Zhan Long Bagian 18 - Dunia yang Sempit
Di bukit lembah, aku berdiri di atas bangkai seekor serigala
besar.
Kubuka menu Alkimia, kupilih resep Ramuan Tujuh Bintang.
Resep ini memerlukan 3 Tujuh Bintang, 3 Botol Air Murni, dan 1 Perapian
Alkimia. Karena aku punya semua, selanjutnya yang kulakukan adalah membuatnya.
Ting.
Pemberitahuan: Kau berhasil membuat satu Ramuan Tujuh
Bintang. Kecakapan Alkimia bertambah 1. Karena kau adalah pemain yang pertama
membuat Ramuan Tujuh Bintang, kau mendapat hadiah 1 tambahan nilai pesona.
Bagus! Aku mendapat nilai pesona. Walau aku masih belum tahu
apa gunanya, pasti akan berguna. Juga, karena aku tak akan bisa menjadi pemain
yang pertama mencapai level 20 atau yang pertama membuat serangan kombinasi lvl
3, aku hanya bisa menjadi nomor 1 di Alkimia. Setidaknya sekarang, aku tanpa
tanding di bidang ini.
Aku terus berjalan dan selama itu, aku membunuhi serigala
dan mengumpulkan Tujuh Bintang. Tanaman ini tidak muncul sesering yang kuharap.
Sedang efisiensiku tidak maksimal, pendapatan dari ini cukup bisa diterima.
Hampir 2 jam, aku sudah mengumpulkan 112 tangkai Tujuh
Bintang. Tapi jika aku ingin mencapai Alkimia lvl 4, aku harus membuat 1000
Ramuan Tujuh Bintang. Untuk mengumpulkan bahan tersebut, seribu kali lipat dari
yang diperlukan, pasti sangat sulit. Inilah alasannya mengapa serikat tingkat
atas mampu memiliki pemain tingkat tinggi yang pandai di bidang ini. Pemain
biasa tak akan sanggup untuk bersaing dalam kebutuhan sumber daya yang begitu.
Bergabung dalam serikat memang menguntungkan, tapi aku punya
keuntungan sendiri. Aku bisa melawan monster dan memulihkan diri sendiri. Hanya
yang kuhabiskan adalah ramuan MP yang juga kubuat sendiri. Jadi, pada dasarnya
aku adalah jalur produksi yang memadai. Tambah, setelah menjual Burung Bulu
Perak, aku mendapat 20 keping emas, yang menjadi modalku untuk mencari bahan
penting dalam meningkatkan level Alkimia.
Meneruskan perjalanan, aku tiba di tengah lembah. Sebelumnya
tempat lain dipenuhi dengan rumput, di sini sangat jarang. Ditambah, aku
mendengar lolongan dari depan. Saat kupanjat bukit kecil di depan, aku
benar-benar terkejut. Sekurangnya ada 100 serigala level 18 yang semuanya
melolong ke arah langit. Di tengah-tengahnya ada seekor serigala berbulu emas.
Tak salah lagi, itu pasti Raja Serigala, bos setara emas level 20. Dia duduk
dengan angkuh, dan di belakangnya terdapat sebuah gua besar. Pasti di sana
adalah sarangnya.
Kujilat bibir dan berpikiran, jika Raja Serigala memiliki
bawahan sebanyak ini, sarangnya patut untuk diselidiki. Siapa tahu, di sana
akan ada tanaman istimewa? Tapi jika aku ceroboh, aku akan menjadi makanan oleh
mereka. Mungkin aku harus mencari jalan lain.
Menyusuri bebatuan yang berlumut, Tujuh Bintang tumbuh lebih
banyak, ketika semakin dekat dengan gua. Hati-hati, jangan sampai satu tanaman
pun yang luput, dan dalam 10 menit aku sudah mengumpulkan 100 tangkai Tujuh
Bintang.
