Wei Liang, mereka banyak membantu,” bantahku.

“Kupikir mereka terpikat olehmu, bukan?”

Sabtu, 21 November 2015

Menentang Kayangan Bab 3 - Nikahi Aku!

Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
PA: Di bab-bab sebelumnya, saya membuat nama Xia Qingyue menjadi Xiao Qingyue. Namun, nama yang benar adalah Xia Qingyue dan berasal dari Keluarga/Klan Xia.
---------------------------------------------------
Bab 3 – Nikahi Aku!

“Ah!”

Xiao Lingxi berteriak dan mundur. Jarinya menyentuh bibir, sementara mata indahnya terbuka lebar, dengan wajah merona pekat dari mulai leher.

“Kau ... kau ... menciumku lagi!”

“Bibi masih bereaksi seperti biasa,” Xiao Che dengan rasa tak bersalah terlihat seperti patah hati. “Waktu kecil, kita selalu bermain cium-ciuman. Saat-saat ini, kau selalu terkejut tiap kali aku mencoba untuk mencium.”

Zhan Long Bab 42 - Sebuah Kesalahpahaman

Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 42 – Sebuah Kesalahpahaman

Biz!

Belati darah menyiratkan sinar kemerahan, dan Qing Qian mengencangkan giginya, “Bagaimana aku bisa membiarkan ini setelah kaumembunuh kami? Aku balas dendam. Tak peduli jika kau adalah pemain atas Fan Shu!”

Dengan langkah kecil, Qing Qian bergerak kiri kanan untuk mendapatkan momentum, dan dengan itu, dia melaju kencang ke arah Wan Er. Tiba-tiba, satu belati lagi muncul di tangan kiri dan menyerang dengan dua belati.

“Ha?”

Wan Er menggunakan tangan kiri untuk membentangkan payung besi di depan dada.

Bam!

Zhan Long Bab 41 - Cang Tong

Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
PA: Bagi yang menunggu, silakan dinikmati.
---------------------------------------------------
Bab 41 – Cang Tong

Kulihat sekelompok pemain mendekat, dipimpin oleh Penguasa Barat. Saat melihatku, tawanya meledak.

“Xiao Yao, di mana kau akan bersembunyi kali ini? Tak akan ada yang bisa menolongmu.”

Daun-daun di samping Penguasa Barat terlihat seperti terinjak dan pasti karena Si Cantik Abadi. Meski bisa menghilang, bukan berarti lingkungannya tidak terpengaruh. Kemampuan pembunuh yang bisa menghilang akan sangat tak berguna ketika di dalam air. Tahulah penyebabnya.

Sedangkan di belakang penguasa barat, ada lebih dari seratus pemain. Sebagai pemain solo, tak mungkin menghadapi mereka.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Menentang Kayangan Bab 2 - Lepas Kendali

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
*Pada bab ini ada beberapa perubahan istilah, jadi cuma memberitahukan. Mungkin saja di masa-masa yang akan datang akan ada perubahan-perubahan tanpa pemberitahuan. Untuk itu, mohon bisa dimengerti. He he he.
---------------------------------------------------
Bab 2 – Lepas Kendali

Saat itu, dia memakai pakaian pengantin berwarna merah dalam kamar yang penuh dengan tempelan kain bertulisan “kebahagiaan ganda”. Tadi malam, kakek dan bibinya secara langsung membuat itu semua. Kamarnya sudah berubah menjadi kamar pengantin.

Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang masuk. Dia adalah bibinya.

“Bi, apa kakek sudah kembali?” tanya Xiao Che setelah berdiri dan tersenyum.

Xiao Lingxi adalah putri Xiao Lie yang lahir sewaktu dia berumur separuh baya. Karena itu, putrinya tersebut baru berumur lima belas tahun dan satu tahun lebih muda dari Xiao Che. Cantik, cukup membuat orang jadi tertegun. Tenaga dalamnya berada di tingkat enam Tenaga Alam Dasar. Walau tak sebanding dengan Xiao Qingyue, tapi tidaklah dikatakan buruk, karena dia merupakan aset penting bagi Klan Xiao dan dipandang cukup tinggi.

Zhan Long Bab 40 - Sepucuk Surat

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 40 – Sepucuk Surat

Setelah bersiap-siap untuk pergi, aku mendapat akal. Seingatku, sudah lama tidak menemui penguasa Kota Ba Huang, dan mungkin harus menemuinya. Banyak misi tingkat tinggi diberikan oleh orang-orang besar, jadi tak ada salahnya untuk ke sana.

Aku langsung menuju ke tempatnya. Tidak seperti pertama kali ke sini, sekarang sudah banyak pemain yang berkeliaran, berharap mendapatkan tugas dan bicara pada setiap NPC yang ada di sana, bahkan sampai ke petugas kebersihan sekali pun.

Langsung saja aku menemui Penguasa Ba Huang – Adipati Luo Lei.

“Dukun muda, sangat jarang bisa menemui orang yang berbakat sepertimu. Karena sudah begini, aku punya tugas penting,” katanya saat memegang bahuku.

Zhan Long Bab 39 - Perselisihan Atas Kerangka Api

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 39 – Perselisihan atas Kerangka Api

Aku duduk di dekat jendela setelah makan siang, menegak segelas air untuk mengisi tenaga. Waktunya daring!

Sa!

