Zhan Long Bab 31 - Pertemuan Harian
Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 31 – Pertemuan Harian
Kemampuan bertarung Jenderal Wang Jian bagai langit dan bumi dibandingkan Liu Ying. Serangannya secepat kilat, tak menyisakan ruang bagi pemain lain untuk bisa mengelak. Tak hanya itu, serangan kombinasi level 3-nya datang dari tiga sudut berbeda! Luar biasa! Beginilah caramu untuk mengatasi musuh!
Saat yang sama, lebah mautnya juga terbang ke arahku, habis sudah!
Kulihat setiap kemampuan, [Sembuh] dan [Hemostasis] masih dalam penenangan. Tak mungkin bagiku untuk bisa memulihkan di antara tiap serangan Wang Jian. Serangan kombinasi level 3 digabung dengan serangan Lebah Mautnya, pasti langsung membuat darahku jadi habis. Baik. Nyawa dibayar nyawa. Kusembunyikan Bobo Cilik dan ketika Wang Jian membunuhku, Bobo akan membunuhnya pula.
Jenderal Wang Jian gertakkan gigi.
“Kau dukun kecil, matilah!”
-312!
-298!
-334!
Sebenarnya, dua serangan pertama Wang Jian sudah membunuhku. Inilah perbedaan antara level kami. Lawanku memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam kekuatan serangan, sedang aku tersendat pada pertumbuhan pelan, tapi setidaknya bisa menyembuhkan diri daripada menenggak ramuan darah terus menerus. Dalam kesakitan, tubuhku rebah ke belakang, tapi sesaat sebelum mati, kupanggil Maharaja Lebah milikku, dan menggunakan kombinasi tiga serangan mengarah ke dada Wang Jian!
“Apa ini!?”
Melihat Bobo Cilik yang imut-imut, namun ganas, Jenderal Wang Jian tercengang terhadap tiga angka kerusakan yang muncul di depan dadanya.
-355!
-327!
-712!
Astaga, meskipun aku mati, tapi tak apa! Serangan terakhir Bobo merupakan serangan gawat! Ah, ini baik. Jika pun Wang Jian punya dua kehidupan, tetap tak akan bertahan dari itu. Kalau tahu ini akan terjadi, sudah kukirimkan Bobo menyerang seketika Wang Jian mendekat, hanya butuh sebuah kombinasi bagi Bobo untuk menghancurkannya.
Shua.
Aku menjadi wujud ruh, muncul di dalam pemakaman. Kuperiksa apa yang terjatuh. Sepertinya tidak ada perlengkapanku yang jatuh, hanya hilang tiga perlengkapan putih dan dua bundel [Tanaman Angin Dingin]. Ah, rugi, tapi Wang Jian juga tewas. Seluruh keluarga Jenderal telah musnah, jadi mereka tak akan bisa memungut barang-barangku. Ayo kembali dahulu, melihat jika ada kesempatan untuk hidup lagi.
Setelah berlari selama tujuh menit, aku tiba di mayatku.
Angin berhembus melewati pohon pinus dan aku masih tetap berdiri di sana. Tak berani untuk hidup lagi, karena tak jauh di sana ada Jenderal Li Mu, Wang Jian, dan Bai Qi! Wah, Wang Jian ternyata sudah hidup lagi! Dia duduk di atas mayatku, menyesap sebuah ramuan darah.
“Si bangsat Xiao Yao Zi Zai ini merusak rencana kita!” Wang Jian menendang kaki mayatku dan berucap marah, “Jika dia tidak memulihkan darah Yue Qing Qian di saat akhir, kita pasti mendapatkan perlengkapan setingkat bos!”
Li Mu melihatku sekilas, dan berkata.
“Kau tahu, Xiao Yao Zi Zai adalah satu dari dukun teratas Ba Huang. Juga, dia merupakan Alkemis tingkat atas. Beberapa kali bertransaksi dengan Yue Qing Qian, mungkin saja mereka sudah mengikat pertemanan. Jika itu benar, menolong Yue Qing Qian bisa dimaafkan.”
Dahi Wang Jian berkerut.
“Bos, apa maksud anda?”
Li Mu tersenyum tipis.
“Di seluruh Kota Ba Huang, tak banyak dukun berlevel tinggi atau mendapat kenaikan dari pelatih dukun, tapi Xiao Yao melakukannya! Lebih dari itu, dia berlevel 4 dalam [Alkemis] dan [Pemetikan Herbal]. Bukankah kita membutuhkan orang seperti ini? Kupikir kau harus meredam amarah dan mempertimbangkan baik-baik akan perkembangan masa depan keluarga kita.”