Di tengah-tengah mencabuti tanaman tersebut, tiba-tiba
rumput dan tanah di dekatnya jatuh. Mereka jatuh tepat di depanku. Apa aku
menggali memasuki gua?
Dengan penuh waspada dan jantung berdebar, aku berlutut dan
mengintip ke dalam lubang yang terbuat. Sedikit, sebuah cahaya muncul dari
dalamnya. Mungkinkah ini lubang yang menuju sarang Raja Serigala? Mungkin ada
kesempatan untuk memasukinya. Bukankah bos setingkat ini akan memiliki benda
berharga di sarangnya?
Aku menggali lebih dalam. Lubang yang tadinya kecil, menjadi
semakin besar. Sebelum pedangku membentur sesuatu yang keras. Benda tersebut
terjatuh ke dalam gua, yang ternyata adalah sebuah batu seukuran bola kaki.
Saat yang sama, bukit bergetaran, terjatuh ke dalam lubang. Rupanya gua ini
sangat rapuh. Sedikit getaran saja, menjadi runtuh. Bisa saja seluruh gua akan
runtuh kalau begini. Jangan sampai terjadi.
Tiba-tiba, aku mendengar suara yang tak biasa. Seperti ...
pemain! Suara ini berasal dari pemain.
Aku segera bersembunyi di balik batu, dan mengintip. Dari
arah hutan keluar sekelompok pemain yang tak lain dan bukan adalah kelompok
Penguasa Barat. Rupanya, dia telah mencapai level 20. Ahli pedang level 20, tak
bisa dianggap main-main.
Sepertinya kelompok ini ingin membuat jalur bersih untuk
membunuh Raja Serigala.
Susunan kelompok mereka sangat seimbang. Ada dua biarawan,
dua penyihir, dua elf pemanah, dua dukun, Piggy menggunakan senapan, dan
pemimpin mereka. Dengan kelompok ini, membunuh bos level 20 setara emas tak
akan sulit.
Aku segera bertindak. Aku tak akan ikut campur dengan urusan
mereka. Aku akan tetap di dalam gua dan mencari tanaman di dalamnya. Karena,
tujuan utamaku saat ini adalah meningkatkan kecakapanku dalam Alkimia. Lagi
pula, tak ada untungnya jika aku menghadang rencana mereka. Di samping itu, aku
juga bukan orang yang mendendam dalam waktu lama. Meski Penguasa Barat pernah
menyakitiku sebelumnya, mengapa aku harus peduli dengan orang seperti dia? Hem,
tunggu hingga aku membuat serangan tingkat SSS, lalu akan berhadapan dengannya.
Baru beberapa lama berjalan di dalam gua, seekor serigala
segera menyerangku, maaf, maksudnya terbunuh olehku. Dengan Pedang Berduri, aku
membunuhnya dalam 4 kali serangan. Kemudian, aku melihat ke sekeliling, tapi
sayangnya, pandanganku dihalangi kegelapan. Setengah menit, pandanganku mulai
terbiasa, dan setelah kuperhatikan dengan saksama, terlihat beberapa ekor
serigala lagi. Yang lebih penting, dinding gua dipenuhi Tujuh Bintang yang
membuatku mengiler.
Dalam lima menit, aku membunuh 10 lebih serigala. Walau
serangan dan pertahanan mereka sangat tinggi, selama aku bisa mengatur darahku,
akan sulit bagi mereka untuk membunuhku. Aku bisa menyerang dan memulihkan diri
pada saat yang bersamaan. Aku adalah Dukun Ahli Pedang yang tak terkalahkan!
Sehabis melawan mereka, aku menggali Tujuh Bintang yang tumbuh
di sepanjang gua. mendekati 1 jam, aku berhasilkan mengumpulkan sebanyak 2.000
tangkai. Kecakapanku dalam pengumpulan meningkat pesat. Sedikit lagi aku akan
bisa menaikkan level Alkimia menjadi 4, tapi sayangnya tidak cukup. Pasokan
Tujuh Bintang habis karena ku.