Aku muncul di Menara Pertobatan. Kubuka tas, untuk memastikan semua perlengkapanku masih ada. Lega rasanya setelah melihat bahwa Pedang Kota Giok dan Kerangka Api masih di sana. Kejadian tadi malam sepertinya tidak sia-sia. Terbukti dari Liu Ying dan Xu Yue datang ke kelas. Pasti mereka marah sekali. Lima jam aku memutuskan untuk mengawasi mereka tadi malam dalam wujud roh. Liu Ying tak akan menyangka bahwa ada orang yang sesabar itu. Baru lima jam, seharian pun akan kutunggui, jika untuk kesempatan yang bagus.

Tersisa 74 menit lagi sebelum semua nilai dosaku habis di Menara Pertobatan, jadi aku akan melanjutkan untuk membuat jurus kombinasi.

Zhan Long Bab 38 - Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 38 – Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Jam 07.30 pagi.

Di bawah asrama putri, aku menunggu Wan Er dan Cheng Yue. Semalaman tidak tidur dan tubuhku terkena efeknya. Buku yang kubawa mungkin tidak berhubungan dengan mata kuliah hari ini, karena aku lupa dan sembarang ambil.

Beberapa menit kemudian, dua gadis cantik tiba dan mereka terlihat silau di mataku.

Wan Er berpakaian merah muda dengan jaket putih. Juga memperlihatkan bahu putihnya, membuat mata tertuju ke sana.

“Ada apa?” Wan Er mendekat dan tersenyum. “Matamu kelihatan merah. Apa tidak tidur tadi malam?”

“Ya, Nona. Mata anda juga terlihat demikian. Sudah level berapa sekarang?”

Minggu, 18 Oktober 2015

Menentang Kayangan Bab 1 - Yun Che, Xiao Che

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 1 – Yun Che, Xiao Che

Kesadaran Yun Che perlahan pulih.

Apa yang terjadi? Aku masih hidup? Bagaimana bisa? Aku sangat yakin kalau melompat ke dalam Jurang Ujung Awan! Entah mengapa, tubuhku tidak sakit lagi ... bahkan tak merasakan sedikit pun kesalahan? Bagaimana ini terjadi?

Yun Che tiba-tiba membuka mata dan segera duduk. Dia berada di atas sebuah tempat tidur yang nyaman, dengan spanduk merah tergantung di atasnya, membuat suasana seolah meriah.

“Ah! Xiao Che! Kau ... kau sudah bangun!”

Teriakan kecil seorang gadis terdengar dan gadis yang sama tiba di hadapannya.

Sekilas, gadis berpakaian serba hijau ini terlihat berumur lima belas atau enam belas tahun. Kulitnya putih bersih, dengan bibir menawan merah delima, dan hidung yang mungil. Sebuah kaget luar biasa memenuhi matanya yang jernih sebening genangan air musim semi. Wajahnya memancarkan kelembutan dan kehangatan. Semuda ini, dia sudah semenawan itu, siapa yang bisa membayangkan secantik apa dia di kemudian hari?

Menentang Kayangan Prolog

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Prolog

Di atas Gunung Rahasia Kedewaan, Jurang Ujung Awan merupakan tempat yang paling berbahaya dari empat daerah paling mematikan di Benua Awan Biru. Jurang Ujung Awan sering pula disebut dengan pemakaman dewa maut. Selama bertahun-tahun, orang yang terjauh ke dalamnya tak terhitung, termasuk mereka setingkat dewa yang kekuatannya mampu mengguncang langit.

Saat ini, di tepi jurang tersebut, seorang pemuda berambut hitam, mata memerah, bersandar pada sebuah batu setinggi dua orang dewasa. Tubuhnya yang berpakaian hitam bersimbah darah ditambah luka di sekujur tubuh. Hanya sebentar dia di sana, namun darah yang menggenang begitu banyak.

Dada kembang kempis dan napasnya sangat berat, cukup mampu membuat orang ketakutan karenanya. Semua otot di tubuhnya sedikit bergetar, menandakan bahwa dia sangat lelah dan kehabisan tenaga. Jika bukan karena batu besar itu, mungkin sudah jatuh dari tadi. Bagaimanapun, kedua matanya tetap tenang dan memancarkan rasa dingin, begitu buas. Mulutnya tersenyum mencibir penuh hinaan.

Against the Gods Bahasa Indonesia - Menentang Kayangan

Pengantar:
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Semua hak cipta, merek, dan segala yang berhubungan dengan ketentuan lainnya karya asli masih ada pada pengarang asli, Mars Gravity (逆天邪神), di situs web novel ini.

Terjemahan yang saya lakukan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Semua hal yang terkait dalam terjemahan Inggris dimiliki dan berada pada penerjemahnya.

Untuk melihat karya asli, silakan klik pada nama penulis atau lihat di hal lain, sedangkan untuk melihat terjemahan Inggris, silakan klik nama penerjemah ke Inggris.”

Judul:
逆天邪神
Against the Gods
Menentang Kayangan

Zhan Long Bab 37 - Pedang Kota Giok

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 37 – Pedang Kota Giok

Hang!

Pusaran api hitam mengelilingi sekelompok pemain. Tiga penyihir ruh angin dan seorang musketir manusia jatuh bersamaan. Mereka mendapatkan kerusakan masing-masing lebih dari 500, mati seketika. Penyihir Bi Ke terlalu kuat.

“Hati-hati!” LiuYing berteriak dan mengaktifkan kombinasinya. “Api hitam ini butuh penenangan 15 detik. Penyerang jarak jauh, hati-hati!”

Bi Ke kembali mengangkat tongkatnya.

