11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Jumat, 11 September 2015

Zhan Long Bagian 17 - Tumbuhan Tujuh Bintang



Di Ba Huang, di tengah keramaian jalan keluar alun-alun timur, aku membawa pedangku yang baru diperbaiki dan berpisah dari keramaian. Aku sudah memutuskan untuk mencapai level 18 secepatnya sebelum siang, dan mencapai level 20 sesegera mungkin, sehingga aku bisa diakui dalam golonganku.

Setelah pemain mendapat pengakuan dalam golongannya, dia bisa menggunakan jurus lain dari golongannya. Contoh, sebagai dukun murid, batasan jurus adalah Hemostasis dan Dorongan. Setelah lulus dari murid, mereka akan bisa mempelajari jurus baru seperti Penyembuh dan Terapi, serta yang lain. Kelebihan Penyembuh adalah, di level 1 memulihkan 150 HP, level 2 memulihkan 300 HP. Efeknya tiga kali lipat dari Hemostasis!

Aku berdiri di gerbang kota dan melihat peta. Untuk menaikan level, aku tak bisa pergi tanpa rencana. Aku juga harus mencari herbal level 3. Ramuan level 3 yang dibuat oleh pemain memulihkan 200 MP, sedangkan ramuan level 3 yang dijual di toko NPC hanya memulihkan 150 MP. Ini adalah usaha yang langka! Menurus Qing Qian, belum ada seorang pun yang mencapai alkimia level 3 di Ba Huang. Hanya aku seorang. Ya, ini adalah kesempatan sekali seumur hidup!

[Ramuan Tujuh Bintang]: Memulihkan 200 MP.

Perlu 3 helai Daun Perak, 3 Air Murni, 1 Perapian Alkimia

Bahan utama dari ramuan level 3 ini adalah Tujuh Bintang. Biasanya mereka tumbuh di kedalaman Hutan Hujan Bersih. Ditambah, di dalam hutan tersebut, ada lembah yang bernama Lembah Tujuh Bintang. Dan kebanyakan tumbuhan Tujuh Bintang bisa ditemukan di sana. Jaraknya dari kota berkisar 30 menit. Biasanya, pemain jarang pergi ke sana hanya untuk melawan monster, dan jika ke sana pun, mereka akan berkelompok, karena banyak monster tingkat tinggi di sana.

Suara angin berhembus melewati dedaunan, mengisi ketenteraman hutan tersebut. Mengikuti jalan kecil, aku melambat dan melihat statusku. Level 116, 260 HP, 177 serangan. Aku seharusnya bisa melawan monster di Lembah Tujuh Bintang sendirian.

Dua puluh menit kemudian, aku melihat ke sekeliling dan menemukan jalan menurun ke dalam lembah. Peta juga menunjukkan kalau aku berada di mulut lembah. Bagus, aku sudah sampai.

Kucabut pedang dan bersiap untuk masuk ke sana, sebelum tiba-tiba mendengar suara yang datang dari balik hutan.

“Persiapkan diri kalian! Kita sudah tiba di Lembah Tujuh Bintang. Ini adalah kegiatan kelompok kita, segala alasan tak akan diterima!”

Waduh, sebaiknya aku bersembunyi.

Setelah bersembunyi di balik pepohonan, muncul 10 orang dari hutan. Ketua kelompok tersebut membawa pedang di satu tangan dan zirah gelap berkilauan menutupi seluruh tubuhnya. Aku terkejut dengan apa yang kulihat. Dia adalah Penguasa Barat, level 19, dan pemain yang ada di kelompok itu adalah anak buahnya. Piggy juga ikut di sana, ditambah dua elf angin pemanah terbang 60 kaki dari tanah, mengawasi daerah sekitar.

Aku menahan napas dan tak berani bersuara sedikit pun.

Di bahu Penguasa Barat terdapat Burung Bulu Perak. Hebatnya, sudah level 16. Kenaikan level peliharaan ternyata cukup cepat.

Penguasa Barat berbalik dan mendekati Piggy.

“Piggy, apa kau yakin ada bos monster di lembah ini?”

“Iya, bos. Jam 6 pagi ini, salah seorang temanku terbunuh di sini oleh bos monster. Monster di lembah ini juga berlevel tinggi, jadi kita harus berhati-hati, karena kita tak punya cukup dukun kali ini.”

“Oh, dua dukun tidak cukup?”