Wang Jian tetap bergumam, tapi tak bersuara sedikit pun.
Di sebelah, pemanah yang berumur 50 tahun dengan busur besarnya sedang duduk di atas rumput dan berkata.
“Kau bocah seharusnya berpikir baik-baik. Apa kau kira setelah menang melawan [Praha] hari ini itu artinya kita lebih kuat dari mereka? Salah. Kali ini mereka cuma membawa 70 pemain, namun masih punya ribuan di Ba Huang. Kita? Tenaga utama hanya kita berempat dan jika pun menambahkan semua sanak keluarga dan teman-teman, tak sampai 40 pemain. Kita tak ada apa-apa dibandingkan [Praha]. Kemenangan hari ini cuma nasib baik, nyatanya kita kalah.”
Li Mu mengangguk.
“Ya. Melihat situasi jangka panjang, kita tak cukup uang, pemain, dan bahkan tanpa serikat resmi. Pada dasarnya, kita hanyalah pemain yang berkelompok, tapi untungnya naik level dengan cepat, atau tidak kelompok dengan 40 lebih anggota ini tak akan terbentuk. [Naga Terbang], [Praha], dan [Amarah Pahlawan] telah menetap di Ba Huang. Sumber daya dan anggota mereka jauh di atas kita. Jadi, kita harus bekerja keras untuk saat ini sehingga bisa naik ke puncak.”
Wang Jian mengangkat kepala dan mengeluh.
“Bos, apa anda seorang reporter baru? Jangan bilang hal yang tak berguna, bahkan Xiao Yao Zi Zai sekarang pun belum hidup lagi, apa yang harus kita lakukan?”
Li Mu berdiri, memegang pedang panjangnya, dan berucap.
“Yan Zhao dan kelompoknya mungkin sudah hidup sekarang ini, dan akan banyak orang-orang [Praha] yang datang ke sini. Apa yang harus kita lakukan sudah jelas, kembali ke kota dan menghindari mereka. Karena monster bos sudah terbunuh, aku tak ingin berhadapan dengan Yan Zhao lagi!”
“Baik, mari!”
Kelompok tersebut mengeluarkan gulungan kembali dan berubah menjadi kilatan saat menggunakannya.
Aku belum berani untuk hidup. Mungkin saja masih ada anggota dari Keluarga Jenderal di sekitar dan membunuhku untuk kedua kali.
“Jangan khawatir dan hiduplah. Ha ha!”
Dari semak-semak, sebuah sosok anggun mendekat ke mayatku. Ternyata adalah Qing Qian. Dia mengedipkan mata.
“Aku sudah mengintai daerah ini, semua dari Para Jenderal telah pergi. Hiduplah.”
Sha!
Setelah berhasil hidup, segera kugunakan [Sembuh] untuk diri sendiri. Darahku penuh lagi! Juga aku menelan sebuah [Pil Tujuh Bintang] agar memulihkan MP-ku juga. Kemudian menoleh ke Qing Qian dan tertawa.
“Oh, Qing Qian, kebetulan sekali!”
Dia juga tertawa.
“Ya, sangat kebetulan! Mau makan malam bersama?”
“Nah, aku adalah pelajar dalam sastra kuno, jadi cukup sibuk,” jawabku sambil menggeleng.
“Baiklah ...,” Qing Qian menatap lekat, lalu menambahkan, “Xiao Yao, aku berterima kasih atas bantuanmu. Tanpamu, [Praha] akan kehilangan jarahan bos ini. Aku tak menyangka kalau Para Jenderal sekuat ini, dan kami hanya membawa pemain lemah. Hampir saja disapu habis ....”
“Ya, aku cuma berencana untuk membantu sedikit, tapi tak kukira bahwa Wang Jian akan menyerang, dan tak sengaja peliharaanku membunuhnya. Ah, sekarang aku sudah bermusuhan dengan mereka, semakin sulit untuk ke Ba Huang,” ucapku lemah.
“Jadi, bergabunglah dengan kami di [Praha], pintu serikat selalu terbuka untukmu!” terdengar suara baru dari belakang.
Dari atas lereng, seseorang dengan pedang panjang datang mendekat. Dia adalah Pak Yan Zhao. Sungguh, pemain yang hebat, membuat jurus sendiri, atau mungkin saja adalah ahli pedang di kehidupan nyata.
Yan Zhao tiba di sebelahku, dan si kembar Yue Weng Liang juga tersenyum.