“Aku melihat kepada pintu keabadian. Penjaga neraka, gunakan taring ganasmu, dan tancapkan ke atas dunia ini agar mereka tahu – aku, Bi Ke, memanggil Anjing Neraka!”

Segi enam hitam berputaran dan sebuah kepala muncul darinya. Diikuti dengan cakar merah darah. Seekor Anjing Neraka, sekitar seukuran singa dewasa. Begitu muncul, dia mencakar dua biarawan Amarah Pahlawan. Pang pang. Dua serangan kilat membunuh keduanya.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Zhan Long Bab 36 - Turunkan Pedangmu

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 36 – Turunkan Pedangmu

Aku berbalik dan melihat Si Cantik Abadi menatapku dingin. Di saat kematianku, terdengar ucapannya.

“Ini yang kau dapat jika menentang Penguasa Barat.”

Cha!

Tubuhku terkapar dan berubah menjadi wujud roh, muncul di pemakaman tempat aku bertemu dengan NPC penjaga sebelumnya. Kembali ke Gua Hitam Darah membutuhkan 10 menit, tapi saat ‘menyelamatkan’ Cantik dari bahaya, aku membunuh seorang musketir dan namaku menjadi merah. Karena itu, levelku turun dua, dari 27 ke 25. Ha, rugi besar.

Zhan Long Bab 35 - Si Cantik Abadi

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 35 – Si Cantik Abadi

Liu Ying! Sebelum muncul, aku sudah mendengar caciannya. Tentu, tak akan kubiarkan dia mendekati Lin Wan Er. Wan Er tahu bagaimana Liu Ying dan tidak suka, meski Liu Ying merayu dengan ketampanan dan harta benda, tak akan berpengaruh tedahap Wan Er. Mengapa? Karena Wan Er adalah anak dari kepala perusahaan Tian Xin.

Dahiku berkerut ketika sedang berdiri di tangga menuju lantai tiga. Ini akan jadi masalah besar jika Liu Ying membawa pemain berjumlah banyak, apalagi dengan satu tujuan, membunuhku, sedangkan aku masih ada tugas yang harus diselesaikan.

Ya, aku tak punya pilihan lain selain meneruskan dan berharap yang terbaik.

Jumat, 16 Oktober 2015

Zhan Long Bab 34 - Siapa Cepat, Dia Dapat

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
34. Siapa Cepat, Dia Dapat

“Kau punya nyali juga!” ucap Qian Lin, bukan memuji, tapi dengan angkuh seolah mengatakan, “Bocah tengik, aku tahu bahwa kau akan menerimanya jika aku berkata seperti itu.”

Ditambah, bagi seorang pemain untuk menyelesakan permintaan kesulitan B sendirian, apalagi seorang dukun, akan sangat sulit.

Tapi, janji adalah janji, dan karena aku sudah berjanji untuk mendapat obat tersebut, aku akan mencari cara untuk mendapatkannya.

Kuangkat tombak kuno dan maju.

Minggu, 11 Oktober 2015

Zhan Long Bab 33 - Obat Kematian


Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 33 – Obat Kematian

Makan malam yang sederhana, terdiri dari beberapa makanan Italia dan secangkir teh.

Memegang secangkir teh panas, Wan Er yang duduk berseberangan denganku tetap tenang. Cahaya lampu menembus kaca jendela, menyinari pipi pucatnya dan ... dadanya yang berayun naik turun. Hari ini, dia mengenakan blus potongan rendah, yang membuat beberapa pemuda di meja sebelah terus melirik.

“Xiao Yao?” Wan Er tiba-tiba bertanya.

Segera kualihkan mata dari dadanya, dan tak mampu mengatur detak jantung.

“Ya?”

“Sepertinya tak banyak pemain tingkat tinggi di Ba Huang,” Wan Er mengedipkan mata dan bertanya, “Apakah Ketua Praha, Pejuang Yan Zhao, pemain dengan level tertinggi? Berapa?”

Rabu, 07 Oktober 2015

Zhan Long Bab 32 - Lin Wan Er Level 30

[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 32 – Lin Wan Er Level 30

Yue Qing Qian dengan lembut menyerahkan dua ikat Tanaman Angin Dingin, sambil berujar.

“Aku ingin menyimpan ini sebagai kenang-kenangan.”

“Untuk apa? Aku akan membuatkanmu Pil Angin Dingin, itu juga bisa dijadikan kenang-kenangan.”

“Pembunuh tidak menggunakan MP, hanya energi.”

“Ya, terserahlah. Aku akan kembali ke kota untuk meracik pil, apa kau ikut? Pil level 4 memulihkan 300 MP. Apa Praha tertarik?”

“Tentu,” Qing Qian berkedip, “Pertarungan melawan bos barusan membuat penyihir kami kehabisan MP dan tak bisa apa-apa. Itulah alasan Para Jenderal mengalahkan kami.”

Selasa, 06 Oktober 2015

Zhan Long Bab 31 - Pertemuan Harian

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 31 – Pertemuan Harian

Kemampuan bertarung Jenderal Wang Jian bagai langit dan bumi dibandingkan Liu Ying. Serangannya secepat kilat, tak menyisakan ruang bagi pemain lain untuk bisa mengelak. Tak hanya itu, serangan kombinasi level 3-nya datang dari tiga sudut berbeda! Luar biasa! Beginilah caramu untuk mengatasi musuh!

Saat yang sama, lebah mautnya juga terbang ke arahku, habis sudah!

