Zhan Long Bagian 23 - Dia Milikku
Pukul 8 malam, di bar kampus.
Musik ringan dimainkan dalam bar, menjadikan suasana lebih tenang. Bar merupakan tempat kebanyakan mahasiswa bersantai setelah kerja keras seharian, dan tentu saja, juga banyak mereka yang ke sini untuk mencari cinta.
Aku tak tertarik akan cinta, karena Wan Er, yang duduk di depanku, menatap dengan mata besarnya. Mata yang indah.
Menaruh gelas, aku berkata.
“Nona, saya akan pergi jika anda terus menatap ....”
Wan Er mengerucutkan bibirnya dan bertanya lagi.
“Apa kau benar-benar mendapat cincin perunggu? Kau tak bohong, bukan?”
“Saya tidak bohong!” aku mengangguk dalam.
Dengan wajah bersungut, dia melihat ke Cheng Yue, yang di sebelah dan bergumam.
“Yue ... mengapa dia ini beruntung sekali? Bagaimana mungkin dia mendapatkan cincin perungu dengan 12 ketahanan, 7 serangan? Ah, mengapa?”
Cheng Yue tersenyum ringan.
“Mungkin karena Xiao Yao ganteng ....”
“Apanya yang ganteng? Dia seperti Bi Fu Jian.”
Setelah beberapa lama, Wan Er meneruskan.
“Oh, ya ... kuliah akan dimulai dua hari lagi, jadi, akan ada pesta dansa sambutan besok malam. Cheng Yue dan aku mendapat undangan. Xiao Yao, kau datang juga, untuk mengenali teman-teman sekelas.”
“Pesta dansa?” kubelalakkan mata, “Saya tidak bisa berdansa ....”
“Tak masalah, kau hanya perlu hadir. Juga kudengar di sana ada makanan enak.”
“Ya, saya akan hadir.”
Kuseruput secangkir teh, dan bertanya.
“Nona, anda sudah memiliki Gulungan Fana, bukan?”
Dia mengangguk.
“Ya, EXP yang kudapat cukup banyak! Tiap jam akan menambahkan 5% dari EXP untuk level yang sekarang. Meski hanya diam seharian, aku hampir bisa menaikkan level.”
“Apa menurut anda hal ini juga diterapkan untuk level yang lebih tinggi?” tanyaku kemudian.
Cheng Yue tertawa.
“Tidak mungkin. Saat pemain mencapai level tinggi, maka perbedaan level antar kota ini dan kota lainnya akan sangat jauh, lalu apakah tidak mungkin pemain dari Kota Ba Huang dan Kota Jiu Li akan datang berbondongan? Oh, ya ... Xiao Yao, level berapa yang paling tinggi di kotamu?”
“Level 25, ahli pedang bernama Pejuang Yan Zhao, yang juga merupakan ketua serikat Praha.”
“Ah, jadi dia ...,” Wan Er membuka mulut namun malah tertawa.
Hal itu membuat bulu kudukku berdiri.
“Ada apa? Apa ada masalah dengan orang ini?”
Cheng Yue menjawab.
“Praha juga serikat di dalam <Taklukan>. Yan Zhao sudah berumur 50 tahun dan permainannya cukup bagus, tapi kelebihannya adalah kekuatan untuk mengajak orang bergabung ke dalam serikatnya. Karena dia, Praha yang hampir punah bisa dibangun lagi. Kau ada di Ba Huan, apa mungkin kau bergabung dengan Praha juga?”
Aku menggeleng dan tersenyum.
“Tidak dan untuk saat tidak ada rencana untuk bergabung dengan serikat manapun.”
Wan Er melihatku.
“Mengapa?”
Kubusungkan dada.
“Itu karena ... alasannya sederhana. Helm permainan ini adalah hadiah dari anda, jadi karena itu, saya menunggu kalian untuk mengajak saya bergabung. Di masa depan, saat anda membuat serikat, atau bergabung dengan serikat lain, saya akan mengikutinya.”
Setelah mendegar itu, Cheng Yue tertawa.
“Pemikiran bagus Xiao Yao. Aku memang ada rencana untuk membuat serikat, dan kau bisa bergabung denganku.”
“Tidak!” suara Wan Er lebih keras daripada biasa.
“Mengapa tidak?” tanya Cheng Yue.
“Karena ... karena dia adalah milikku!”
“Begitukah? Milikmu, ya ...,” Cheng Yue tertawa licik.