“Ya, Saudara Xiao Yao, kau sangat dekat dengan Qing Qian, bergabunglah dengan kami di [Praha]! Maka kau dan dia bisa bersama, bagus, bukan ....”
Beberapa orang dari [Praha] bersorak.
“Ha ha! Bersama! Berdua!”
Wajah Qing Qian merah padam dan mengayunkan belatinya.
“Satu kata lagi keluar akan kubunuh kalian semua!”
Mereka hening.
“Terima kasih sudah mengajak, Yan Zhao, tapi benar-benar tak bisa bergabung dengan serikat mana pun. Aku terbiasa bermain sendiri,” ucapku sembari memegang tombak kuno.
Yan Zhao meluruskan badan, menatapku, dan berkata.
“Zi Zai, aku mengerti maksudmu, tapi ... tapi di dunia ini kau tak bisa berkelana sendirian. Seseorang akan merasa kesepian cepat atau lambat. Aku masih berpikir bahwa kau harus bergabung dengan kami. Aku bisa ... aku bisa, setelah serikat benar-benar terbentuk, kau bisa menjadi seorang petinggi. Bagaimana?”
Aku tertawa kecil.
“Tidak, terima kasih. Aku tak akan bergabung serikat mana pun. Kecuali ... kecuali teman-teman lamaku ikut bersama dan kami akan menaklukkan <Kismat>!”
“Teman-temanmu?” Yan Zhao terlihat kaget, “Kau punya studio? Atau serikat?”
(PA: Studio yang dimaksud di sini bukan seperti studio tempat rekaman atau apa, tapi mungkin adalah istilah untuk tempat berkumpulnya pemain dan bisa tinggal bersama di sana. Semoga saja ada pembaca yang paham, karena saya bukan pro gamer)
“Studio.”
“Apa namanya? Tak peduli apakah dari <>, <>, atau bahkan <>. Informasiku cukup luas, jadi studio besar atau serikat dari kebanyakan permainan aku tahu. Katakan yang mana.”
“Zhan Long ...,” aku merasa sedikit malu.
Yan Zhao terdiam dan berpikir sebentar.
“Huk, huk. Aku benar-benar tak mengingat studio ini, tapi siapa sangka ada pemain sehebatmu, kau punya potensi besar. Bagaimanapun juga, aku akan mempertimbangkannya atau mungkin menunggu hingga anggotamu kembali bersama, lalu bergabung dengan kami. Itu akan sangat bagus. Dengar, Qing Qian juga dekat denganmu, dan saat bersama kami, dia selalu membicarakanmu, si dukun ahli pedang, juga ...,” Yan Zhao pelankan suara, “Dia belum punya pacar, dan ibunya selalu memintaku agar mencarikan!”
Tawaku menjadi lepas.
Wajah Qing Qian pucat pasi dan dengan nafsu membunuh yang besar berkata.
“Kau paman sialan, apa ingin mati!?”
Yan Zhao tertawa, lalu lambaikan tangan ke kamera.
(PA: oke, kalimat ini saya ubah sedikit)
“Nah, aku tak bermaksud untuk mati. Baiklah, aku harus pergi, kalian berdua tinggal dan lanjutkan pembicaraan. Oh, satu lagi, Xiao Yao, jika ada waktu, bisakah menyediakan beberapa pil MP tingkat tinggi untuk kami? [Praha] selalu mendapat tantangan di daerah berbeda dalam peta. Kami akan membeli semua pil yang kaupunya ....”
“Baiklah,” anggukku.
Yan Zhao mengajak orang-orangnya pergi dan sebelum dia keluar dari jarak dengar, aku berteriak.
“Paman Yan Zhao, tunggu!”
“Ada apa?” tanyanya.
Kugesekkan tangan dan tersenyum.
“Itu ... saya ingin bertanya tentang kombinasi anda, bagaimana cara membuatnya? Saya sudah berusaha selama ini, tapi tak berhasil jua.”
Wajahnya kosong, kemudian tersenyum.
“Itu ... tunggu hingga kau bergabung dengan [Praha]. Akan kuberi tahu.”
Dasar, masih saja menyimpan rahasia.
Aku tak sanggup berkata apa-apa, si Yan Zhao ini sangat pelit. Biarlah, lambat laun laun kuatasi sendiri. Aku tak butuh bantuan!
Berbalik melihat Qing Qian dan mengacungkan tangan.
“Ayo, kembalikan [Tanaman Angin Dingin]. Aku akan membuat beberapa pil MP level 4.”