Kulihat setiap kemampuan, [Sembuh] dan [Hemostasis] masih dalam penenangan. Tak mungkin bagiku untuk bisa memulihkan di antara tiap serangan Wang Jian. Serangan kombinasi level 3 digabung dengan serangan Lebah Mautnya, pasti langsung membuat darahku jadi habis. Baik. Nyawa dibayar nyawa. Kusembunyikan Bobo Cilik dan ketika Wang Jian membunuhku, Bobo akan membunuhnya pula.

Zhan Long Bab 30 - (Tanpa Judul)

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 30 – (Tanpa Judul)

Hap!

Di tengah hembusan angin dingin, sebuah belati berdarah menjulur dari kegelapan dan langsung menuju leher Jenderal Bai Qi. Pengamuk level 26 itu langsung pucat, mengetahui bahwa dia adalah sasaran serangan diam-diam. Di depannya, seorang pembunuh cantik mengenakan zirah kulit yang bersinar dan menggenggam Belati Darah. Dia adalah Yue Qing Qian, wakil ketua serikat Praha!

Sepatu kulitnya mengetuk tanah dan pukulannya seketika itu juga membuat Jenderal Bai Qi terdiam. Setelah memindai sekeliling dengan mata cantiknya untuk melihat apakah ada ancaman, dia menyiapkan sebuah jurus. Belatinya mulai menyala dengan warna merah dan mulai menghimpun. Setelah menunggu sekitar 1 detik, jurus siap, dan mengaktifkan-- [Berdarah] LV-3!

Zhan Long Bab 29 - Serangan Tiada Banding

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 29 – Serangan Tiada Banding

Dikelilingi oleh tumpukan salju, akhirnya aku tiba di [Hutan Angin Dingin]. Dari kejauhan, terlihat herbal level 4-- Tanaman Angin Dingin, bersinar di balik salju putih. Ini pasti akan membuat kaya!

Aku membawa Pedang Berduri, berusaha maju melawan angin salju yang berbahaya. Hembusan angin dingin mencambuk tanpa ampun; seluruh tubuhku gemetaran. Lagi pula, bagaimana mungkin bisa menahan dingin dengan jubah putih yang tipis?

Senin, 05 Oktober 2015

Zhan Long Bab 28 - Empat Seni

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 28 – Empat Seni

Malam bergolak telah berlalu.

Keesokan harinya, kampus menjadi ramai daripada biasa karena sebuah rumor. Intinya, tadi malam, “Si Tampan Liu”, anak kaya manja, kedapatan bermalam dengan seorang pelacur dan ditangkap polisi. Kelakuan tersebut membawa aib bagi keluarganya.

Meskipun akulah pemicu kejadian tadi malam, aku tetap diam dan merendah. Pembalasanku terlaksana tanpa halangan, dan tidak ada yang dapat menghubungkan jatuhnya Liu Ying denganku. Mungkin di mata para mahasiswa Universitas Liu Hua, aku, Li Xiao Yao, hanya orang lemah yang tidak berani melawan orang yang telah menginjak-injak martabatnya. Tapi, tidak masalah, bagaimana orang lain melihat tidaklah penting, sebaliknya, apa yang menjadi perhatian adalah ... hari ini, 1 September. Kelas sudah mulai!

Sabtu, 03 Oktober 2015

Zhan Long Bab 27 - Pembalasan Seorang Pria


Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 27 – Pembalasan Seorang Pria

Tubuhku menegang. Bagaimana dia tahu ID-ku? Siapa dia? Menatapnya, aku sadar, bahwa pangeran manja yang memakai jam tangan Vacheron Constantin ini tak lain adalah orang yang kukalahkan beberapa kali di Kota Ba Huang, Penguasa Barat!

Segera kutenangkan diri dan dengan enteng bertanya.

“Apa aku mengenalmu?”

Liu Ying menatap dingin.

“Kau mungkin tidak mengenalku, tapi tentu aku mengenalmu! Apakah Pedang Berduri itu berguna bagimu? Di Lembah Tujuh Bintang, kau membunuh seluruh kelompok kami. Luar biasa!”

Aku tersenyum tenang.

“Bukan hal besar, hanya menumpas kejahatan.”

Zhan Long Bab 26 - Kau!


Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 26 – Kau!

Universitas Liu Hua, di Aula Besar.

Jalan masuk dikerumuni keramaian, banyak orang yang mengantre untuk masuk. Beberapa lelaki berpakaian serba hitam mengumpulkan tiket masuk, tapi sebagai mahasiswa baru, kami hanya perlu kartu tanda mahasiswa untuk bisa masuk.

“Uh ... jangan bilang kalau kau tidak membawa kartu tanda mahasiswa ...,” canda Cheng Yue.

Aku meraih saku, menarik keluar kartu tanda mahasiswaku yang sudah keriput dan tersenyum.

“Tenang, aku tidak sepelupa itu, lihat?”

“Kalau begitu, cepat!”

Rabu, 30 September 2015

Zhan Long Bagian 25 - Pejuang Yan Zhao


Penerjemah: Dirmond
Editor: Pandeka Api
--------------------------------------------------------
Bang! Snap!

Ujung pedangku memotong sayap Lebah Maut itu, karena aku menyerangnya secara langsung

Sebuah arus cahaya keemasan menjatuhi kami, yang berarti aku dan Bobo naik level. Bobo mengepakkan sayap dan berkibar-kibar ke sana kemari dengan gembira. Dia mengelilingiku dengan riang sambil mengikuti pola seranganku. Dia cukup ganas.