“Eh, bagaimana cara bilangnya. Membunuh bos akan memberikan beban yang sangat berat pada dukun. Mereka harus menggunakan Hemostasis dengan hati-hati atau kita akan menderita berat. Melihat tayangan ulang dari pemain yang kau bunuh, si dukun Xiao Yao itu, cara dia menggunakan Hemostasis sangat baik. Jika kita punya dua dukun yang memiliki kemampuan seperti itu, maka membunuh bos level 20 setingkat putih tak akan jadi masalah.”

“Jangan kau berani menyebut nama Xiao Yao Zi Zai. Lain kali aku melihatnya, aku bersumpah akan mengulitinya hidup-hidup dan merebut kembali Pedang Berduri. Pedang itu memiliki 35 daya serang! Yang aku miliki sekarang cuma 21.”

“Bos, jika kita ingin menjadi teratas di Ba Huang, kita harus menemukan pemain sepandai Xiao Yao. Seperti yang kau tahu, serikat seperti Praha dan Naga Terbang juga berada di Ba Huang. Kita punya banyak saingan, meskipun kita sudah memiliki 200 lebih pemain yang mungkin saja belum cukup.”

“Aku tahu dan akan waspada. Tapi jika si Xiao Yao muncul, aku pasti akan membunuhnya. Lihat saja!”

Aku memerhatikan kelompok Penguasa Barat dari jauh saat mereka masuk ke lembah dan aku tetap menunggu hingga mereka benar-benar hilang dari pandangan. Karena mereka punya dua pemain yang bisa terbang, aku dengan mudah bisa ditemukan. Aku juga masih ragu bisa menang satu lawan satu dengan Penguasa Barat, dan dengan kelompoknya itu, sudah dipastikan aku akan tewas.

Sepuluh menit berlalu, aku mengeluarkan Pedang Berduri dan memasuki lembah. Lembah ini cukup luas, jadi akan mudah untuk menghindari kelompok Penguasa Barat dan mencari herbal. Seperti kata orang, kurangi membunuh pemain lain, banyakkan membunuh monster, hanya dengan itu levelmu akan meningkat.

Menginjakkan kaki ke kerikil di jalan masuk lembah, aku tetap meluruskan pandangan. Sepertinya seluruh Lembah Tujuh Bintang berangin dan tak kekurangan monster tingkat tinggi sama sekali. 10 meter jarak dariku, di sana terlihat kawanan monster serigala. Satu dari serigala besar yang berbulu merah menggeram ke arahku. Itu bukanlah monster rendahan.

[Serigala Liar – Monster Biasa]
Level: 18
ATK: 77-100
DEF: 30
HP: 500
Kemampuan: Cakaran Memutar Level 2
Keterangan: Serigala Liar, kawanan hewan yang tinggal di alam liar dan akan menyerang pemain serta peliharaannya. Walau Kota Ba Huang sudah mengirimkan pasukan untuk memusnahkan mereka, Serigala Liar mengamuk di sekitar Ba Huang.

Melihat status monster tersebut, aku tercekat. Sudah jelas aku tak akan sanggup melawannya. Tidak, malah tak bisa dikatakan sebuah pertarungan. Lebih pantas pembantaian dan akulah korbannya. Dengan daya serang 100, zirah kainku tak akan sanggup menahannya. Jadi, aku mengambil jalan memutar dan menuju ke tengah lembah. Dengan cara begini, aku bisa menghindari kawanan monster yang ada di sana.

Jauh, di padang rumput terbuka, Penguasa Barat dan kelompoknya membunuhi monster. Dia berteriak, lalu sebuah segi enam keemasan muncul di pedangnya. Serigala Liar menerima dua serangan dan kehilangan 300 HP. Aku menjadi iri melihat serangan tersebut. Serangan yang luwes dan kuat, tak sepeti dia.

Melihat jurusku, selain Pedang Prahara, selebihnya hanya berpusat pada pemulihan dan pengaruh. Jika aku menginginkan jurus menyerang, maka harus membuat jurus baru. Syukurnya, itu memungkinkan di dalam permainan ini. Tapi, membuatnya tidaklah mudah. Jika kau tak punya cukup pengalaman atau latihan, kau tak bisa membuatnya. Perhitunganku, hanya 2 atau 3 pemain dari seluruh pemain yang memiliki kemampuan unik.

Biarlah, yang terpenting uang dahulu. Selama aku memiliki hati yang kuat dan bertekad, zaman ini akan menjadi milikku!

