Menentang Kayangan Bab 1 - Yun Che, Xiao Che
Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 1 – Yun Che, Xiao Che
Kesadaran Yun Che perlahan pulih.
Apa yang terjadi? Aku masih hidup? Bagaimana bisa? Aku sangat yakin kalau melompat ke dalam Jurang Ujung Awan! Entah mengapa, tubuhku tidak sakit lagi ... bahkan tak merasakan sedikit pun kesalahan? Bagaimana ini terjadi?
Yun Che tiba-tiba membuka mata dan segera duduk. Dia berada di atas sebuah tempat tidur yang nyaman, dengan spanduk merah tergantung di atasnya, membuat suasana seolah meriah.
“Ah! Xiao Che! Kau ... kau sudah bangun!”
Teriakan kecil seorang gadis terdengar dan gadis yang sama tiba di hadapannya.
Sekilas, gadis berpakaian serba hijau ini terlihat berumur lima belas atau enam belas tahun. Kulitnya putih bersih, dengan bibir menawan merah delima, dan hidung yang mungil. Sebuah kaget luar biasa memenuhi matanya yang jernih sebening genangan air musim semi. Wajahnya memancarkan kelembutan dan kehangatan. Semuda ini, dia sudah semenawan itu, siapa yang bisa membayangkan secantik apa dia di kemudian hari?
Menatapi gadis di dekatnya, Yun Che memperhatikan lebih baik dan secara tak sadar dua kata terucap dari bibirnya.
“Bibi Kecil?”
Gadis cantik ini mengangkat tangannya ke dahi Yun Che dan lega setelah itu. Dengan wajah ceria, di berkata.
“Syukurlah, panasmu sudah kembali normal. Kau membuatku sangat cemas. Xiao Che, apa kau baik-baik saja? Katakan bila ada yang masih sakit.”
Di hadapan gadis yang penuh perhatian itu, Yun Che kikuk menggelengkan kepala. Dia menatap kosong ke arah langit-langit.
“Istirahatlah di sini sebentar, aku akan memberitahukan kakek. Hari ini adalah milikmu! Saat kau pingsan, kakekmu cemas setengah mati dan sengaja menemui Tabib Seto untukmu.”
Gadis ini sangat tergesa sehingga tak melihat kesalahan pada keadaan Yun Che. Dia mendorong bahu Yun Che, mengisyaratkan untuk berbaring dan kemudian pergi.
Begitu pintu tertutup, Yun Che kembali duduk. Tangan memegangi kepala.
Ini merupakan kota yang terletak paling timur di salah satu Tujuh Kekaisaran di Benua Langit Dalam – Kota Awan Apung. Dan dia merupakan satu-satunya cucu dari Tetua Kelima di Klan Xiao – Xiao Che! Tahun ini berumur enam belas.
Itulah identitasnya saat ini.
Tiba-tiba, ingatannya tumpang tindih dengan ingatan yang selama dua puluh tahun lebih di Benua Awan Biru dan membuatnya kebingungan.
Jika aku adalah Xiao Che ... lalu mengapa aku memiliki ingatan tentang Benua Awan Biru?
Apa karena aku berpindah ke tubuh ini setelah mati di sana?
Tidak! Jelas aku adalah Xiao Che! Kamar ini sangat familier dan semua kejadian di masa kecil masih teringat olehku. Segala yang ada dalam ingatanku adalah pengalaman pribadi, tak mungkin mencuri ingatan orang lain!
Jadi, apa semua tentang Benua Awan Biru hanya mimpi? Dan setelah melompat ke dalam Jurang Ujung Awan, aku baru benar-benar terbangun?
Tapi ingatan tentang hidup di Benua Awan Biru sangat jelas ... bagaimana bisa kehidupan dua puluh empat tahun yang penuh dendam dan kebencian hanya sebuah mimpi!?
Apa yang sebenarnya terjadi!?