Zhan Long Bagian 24 - Bobo Cilik


Memutari hutan, aku menjaga jarak dari Perumputan Beracun. Selama di jalan, banyak jenis serangga terbang seperti tawon ganas yang barusan. Aku mendekat dan melihat tentang informasinya.

[Tabuhan – Monster Biasa]
Level: 22
ATK: 79-114
DEF: 40
HP: 600
Jurus: Kombinasi Lvl 3
Keterangan: Penguasa Perumputan Beracun, tawon ini merupakan yang paling ganas. Bahkan hewan buas seperti harimau pun, tak sanggup menghadapinya.

“Tabuhankah?” kupicingkan mata, “Namanya saja sudah mengerikan.”

Minggu, 27 September 2015

Zhan Long Bagian 23 - Dia Milikku


Pukul 8 malam, di bar kampus.

Musik ringan dimainkan dalam bar, menjadikan suasana lebih tenang. Bar merupakan tempat kebanyakan mahasiswa bersantai setelah kerja keras seharian, dan tentu saja, juga banyak mereka yang ke sini untuk mencari cinta.

Aku tak tertarik akan cinta, karena Wan Er, yang duduk di depanku, menatap dengan mata besarnya. Mata yang indah.

Menaruh gelas, aku berkata.

Minggu, 20 September 2015

Zhan Long Bagian 22 - Perlengkapan Perunggu Pertama


[Ratu Laba-laba]
Level: 21
ATK: 0-0
DEF: 100
HP: 50.000
Jurus: Telur Laba-laba
Keterangan: Ratu Laba-laba merusak dan menyantap tulang dari jenazah para pendahulu, menyerap kekuatan si mati untuk menghasilkan anak buah yang tak terkira. Mereka sudah memenuhi seluruh gua, bahkan hingga tak muat. Karena itu, Ratu Laba-laba harus dibunuh agar laba-laba tak lagi mewabah di Pemakaman Utara.

Jumat, 18 September 2015

Pengumuman #1

Seperti yang bisa kamu lihat di Tata Terjemah dan Jadwal Posting Bagian Baru serta Hal Lain, bahwa penerjemahan yang saya lakukan akan berlangsung pelan dan perlahan. Tentunya, ada di antara kamu yang penasaran dengan lanjutan Zhan Long Bahasa Indonesia ini dan ingin cepat-cepat membacanya. Tenang, jangan khawatir. Kamu bisa membaca lanjutan cerita ini pada Zhan Long Bahasa Indonesia versi Hilda di Hilda Translations.

Minggu, 13 September 2015

Tata Terjemah dan Jadwal Posting Bagian Baru serta Hal Lain


Tata Terjemah
Penerjemahan yang saya lakukan hampir menerjemahkan semuanya ke dalam bahasa Indonesia. Terkecuali, kalau dari sumber (Inggris) menggunakan penamaan Cina, tidak diterjemahkan. Selama kata-katanya berbahasa Inggris, termasuk nama karakter, akan diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Penerjemahan dilakukan seperlunya selama itu tidak keluar dari konteks asal kata yang sebenarnya. Juga, penerjemahan dilakukan sebisa mungkin mendekati maksud dari kalimat atau kata dari sumber.

Jumat, 11 September 2015

Zhan Long Bagian 20 - Pendapatan Pertama



Srang.

Pedangku menebas leher Serigala Liar dan kemudian dia jatuh ke tanah dengan secarik sinar. Aku tak tahu sudah berapa monster yang kubunuh, tapi aku menjadi level 19, satu langkah sebelum kenaikan penting, level 20. Saat yang sama, aku mendapatkan banyak macam zirah kain, tapi pertahanannya, bahkan yang paling kuat, tak sebanding dengan serangan Serigala Liar.

Saat itu juga, aku melihat ke jendela jurus. Sampai sekarang, sepertinya belum ada yang paham cara membuat jurus sendiri. Alasannya sederhana. Mereka payah. Ya, sejujurnya, jika jurus buatan mudah dibuat, permainan ini akan kacau balau sekarang.

Zhan Long Bagian 19 - Belati Darah



Wrar!

Dua Serigala Liar melompat ke punggung Penguasa Barat. Karena dia yang paling dekat, sudah pasti dialah yang menjadi target serangan. Setelah menggunakan Hemostasis pada diri sendiri, aku mengeluarkan Pedang Berduri dan menyerang Penguasa Barat. Kutebas mendatar dengan serangan biasa, tapi tak cukup latihan.

Wus.

-95

Zhan Long Bagian 18 - Dunia yang Sempit



Di bukit lembah, aku berdiri di atas bangkai seekor serigala besar.

Kubuka menu Alkimia, kupilih resep Ramuan Tujuh Bintang. Resep ini memerlukan 3 Tujuh Bintang, 3 Botol Air Murni, dan 1 Perapian Alkimia. Karena aku punya semua, selanjutnya yang kulakukan adalah membuatnya.

Ting.

Pemberitahuan: Kau berhasil membuat satu Ramuan Tujuh Bintang. Kecakapan Alkimia bertambah 1. Karena kau adalah pemain yang pertama membuat Ramuan Tujuh Bintang, kau mendapat hadiah 1 tambahan nilai pesona.

Zhan Long Bagian 17 - Tumbuhan Tujuh Bintang



Di Ba Huang, di tengah keramaian jalan keluar alun-alun timur, aku membawa pedangku yang baru diperbaiki dan berpisah dari keramaian. Aku sudah memutuskan untuk mencapai level 18 secepatnya sebelum siang, dan mencapai level 20 sesegera mungkin, sehingga aku bisa diakui dalam golonganku.