Kami tetap di bar hingga jam sepuluh. Setelah itu, kuantarkan kedua gadis cantik ini ke asrama mereka, dan berputar-putar di sekitar sana selema beberapa waktu. Setelah memastikan situasi aman, aku melompat ke atas pohon dan mengawasi sekeliling. Arah 15 derajat tenggara, seorang berpakaian hitam duduk di bangku yang ada di taman kecil. Kecuali kau memerhatikan dengan saksama, kau tak akan melihatnya.
Tak salah lagi, mereka adalah pengawal tersembunyi yang di atur oleh Lin Tian Lan demi putri terkasihnya, Wan Er. Dia pasti sangat kerepotan. Siapa yang tahu berapa banyak jumlah orang yang dia kirim ke kampus ini. Bagiku, menurut perintah Tian Lan, aku akan menjadi teman Wan Er, sekelas, dan juga pertahanan terakhir dia kampus. Karena itu, posisiku sangat penting.
Aku menghirup napas dalam. Satu kilometer dari ULH ada sebuah kantor polis, jadi sangat aman. Setidaknya, tak akan ada masalah untuk malam hari. Dua pengawal ini juga sangat waspada. Suasana di sekitar dua orang ini juga berbeda, mungkin mereka dari tim Pasukan Khusus. Dan pasti sudah pernah membunuh sebelumnya atau tidak, tak akan memancarkan aura yang demikian.
Sekembalinya ke asrama, aku segera tertidur. Nyenyak hingga pagi. Setelah bangun, aku segera membelikan sarapan untuk Wan Er dan Cheng Yue. Ketika berdiri di depan gerbang asrama, bu asrama menatap tajam dan mengucapkan satu kalimat.
“Bocah, jika kau berai menginjakkan kaki ke gedung ini, akan kupatahkan kakimu!”
Mau tak mau merinding juga aku mendengarnya, dan mulai mempertimbangkan cara yang baik untuk mengirimkan sarapan ini.
Beberapa menit kemudian, seorang gadis cantik turun. Dia adalah Cheng Yue, memakai rok merah muda. Dua kaki rampingnya sangat menarik mata di sinar mentari pagi.
“Apa yang kau belikan hari ini?” tanyanya dengan miringkan kepala.
Aku tersenyum.
“Roti kacang merah dan susu. Ini, silakan ....”
“Baik.”
Cheng Yue mengambilnya dan berkata.
“Xiao Yao, jangan lupa pesta dansa malam ini! Tunggu kami di sini jam 6 sore. Makan malam di pesta saja.”
“Baik ...,” aku mengangguk, “Kalau begitu, aku pergi.”
“Tunggu!”
“Ada apa?”
Dia tersenyum.
“Barusan, Wan Er bilang, saat kami mencapai level 30, kami akan ke Ba Huang dan menemuimu. Kami ingin tahu, masalah apa yang kau perbuat di sana.”
Aku merasa sedikit kikuk.
“Masalah ... masalah apa yang kau maksud? Aku hanya ... bermain mengikuti situasi di Ba Huang, tak ada yang salah dengan itu. Oh, iya ... siapa nama kalian? Aku akan bergabung saat masuk.”
“Tak perlu, saat kami ke sana, kau akan tahu setelah melihat kami.”
Tanpa menunggu tanggapan, dia segera lari ke atas, dengan sedikit terpaan angin, roknya tersingkap ... ah, ternyata juga merah mudah ....
Hari ini tujuanku adalah mencapai level 22. Setelah itu, aku akan mencari peruntungan, Lebah Maut. Meskipun punya segelnya, aku harus menemukan monsternya dahulu sebelum benar-benar bisa melakukan penyegelan. Walaupun dukun ahli pedang, seranganku tak cukup, jadi membutuhkan peliharaan yang hebat untuk menutupi kelemahan ini.
Saat masuk ke permainan, aku berada di pusat sasaran, dan segera pergi. Aku punya ratusan ramuan level 3 Tujuh Bintang di dalam tas, yang mampu memulihkan 200 MP dan ini lebih dari cukup.
Di gerbang utara Kota Ba Huang, dekat hutan, seekor Kelelawar Vampir berkeliaran. Kelelawar kecil yang ada dekat kota memiliki level terendah, dan serangan mereka juga paling lemah dari yang lain.