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 31 – Pertemuan Harian
Kemampuan bertarung Jenderal Wang Jian bagai langit dan bumi dibandingkan Liu Ying. Serangannya secepat kilat, tak menyisakan ruang bagi pemain lain untuk bisa mengelak. Tak hanya itu, serangan kombinasi level 3-nya datang dari tiga sudut berbeda! Luar biasa! Beginilah caramu untuk mengatasi musuh!
Saat yang sama, lebah mautnya juga terbang ke arahku, habis sudah!
Kulihat setiap kemampuan, [Sembuh] dan [Hemostasis] masih dalam penenangan. Tak mungkin bagiku untuk bisa memulihkan di antara tiap serangan Wang Jian. Serangan kombinasi level 3 digabung dengan serangan Lebah Mautnya, pasti langsung membuat darahku jadi habis. Baik. Nyawa dibayar nyawa. Kusembunyikan Bobo Cilik dan ketika Wang Jian membunuhku, Bobo akan membunuhnya pula.
Jenderal Wang Jian gertakkan gigi.
“Kau dukun kecil, matilah!”
-312!
-298!
-334!
Sebenarnya, dua serangan pertama Wang Jian sudah membunuhku. Inilah perbedaan antara level kami. Lawanku memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam kekuatan serangan, sedang aku tersendat pada pertumbuhan pelan, tapi setidaknya bisa menyembuhkan diri daripada menenggak ramuan darah terus menerus. Dalam kesakitan, tubuhku rebah ke belakang, tapi sesaat sebelum mati, kupanggil Maharaja Lebah milikku, dan menggunakan kombinasi tiga serangan mengarah ke dada Wang Jian!
“Apa ini!?”
Melihat Bobo Cilik yang imut-imut, namun ganas, Jenderal Wang Jian tercengang terhadap tiga angka kerusakan yang muncul di depan dadanya.
-355!
-327!
-712!
Astaga, meskipun aku mati, tapi tak apa! Serangan terakhir Bobo merupakan serangan gawat! Ah, ini baik. Jika pun Wang Jian punya dua kehidupan, tetap tak akan bertahan dari itu. Kalau tahu ini akan terjadi, sudah kukirimkan Bobo menyerang seketika Wang Jian mendekat, hanya butuh sebuah kombinasi bagi Bobo untuk menghancurkannya.
Shua.
Aku menjadi wujud ruh, muncul di dalam pemakaman. Kuperiksa apa yang terjatuh. Sepertinya tidak ada perlengkapanku yang jatuh, hanya hilang tiga perlengkapan putih dan dua bundel [Tanaman Angin Dingin]. Ah, rugi, tapi Wang Jian juga tewas. Seluruh keluarga Jenderal telah musnah, jadi mereka tak akan bisa memungut barang-barangku. Ayo kembali dahulu, melihat jika ada kesempatan untuk hidup lagi.
Setelah berlari selama tujuh menit, aku tiba di mayatku.
Angin berhembus melewati pohon pinus dan aku masih tetap berdiri di sana. Tak berani untuk hidup lagi, karena tak jauh di sana ada Jenderal Li Mu, Wang Jian, dan Bai Qi! Wah, Wang Jian ternyata sudah hidup lagi! Dia duduk di atas mayatku, menyesap sebuah ramuan darah.
“Si bangsat Xiao Yao Zi Zai ini merusak rencana kita!” Wang Jian menendang kaki mayatku dan berucap marah, “Jika dia tidak memulihkan darah Yue Qing Qian di saat akhir, kita pasti mendapatkan perlengkapan setingkat bos!”
Li Mu melihatku sekilas, dan berkata.
“Kau tahu, Xiao Yao Zi Zai adalah satu dari dukun teratas Ba Huang. Juga, dia merupakan Alkemis tingkat atas. Beberapa kali bertransaksi dengan Yue Qing Qian, mungkin saja mereka sudah mengikat pertemanan. Jika itu benar, menolong Yue Qing Qian bisa dimaafkan.”
Dahi Wang Jian berkerut.
“Bos, apa maksud anda?”
Li Mu tersenyum tipis.
“Di seluruh Kota Ba Huang, tak banyak dukun berlevel tinggi atau mendapat kenaikan dari pelatih dukun, tapi Xiao Yao melakukannya! Lebih dari itu, dia berlevel 4 dalam [Alkemis] dan [Pemetikan Herbal]. Bukankah kita membutuhkan orang seperti ini? Kupikir kau harus meredam amarah dan mempertimbangkan baik-baik akan perkembangan masa depan keluarga kita.”