Setelah pemain mendapat pengakuan dalam golongannya, dia bisa menggunakan jurus lain dari golongannya. Contoh, sebagai dukun murid, batasan jurus adalah Hemostasis dan Dorongan. Setelah lulus dari murid, mereka akan bisa mempelajari jurus baru seperti Penyembuh dan Terapi, serta yang lain. Kelebihan Penyembuh adalah, di level 1 memulihkan 150 HP, level 2 memulihkan 300 HP. Efeknya tiga kali lipat dari Hemostasis!

Zhan Long Bagian 16 - Gulungan Fana



“Apa-apaan!? 20 keping emas!?” dia terlihat sangat marah, tapi tak berani berbuat apa-apa. Sepertinya dia benar-benar menginginkan ini.

Di sampingnya Piggy berbisik.

“Temanku, kita harus membelinya. Kau yang bilang, jika kita ingin menjadi teratas di Ba Huang, kita harus selangkah lebih maju dari yang lain. Lihat, jumlah anggota kita, perlengkapan kita, dan level kita juga cukup mengesankan, tapi kita tak punya peliharaan. Ini adalah peliharaan yang pertama muncul di Ba Huan, jadi jika kita membeli Burung Bulu Perak ini, kita akan menjadi yang pertama memiliki peliharaan di Ba Huan.”

Senin, 31 Agustus 2015

Zhan Long Bagian 15 - Harga untuk Burung Bulu Perak


[Sebelumnya] [Daftar Bagian Cerita] [Selanjutnya]

Cukup lama aku berpikir untuk membunuhnya atau tidak. Seekor monster level 1 sangat langka, atau tepatnya pemain yang memiliki kartu seekor monster dan menemukan monster sejenis yang berlevel 1 sangat jarang. Sayangnya, aku hanya memiliki Kartu Kelelawar Vampir dan belum menemukan kartu untuk burung tersebut. Dengan penuh penyesalan, aku meninggalkan tempat itu.

Tidak, tidak, tidak. Aku tak akan menyerah. Kuputuskan, meski jika kau harus menunggu sampai laut menjadi kering, semua gunung menjadi rata, aku akan menangkapnya. Hingga aku menemukan Kartu Burung Bulu Perak, aku akan terus berburu, berburu, dan berburu.

Zhan Long Bagian 14 - Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang



Begitu banyak pemain yang ada di sekitar dan di dalam Kota Ba Huang. Di luar dekat hutan, ada ribuan jumlahnya. Sedangkan di dalam tak terhitung pula banyak mereka yang berjualan barang.

Sebuah mantel setara putih level 10 dijual seharga 10 keping perak! Menurutku, tak akan ada orang yang mau membelinya. Karena, mantel dengan 5 DEF tidak terlalu banyak berguna dan harganya akan turun, serta saat ini uang sangat penting, yang akan lebih baik membeli ramuan, lalu menaikkan level.

Cukup banyak orang di depan apotek, tempat penempaan pandai besi, dan sasana, tapi tak seorang pun yang pergi menemui walikota selain aku. Sepertinya mereka sibuk mencari keuntungan satu sama lain dan tak berencana memberikan hormat pada sang penguasa.

Karpet merah menuju balai kota dijaga oleh prajurit berzirah hitam yang tidak memantulkan cahaya sama sekali. Di dalam balai kota, ada seorang jenderal pengguna pedang, penguasa Kota Ba Huang. Di server Cina, ada tiga kota kota sekunder dan satu kota utama. Dengan kata lain, dia adalah salah satu pejabat tertinggi di server Cina.

Aku mendekat dan berkata dengan sopan.

“Tuanku, saya ingin menjadi seorang petualang dari Kota Ba Huang ....”

Dengan pedang di tangan kanan, sedangkan tangan kiri mengusap jenggot panjangnya, dia melihatku dari atas ke bawah.

“Anak muda, apa kau benar-benar ingin menjadi bagian dari Ba Huang? Apa kau bersedia membela kota ini hingga titik darah penghabisan?”

Aku mengangguk.

“Bersedia.”

“Bagus, mendekatlah. Mulai sekarang kau adalah bagian dari Kota Ba Huang.”

Tangannya yang bersarung menyentuh pundakku. Tenaga dari tangannya jauh di atas perkiraanku. Pundakku merasa sakit dari tekanan, namun di saat yang bersamaan terdengar pulau sebuah suara.

Ting.

Pemberitahuan: Selamat, kau telah bergabung dalam Kota Ba Huang sebagai seorang petualang dan memiliki hak untuk menggunakan gulungan penarik ke Kota Ba Huang. Tambahan, kau menerima Lencana kota Ba Huang – [Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang].

Sra.

Lencana berbentuk pisau tarung berwarna darah muncul di bahuku. Mungkin inilah lencana unik Kota Ba Huang. Lencana ini memberikan pengaruh kota – [Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang]: Siapa pun yang mengenakan ini akan menerima tambahan 3% pada daya serangan dan pertahanan!

Hem, memilih kota ini sebagai kota asal telah terbayar. Aku penasaran, apa pengaruh dari lencana Kota Fan Shu dan Kota Jiu Li. Akan coba kutanyakan pada Wan Er dan Cheng Yue saat bertemu dengan mereka.

Setelah mendaftarkan diri sebagai petualang Ba Huang, aku meninggalkan balai kota, karena aku tak punya urusan lain di sana.