Aku mendekatinya. Si kelelawar segera menyerang dengan serangan penghisap darah, tapi hanya mengurangi darahku sebanyak 12. Kuangkat tangan dan melakukan Sembuh.
+12
Darahku penuh kembali, dan saat yang sama aku mendapat 1 EXP. Dengan membiarkan Kelelawar Vampir ini menyerangku berulang, aku bisa menggunakan Sembuh untuk mendapatkan lebih banyak EXP bagi jurus ini. Mengulangi cara ini dalam sejam atau lebih, Sembuh dan Hemostasis akhirnya mencapai level 3. Pada level ini, Sembuh akan memulihkan 450 HP, yang merupakan nilai maksimalku. Sedangkan Hemostasis memulihkan 150 HP, yang sudah cukup untukku.
Selama masa latihan ini, banyak pemain yang melihatku kasihan, dan menggelengkan kepala mereka.
“Lihat, dukun itu. Dia benar-benar bodoh. Bahkan tak membalas melawan kelelawar!”
“Dia benar-benar tolol.”
“Sayang sekali, padahal dia cukup tampan.”
Setelah menyudahi misi ini, dengan lancar aku membunuhi semua kelelawar yang mengganggu dengan, dan beristirahat di bawah pohon. Mulai kubuka forum, untuk mencari keberadaan Lebah Maut. Tak lama, mataku mendarat di sebuah nama dalam peta – Perumputan Beracun.
Perumputan Beracun berada di tenggara Ba Huang, sekitar 15 menit lebih untuk ke sana, dan dihuni oleh monster level 22-25. Kemarin, ada sekelompok pemain yang ke sana, dan mengatakan kalau monster utama di padang rumput tersebut adalah tawon. Jadi kemungkinan di sana juga ada Lebah Maut. Baiklah, berangkat.
Kubeli bekal, memperbaiki perlengkapan, dan siap untuk ke sana. Pengelanaan seorang petualang dimulai!
Aku berjalan mengikuti jalan kecil. Setelah 10 menit lebih, terlihat hutan yang diterangi cahaya matahari dan juga sayup-sayup terdengar suara dengungan. Sepertinya aku telah tiba di Perumputan Beracun.
“Ah, kawan, lari! Sialan! Mereka ini sangat ganas!”
Tiba-tiba aku mendegar teriakan dari depan dan melihat seorang pemanah elf yang membawa busur besar, terbang keluar dari hutan, tapi tepat di belakangnya ada seekor tawon besar, sebesar baskom. Sengatan lebah tersebut menyerang si elf dua kali berturut-turut dan dua kerusakan muncul
-120
-240
Serangan kombinasi tersebut membunuh si elf saat itu juga. Setelah kematiannya, tawon tadi kembali ke dalam hutan. Di sana juga ada seorang pengamuk dengan kapaknya, lari menyelamatkan diri dengan wajah bingung.
“Apaan? Siapa bilang monster di sini sasaran empuk? Dukun kami bahkan tak sanggup menanggulangi kerusakan! Bagaimana ini!”
Setelah berkata demikian, dia tiba-tiba berhenti, dan api muncul di kapaknya. Lalu berteriak.
“Kapak Api!”
Pam!
Tawon yang memburunya terlempar ke belakang dan menerima 221 kerusakan. Pengamuk ini berlevel 10 Kapak Api. Jurus ini menambahkan kerusakan api pada serangan berikutnya, tapi darah si tawon masih tersisa 70%. Sengatnya tiba-tiba bersinar – sebuah sinar segi enam keemasan. Ini terlihat familier. Oh, serangan kombinasi level 3.
Seragam kombinasi level 3 dapat menyerang 2-3 kali, dan kali ini berhasil melakukan ketiga-tiganya, yang menyebabkan kerusakan total 400. Si pengamuk, yang menambahkan semua nila pada kerusakan, hanya punya 300 HP dan langsung tewas. Dia berteriak saat menjelang itu. Levelnya turun dari 22 ke 21. Sayang sekali.
Masuk ke padang rumput, aku mengitari mayat-mayat ini, dan menghindari pemain di daerah ini. Aku tak peduli dengan perkelompokan. Aku akan masuk ke dalam Perumputan Beracun sendirian. Aku punya jurus yang bisa menyembuhkan dan punya serangan yang cukup kuat. Satu lawan satu menghadapi tawon tak akan jadi masalah.
hahaha. nice translate, tq.
BalasHapusterima kasih, sob. sama-sama.
Hapus