Wang Jian tetap bergumam, tapi tak bersuara sedikit pun.
Di sebelah, pemanah yang berumur 50 tahun dengan busur besarnya sedang duduk di atas rumput dan berkata.
“Kau bocah seharusnya berpikir baik-baik. Apa kau kira setelah menang melawan [Praha] hari ini itu artinya kita lebih kuat dari mereka? Salah. Kali ini mereka cuma membawa 70 pemain, namun masih punya ribuan di Ba Huang. Kita? Tenaga utama hanya kita berempat dan jika pun menambahkan semua sanak keluarga dan teman-teman, tak sampai 40 pemain. Kita tak ada apa-apa dibandingkan [Praha]. Kemenangan hari ini cuma nasib baik, nyatanya kita kalah.”
Li Mu mengangguk.
“Ya. Melihat situasi jangka panjang, kita tak cukup uang, pemain, dan bahkan tanpa serikat resmi. Pada dasarnya, kita hanyalah pemain yang berkelompok, tapi untungnya naik level dengan cepat, atau tidak kelompok dengan 40 lebih anggota ini tak akan terbentuk. [Naga Terbang], [Praha], dan [Amarah Pahlawan] telah menetap di Ba Huang. Sumber daya dan anggota mereka jauh di atas kita. Jadi, kita harus bekerja keras untuk saat ini sehingga bisa naik ke puncak.”
Wang Jian mengangkat kepala dan mengeluh.
“Bos, apa anda seorang reporter baru? Jangan bilang hal yang tak berguna, bahkan Xiao Yao Zi Zai sekarang pun belum hidup lagi, apa yang harus kita lakukan?”
Li Mu berdiri, memegang pedang panjangnya, dan berucap.
“Yan Zhao dan kelompoknya mungkin sudah hidup sekarang ini, dan akan banyak orang-orang [Praha] yang datang ke sini. Apa yang harus kita lakukan sudah jelas, kembali ke kota dan menghindari mereka. Karena monster bos sudah terbunuh, aku tak ingin berhadapan dengan Yan Zhao lagi!”
“Baik, mari!”
Kelompok tersebut mengeluarkan gulungan kembali dan berubah menjadi kilatan saat menggunakannya.
Aku belum berani untuk hidup. Mungkin saja masih ada anggota dari Keluarga Jenderal di sekitar dan membunuhku untuk kedua kali.
“Jangan khawatir dan hiduplah. Ha ha!”
Dari semak-semak, sebuah sosok anggun mendekat ke mayatku. Ternyata adalah Qing Qian. Dia mengedipkan mata.
“Aku sudah mengintai daerah ini, semua dari Para Jenderal telah pergi. Hiduplah.”
Sha!
Setelah berhasil hidup, segera kugunakan [Sembuh] untuk diri sendiri. Darahku penuh lagi! Juga aku menelan sebuah [Pil Tujuh Bintang] agar memulihkan MP-ku juga. Kemudian menoleh ke Qing Qian dan tertawa.
“Oh, Qing Qian, kebetulan sekali!”
Dia juga tertawa.
“Ya, sangat kebetulan! Mau makan malam bersama?”
“Nah, aku adalah pelajar dalam sastra kuno, jadi cukup sibuk,” jawabku sambil menggeleng.
“Baiklah ...,” Qing Qian menatap lekat, lalu menambahkan, “Xiao Yao, aku berterima kasih atas bantuanmu. Tanpamu, [Praha] akan kehilangan jarahan bos ini. Aku tak menyangka kalau Para Jenderal sekuat ini, dan kami hanya membawa pemain lemah. Hampir saja disapu habis ....”
“Ya, aku cuma berencana untuk membantu sedikit, tapi tak kukira bahwa Wang Jian akan menyerang, dan tak sengaja peliharaanku membunuhnya. Ah, sekarang aku sudah bermusuhan dengan mereka, semakin sulit untuk ke Ba Huang,” ucapku lemah.
“Jadi, bergabunglah dengan kami di [Praha], pintu serikat selalu terbuka untukmu!” terdengar suara baru dari belakang.
Dari atas lereng, seseorang dengan pedang panjang datang mendekat. Dia adalah Pak Yan Zhao. Sungguh, pemain yang hebat, membuat jurus sendiri, atau mungkin saja adalah ahli pedang di kehidupan nyata.
Yan Zhao tiba di sebelahku, dan si kembar Yue Weng Liang juga tersenyum.