Tapi ketika aku akan melewati gerbang kota untuk menuju hutan terdekat, seorang pemain berteriak.

“Ada yang menjual Kartu Kelelawar Vampir? Aku akan membayar dengan harga bagus!”

Kartu Kelelawar Vampir?

Kubuka tasku. Hem, setelah membunuh lebih dari 20 kelelawar, aku menemukan dua kartu. Satu kugunakan sendiri, sedang satunya masih ada dalam tasku. Dengan demikian, aku mendekati pemain yang berteriak tadi. Umurnya sekitar 20 tahun, level 13, namanya adalah [Pedagang Bulan Baru Nomor 4].

“Kawan, mengapa kau ingin membeli kartu tersebut?”

Dia tertawa.

“Rahasia perusahaan.”

“Benarkah? Kau pasti ingin menggunakan kartu tersebut untuk menangkap Kelelawar Vampir dan menjualnya sebagai peliharaan, bukan?”

Matanya menyipit.

“Ha? Bagaimana kau bisa tahu?”

Kini giliranku yang tertawa.

“Kau pikir, cuma kau yang berencana seperti itu? Bagaimanapun, aku punya kartunya. Jadi, berapa kau sanggup bayar? Jika harganya cocok, aku akan menjualnya padamu. Jika tidak, aku akan menggunakan sendiri, menangkap kelelawar, lalu menjualnya. Maka kita akan bersaing!”

Setelah mendegar bahwa aku memiliki kartu tersebut, matanya membesar.

“Kawan yang baik hati, apa kau benar-benar punya kartu tersebut? Kami sekelompok yang terdiri 30 orang telah berburu lebih dari 4 jam, tapi tak satu pun Kartu Kelelawar Vampir yang didapatkan. Seberapa besar keberuntunganmu?”

Aku terkejut. Apakah kemungkinan terjatuhnya kartu tersebut sangat kecil? Apa keberuntunganku sebagus itu?

Kukeluarkan kartu tersebut dan melambaikannya di depan mata si pedagang.

“Hem, kau mau ini, bukan?”

“Hebat! Kau benar-benar punya. Kawan, berapa kau menjualnya? Tolong, jual padaku!”

“Sebutkan penawaranmu!”

Si pedagang mengangguk dan mengacungkan lima jari.

“50 keping tembaga!”

Aku tersenyum.

“Baiklah, aku ingin berburu dahulu. Selamat tinggal!”

“Tunggu, tunggu ...,” dia segera menghentikanku. “Meski kita belum membuat kesepakatan, kita masih bisa berteman, bukan? Jangat terburu-buru begitu. Jika kau tak puas dengan tawaran ini, kita masih bisa membicarakannya.”

Dia memakan umpan. Aku juga mengacungkan lima jari.

“Sebegini ....”

“Jangan bilang ... 5 keping perak!?”

“Ya, lima keping perak. Kau punya 30 orang lebih untuk memburu Kelelawar Vampir saat ini dan setiap orang pasti mendapatkan 1 keping perak dalam sejam. Kalian setidaknya sudah punya 30 keping perak. Meskipun sudah mendapat 30 keping perak, belum seorang pun di antara kalian yang mendapatkan kartunya. Jadi pertanyaannya, mengapa aku tidak menjual kartu ini seharga 50 keping perak? Tapi karena ini adalah jual beli kita pertama, aku tawarkan seharga 5 keping perak. Mau, beli. Tidak, cari yang lain.”

Si pedagang menjadi pucat mendengar penjelasanku dan segera berkata.

“Baik, baik, baik. Aku membelinya. 5 keping perak, bukan?”

Setelah membuka jendela jual beli dan melakukan transaksi dengan si pedagang, tasku berkurang satu Kartu kelelawar Vampir dan bertambah 5 keping perang.

Setelah menjual kartu tadi, aku segera menuju toserba. Sehabis melihat beberapa halaman katalog, aku menemukan apa yang kucari. Ketika kulihat resep pada alkimia.

Lvl 1 – Ramuan Buah Rumput: Memulihkan 50 MP.
Perlu 3 buah Buah Rumput, 1 Botol Kosong.
Lvl 2 – Ramuan Daun Perak: Memulihkan 100 MP.
Perlu 4 helai Daun Perak, 2 Air Murni, 1 Perapian Alkimia
Lvl 3 – Ramuan Tujuh Bintang: Memulihkan 200 MP.
Perlu 3 helai Tujuh Bintang, 3 Air Murni, 1 Perapian Alkimia

Perapian Alkimia dan Botol Kosong merupakan barang sekali pakai, yang artinya akan habis setelah aku membuat ramuan. Jadi, kuputuskan untuk membeli 100 Botol Kosong, karena setelah membuat 100 Ramuan Buah Rumput, aku pasti sudah mencapai lvl 2 alkemis dan saat itu sudah tak terlalu ada gunanya membuat ramuan lvl 1 itu lagi. Setiap Botol Kosong seharga 2 keping tembaga. Jadi total belanjaku adalah 2 keping perak. Sedangkan Perapian Alkimia, satunya seharga 20 keping tembaga. Sepuluh kali lipat lebih mahal. Setelah membeli 10 Perapian Alkimia dan membeli 2 Segel Monster yang masing-masing harganya 1 keping perak, bisa ditebak, uangku semuanya habis.