Semakin ke dalam gua, sepertinya tak ada benda berharga.
Setidaknya ada tulang di tempat istirahat Raja Serigala dan tumpukan kotoran
bau di sebelahnya. Mengapa bangsawan BAB sembarangan?
Aku berbalik dan bersiap untuk pergi.
Saat itu juga, aku mendegar pertarungan sengit di luar gua.
Merapatkan diri ke dinding gua, aku mengintip ke luar. Wah, serigala yang
tadinya berjumlah seratus lebih, sekarang sudah habis semua. Kini hanya bos
mereka yang baru saja mulai melawan kelompok Penguasa Barat. Biarawan yang
memegang tongkat memiliki tanda X di wajahnya. Melihat besarnya kekuatan
serangan, dua dukun dengan kikuk segera memulihkannya. Saat yang sama, penyihir
terus melancarkan bola api pada Raja Serigala. Sekarang, darah si raja sekitar
10.000, yang berangsur berkurang. Kurasa tak kurang 5 menit, dia akan tewas.
Grah!
Aku mendengar geraman dari si raja. Sudah tentu dia menjadi
marah, dengan cakarnya melayang ke kiri dan ke kanan mengurangi darah biarawan
sekitar 20%, kikuk tapi bisa diandalkan, para dukun cepat memulihkan sebelum
menerima serangan lagi. Di lain sisi, Raja Serigala yang tak punya pemulih,
hanya tinggal 1.000.
Piggy tersenyum ketika melihat ini.
“Ha ha, bagus semuanya. Ayo, cepat selesaikan!”
“Aku menunggu perlengkapan setara emas dari bos ini!”
Penguasa Barat juga tampak kesenangan.
“Jangan bercanda, Bos. Perlengkapan setara perak saja belum
keluar, dan bahkan setara perunggu juga belum. Perlengkapan terbaik di Ba Huang
adalah setara hijau dan kau berpikir setara emas?”
“Ha! Ayo segera bunuh dan kita akan tahu!”
Tapi kali ini, Raja Serigala melolong marah dan tubuhnya
mulai memancarkan sinar warna darah.
“Wa, dia mulai panik!?” Penguasa Barat bersiap untuk
menghadapi serangan ganas dari Raja Serigala.
Siapa sangka, si raja berbalik dan masuk ke dalam gua!
“Dia tak panik, tapi kabur! Cepat kejar!”
Mengejutkan memang. Raja Serigala melewatiku dan masuk ke
kedalaman gua. Pengecut. Saat kau tak bisa menang, kau masuk ke gua lalu
sembunyi?
Penguasa Barat memburunya, dan ketika melihatku, raut
wajahnya berubah murka.
“Si Xiao Yao bajingan ada di sini! Bunuh dia!”
Wir.
Tubuhnya bergetar karena amarah, dan mulai menyerangku
dengan jurus Tebasan Beruntun.
Srang, srang!
Jurusnya selesai dalam sekejap dan saat serangannya berada
pada puncak terkuat, seujung rambut lagi akan sampai, aku tahu arahnya dan
segera menghindarinya. Muncul kata Meleset di posisiku sebelumnya. Aku berhasil
menghindari tebasan pertama. Ini adalah insting yang kudapat dari melawan
serigala beberapa hari ini, dan secara tak sengaja aku membuat jurus mengelak.
Meleset.
-145
Sayangnya, tebasan kedua tak berhasil kuhindari. Pedang
tersebut mengenaiku, dan membuat jiwaku kecut. Kerusakan dari Penguasa Barat
ini menurutku terlalu tinggi. Jika dua tebasan tadi berhasil, aku pasti sudah
tewas.
Tanah yang tadinya diam tiba-tiba tenggelam sedikit menopang
berat kami. Tak seperti Penguasa Barat, yang pandangannya belum terbiasa dengan
gelap, aku bisa melihat Serigala Liar mendekati Penguasa Barat! Kesempatanku
tiba!
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!