“Ya, Saudara Xiao Yao, kau sangat dekat dengan Qing Qian, bergabunglah dengan kami di [Praha]! Maka kau dan dia bisa bersama, bagus, bukan ....”
Beberapa orang dari [Praha] bersorak.
“Ha ha! Bersama! Berdua!”
Wajah Qing Qian merah padam dan mengayunkan belatinya.
“Satu kata lagi keluar akan kubunuh kalian semua!”
Mereka hening.
“Terima kasih sudah mengajak, Yan Zhao, tapi benar-benar tak bisa bergabung dengan serikat mana pun. Aku terbiasa bermain sendiri,” ucapku sembari memegang tombak kuno.
Yan Zhao meluruskan badan, menatapku, dan berkata.
“Zi Zai, aku mengerti maksudmu, tapi ... tapi di dunia ini kau tak bisa berkelana sendirian. Seseorang akan merasa kesepian cepat atau lambat. Aku masih berpikir bahwa kau harus bergabung dengan kami. Aku bisa ... aku bisa, setelah serikat benar-benar terbentuk, kau bisa menjadi seorang petinggi. Bagaimana?”
Aku tertawa kecil.
“Tidak, terima kasih. Aku tak akan bergabung serikat mana pun. Kecuali ... kecuali teman-teman lamaku ikut bersama dan kami akan menaklukkan <Kismat>!”
“Teman-temanmu?” Yan Zhao terlihat kaget, “Kau punya studio? Atau serikat?”
(PA: Studio yang dimaksud di sini bukan seperti studio tempat rekaman atau apa, tapi mungkin adalah istilah untuk tempat berkumpulnya pemain dan bisa tinggal bersama di sana. Semoga saja ada pembaca yang paham, karena saya bukan pro gamer)
“Studio.”
“Apa namanya? Tak peduli apakah dari <>, <>, atau bahkan <>. Informasiku cukup luas, jadi studio besar atau serikat dari kebanyakan permainan aku tahu. Katakan yang mana.”
“Zhan Long ...,” aku merasa sedikit malu.
Yan Zhao terdiam dan berpikir sebentar.
“Huk, huk. Aku benar-benar tak mengingat studio ini, tapi siapa sangka ada pemain sehebatmu, kau punya potensi besar. Bagaimanapun juga, aku akan mempertimbangkannya atau mungkin menunggu hingga anggotamu kembali bersama, lalu bergabung dengan kami. Itu akan sangat bagus. Dengar, Qing Qian juga dekat denganmu, dan saat bersama kami, dia selalu membicarakanmu, si dukun ahli pedang, juga ...,” Yan Zhao pelankan suara, “Dia belum punya pacar, dan ibunya selalu memintaku agar mencarikan!”
Tawaku menjadi lepas.
Wajah Qing Qian pucat pasi dan dengan nafsu membunuh yang besar berkata.
“Kau paman sialan, apa ingin mati!?”
Yan Zhao tertawa, lalu lambaikan tangan ke kamera.
(PA: oke, kalimat ini saya ubah sedikit)
“Nah, aku tak bermaksud untuk mati. Baiklah, aku harus pergi, kalian berdua tinggal dan lanjutkan pembicaraan. Oh, satu lagi, Xiao Yao, jika ada waktu, bisakah menyediakan beberapa pil MP tingkat tinggi untuk kami? [Praha] selalu mendapat tantangan di daerah berbeda dalam peta. Kami akan membeli semua pil yang kaupunya ....”
“Baiklah,” anggukku.
Yan Zhao mengajak orang-orangnya pergi dan sebelum dia keluar dari jarak dengar, aku berteriak.
“Paman Yan Zhao, tunggu!”
“Ada apa?” tanyanya.
Kugesekkan tangan dan tersenyum.
“Itu ... saya ingin bertanya tentang kombinasi anda, bagaimana cara membuatnya? Saya sudah berusaha selama ini, tapi tak berhasil jua.”
Wajahnya kosong, kemudian tersenyum.
“Itu ... tunggu hingga kau bergabung dengan [Praha]. Akan kuberi tahu.”
Dasar, masih saja menyimpan rahasia.
Aku tak sanggup berkata apa-apa, si Yan Zhao ini sangat pelit. Biarlah, lambat laun laun kuatasi sendiri. Aku tak butuh bantuan!
Berbalik melihat Qing Qian dan mengacungkan tangan.
“Ayo, kembalikan [Tanaman Angin Dingin]. Aku akan membuat beberapa pil MP level 4.”
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!