Kali ini, aku menuju ke gerbang timur kota. Di depanku terdapat sebuah hutan, Hujan Hujan Bersih. Hutan, yang mengelilingi kota, memiliki banyak jenis monster kelas rendah. Kebanyakan monster merupakan hewan kecil atau serangga yang tak akan menyebabkan banyak kerusakan. Tempat yang sempurna bagi pemain dengan level 10-20 dalam menaikkan level. Juga tempat yang aku gunakan dalam mengeruk rezeki.

Aku segera menuju hutan. Tujuan utamaku adalah mengumpulkan Buah Rumput dan meningkatkan level alkimia. Level 1 Ramuan Buah Rumput bisa memulihkan 50 MP yang mampu menambah penggunaan Hemostasis sebanyak lima kali. Tapi karena penenangan untuk ramuan adalah 30 detik, artinya aku tak bisa menggunakan potensi penuh dari Hemostasis.

Di dalam hutan, Buah Rumput banyak bertebaran, tapi sebelum bisa memungutnya, aku harus membunuh Kelelawar Vampir yang ‘menjaga’ herbal berharga itu. Terserahlah, para kelelawar ini memberikan pengalaman yang akan kuterima dengan senang hati.

Cring, cring.

Kelelawar Vampir ini, barusan sangat berani menyerangku, dan kini dia sudah mati. Dengan kematiannya, sinar keemasan muncul di atasku, aku sudah level 11.

Setiap kali membunuh Kelelawar Vampir, aku dengan hati-hati akan memeriksa apakah level 1 atau tidak. Jika iya, aku akan segera menyegelnya. Bagaimanapun, belum ada yang punya peliharaan di tahap ini dan peliharaan apapun, meski tingkat rendah seperti Kelelawar Vampir, akan terjual mahal.

Sayang sekali, keberuntunganku kurang. Tak seekor pun Kelelawar level 1 yang muncul.

Setelah satu jam mengumpulkan Buah Rumput, aku mencari tempat di dalam hutan untuk membuat Ramuan Buah Rumput. Setelah menghabiskan semua Botol Kosongku, level alkimiaku mencapai 2.

Aku berdiri dan melihat statusku. Levelku sudah 12 dan alkimiaku berlevel 2. Tujuan baru adalah mencari Daun Perak, sehingga bisa meningkatkan level alkimiaku.

Aku meneruskan perjalanan, dan dengan teliti mencari Daun Perak. Setelah pencarian sekitar 20 meter, aku menemukan onggokkan pertama. Dengan sinar keperakan, mereka tersembunyi di balik pepohonan. Tak kusangka, sangat mudah ditemukan.

Puh.

Darah tersembur dari dahiku. Serangan mendadak!

-71.

Siapa yang menyerang? Seekor burung berwarna keperakan. Meskipun tubuhnya kecil, daya rusaknya mengatakan kalau burung ini sangat ganas. Paruhnya seperti dilapisi dengan perak membuatku mengernyit hanya dengan melihatnya.

[Burung Bulu Perak – Monster Biasa]
Level: 15
ATK: 55-80
DEF: 19
HP: 550
Kemampuan: Serangan Bulu Perak
Keterangan: Burung Bulu Perak adalah salah satu penjaga Hutan Hujan Bersih. Burung dengan bulu logam ini memiliki kecepatan tidak biasa dan terjangan yang kuat. Kegigihan mereka menjaga Daun Perak membuat banyak pencari herbal mengutuk dan membencinya.

Lepas dari rasa kaget, aku menebas burung tersebut, dan menghasilkan kerusakan 112. Meski dua serangnya cukup kuat, sepertinya pertahanannya lemah. Yang artinya bisa dibunuh dengan cepat, dan membunuh dengan cepat.

Ciat, ciat, ciat.

Setelah burung itu terkena serangan, dia mencicit marah dan menyerangku sebanyak dua kali. Daya rusak dan rasa sakit yang kuterima jauh lebih besar dari yang pernah kualami, bahkan saat bertarung memakai Pedang Berduri. Aku harus menggunakan Hemostasis 3 kali berturut-turut. Untungnya, aku adalah dukun pengguna pedang. Bagi ahli pedang biasa yang selevel dan memiliki perlengkapan yang sama denganku, meski dengan 2 hidupnya tak akan sanggup membunuh burung ini.

Puh.

Kutikamkan pedangku dan menjadi serangan terakhir yang menghabiskan darah terakhirnya.

Pata.

Seonggok keping tembaga terjatuh. Ada sekitar 11 keping. Monster dengan level 15 ini sangat sempurna untuk menaikkan level. Mereka memberikan uang yang lumayan dan pengalaman yang cukup banyak.

Setelah menyimpan kepingan tersebut ke dalam tasku, aku berjongkok dan mulai mengumpulkan Daun Perak. Selesai itu, aku terus masuk ke dalam hutan.

Kali ini, karena pertemuan mesraku dengan Burung Bulu Perak barusan, aku mencarinya setiap melihat Daun Perak. Jika ada dua ekor yang menyerangku, bisa dipastikan aku akan tewas. Hidupku lebih penting daripada Daun Perak.

Setengah jam mencari, bertarung, dan mengumpulkan, langit berubah kelam. Di dalam permainan sudah menjadi malam.

Aku melihat ke atas, memuji kerumitan permainan ini, yang saat itu tiba-tiba kilat keperakan muncul di balik pohon. Bagus, Burung Bulu Perak lagi. Tapi ketika aku melihat levelnya, aku menjadi gemetar. Dia level 1, monster yang bisa disegel!

[Burung Bulu Perak]
Level: 1
Keterangan: Bisa disegel.

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Tetanggal

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.