Aku tiba dia bagian timur lembah tanpa pernah bertemu dengan kelompok Penguasa Barat. Aku berjalan pelan di dalam hutan dan pastinya, aku ingin ke mana saja, tapi di sini serigala bisa saja menyergapmu, sedangkan tujuanku ke sini adalah untuk mengumpulkan tetumbuhan Tujuh Bintang. Ada ujar-ujar begini, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tak lama, aku melihat kilauan di atas bebatuan di depanku. Aku segera ke sana dan benar, di atas bebatuan tersebut terdapat tanaman dengan tujuh warna yang tumbuh seperti anggur di jalarnya. Tanaman tersebut adalah Tujuh Bintang!

Setelah memetik tanaman itu dalam jumlah banyak, kemampuan Pengumpulan Herbalku sudah mencapai level 3. Dengan hati-hati aku mencari akar tanaman ini, dan dengan lembut, aku menggalinya menggunakan sekop. Ini adalah cara paling dasar dalam mengumpulkan herbal. Dalam buku yang pernah kubaca, banyak yang menuliskan, getah dari tanaman berasal dari akarnya. Hampir semua obat-obatan menggunakan akar sebagai bahan. Begitu juga dengan Tujuh Bintang di depanku, dan selesai!

Ting.

Pemberitahuan: Selamat! Kau mengumpulkan Tujuh Bintang * 2.

Benar, mencabut tanaman langsung dari akarnya menjadikan jumlah yang kau dapat ganda. Sepertinya rencanaku untuk membuat ramuan level 3 tak akan lama lagi.

Saat aku tengah asyik menggali Tujuh Bintang, terdengar geraman dari belakangku. Sontak sekopku terlepas dan aku berbalik. Sialan! Seekor Serigala Liar yang berjarak tak cukup jauh bersiap menyerang.

Kuangkat tangan sembari mencabut pedang. Pedang Prahara langsung aktif, memberiku tambahan 10% daya serang, yang artinya tambahan 11, 7 daya serang. Ketika level dan perlengkapanku nanti lebih baik, tambahan 10% ini akan menjadi sangat berguna, tapi untuk sekarang pun merupakan kemampuan yang masih mengagumkan. Dengan efek sehebat itu, Pedang Prahara pantas menjadi jurus tingkat SS. Tingkat SS hanya berada di bawah tingkat SSS, jadi hampir dekat dengan jurus setara dewa, iya, bukan?

Aku maju dan menebasnya. Pedang Berduri melewati udara dan mendarat tepat di kepala si serigala.

-142

Serangan bagus! Saat yang sama, si serigala melompat dan juga mengayunkan cakarnya kepadaku. Anehnya, ada seperti sinar merah di ujung cakarnya. Bentar! Itu adalah jurus Cakar Memutar. Sebelum sempat aku berhenti berpikir, cakar tersebut sudah mencapai bahuku dan memberikan rasa sakit. Aku yakin rasa ini tidaklah dibuat-buat. Bahuku serasa dihantam tembok! Saat itu darahku berkurang 119.

Kuayunkan tangan untuk menggunakan Hemostasis. Juga aku melanjutkan menyerang dengan dua serangan. Walau keduanya serangan telak, aku tak mendesak dan bersiap jika serigala ini kembali menyerang. Setelah menerima dua seragam, dia kembali menerkam. Apa harus mengelak ke kiri? Kanan? KIRI. Tapi aku tak berhasil sepenuhnya. Darahku berkurang 71 karenanya. Melihat demikian, ini tak akan terlalu sulit jika serigala tersebut tidak menggunakan jurusnya terlalu sering.

Setiap kali dia menyerang, aku melompat untuk menghindarinya. Tapi gagal berulang kali karena kurangnya kecepatanku, hingga akhirnya aku menyerah untuk menghindarinya. Ketangkasan Serigala Liar jauh lebih tinggi di atasku, dan meski mencoba untuk mengelak, akan tetap kena, karena setiap melihatku pindah, serangannya akan berubah pula. Aku tak peduli lagi dan akan menyerang langsung.

Raungan terakhir dari serigala tersebut menandakan berakhir pula hidupnya. Setelah mengambil apa yang ia jatuhkan, aku pergi. Memang, sulit untuk mengalahkannya, tapi aku harus melawan. Ada uang sekitar sini, aku bisa menciumnya.

Setelah mengambil beberapa Tujuh Bintang, aku mengetahui kalau tanaman ini hanya tumbuh di bebatuan. Jadi, di dalam lembah, aku mendatangi tiap-tiap bebatuan yang ada, mencoba untuk menemukan tangkai Tujuh Bintang. Jika beruntung, aku tak akan bertemu dengan Penguasa Barat.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.