Yun Che ... Xiao Che yang kini tetap diam beberapa lama, perlahan mulai tenang dan menguatkan pikiran.
Hari masih sangat pagi, bahkan langit pun belum begitu cerah. Hari ini merupakan hari pernikahannya. Dua jam lalu dibangunkan oleh Bibi Kecil dan memakai jubah merah pernikahan. Makan bubur yang dibuatkan Bibi Kecil, lalu kehilangan semua tenaga di tubuhnya. Dia tak ingat apa-apa setelah itu.
Baru sekarang dia bangun.
Aroma aneh muncul dari mulutnya dan Xiao Che sedikit menjilatnya. Raut wajahnya kemudian berubah suram.
Ini ... Bubuk Pemusnah Jantung!
Selama kehidupan di Benua Awan Biru, dengan Permata Bisa Langit di tubuhnya, Yun Che mempelajari semua jenis racun yang ada di dunia dan bisa dikatakan bahwa tak ada racun yang tak dia ketahui. Dia bisa dengan segera mengetahui nama dan apa pengaruh dari racun hanya dengan bau. Saat yang sama, karena Permata Bisa Langit, tubuhnya sangat tahan. Racun apa pun tak akan mempan, seberapa mematikannya.
Bubuk Pemusnah Jantung dibuat dengan mencampurkan rumput jiwa dan goresan ungu dari pohon apel ceri. Jika diaduk ke dalam air, racun ini tanpa warna dan tanpa rasa. Seseorang akan kehilangan nyawa dalam sepuluh detik setelah racun masuk ke dalam tubuh, dan siapa pun tak akan mengetahui penyebab kematiannya karena racun tersebut juga tak berbekas.
Mata Xiao Che menjadi mendung dan segera paham apa yang terjadi.
Nyatanya, dia tidak pingsan, namun memakan bubur yang berisikan Bubuk Pemusnah Jantung, dan tewas keracunan! Dia terlahir di Benua Awan Biru, tapi setelah masuk ke Jurang Ujung Awan ... dia terlahir kembali ke dunia ini ke dalam tubuh yang telah mati!
Jika ada yang mendengar tentang ini, mereka akan menyangka kalau itu hanyalah dongeng lampau, dan Xiao Che pun akan percaya.
Sebentar ... jika benar demikian, maka tubuh ini seharusnya tak memiliki penawar racun. Bagaimana bisa dia selamat dari Bubuk Pemusnah Jantung, saat pemilik tubuh sebelumnya tewas baru-baru ini?
Rasa aneh muncul di tangan kiri. Xiao Che mengangkatnya dan terkejut menemukan ada sebuah cap hijau melingkar di telapaknya.
Bentuk, warna, dan ukuran ... sama dengan Permata Bisa Langit!
Sebelum melompat ke jurang, dia nekat menelan Permata Bisa Langit, tapi tak menyangka hal ini bisa terjadi. Cap yang ada di tangannya tak dinyana adalah Permata Bisa Langit dan memindahkannya ke dunia ini!
Tanpa sadar, Xiao Che menatapi Permata Bisa Langit dan berbisik.
“Permata Bisa Langit ....”
Begitu selesai mengucapkannya, cap hijau di telapak tangannya tiba-tiba mengeluarkan cahaya kehijauan. Tak lama, sedikit rasa pusing tiba dan dia menutup mata. Saat membuka kembali, seluruh dunia berubah hijau.
Dunia hijau ini luas dan lapang. Tak ada batas yang terlihat dan terdapat aroma dari Permata Bisa Langit di sana. Setelah menatap jauh, Xiao Che mengerti, bahwa dia memasuki dunia yang ada dalam Permata Bisa Langit.
Siapa sangka bahwa dalam Permata Bisa Langit terdapat dunia yang begitu luas dan lapang!? Yang tak terbayangkan lagi bahwa setelah menelan Permata Bisa Langit tanpa memikirkan akibatnya, Permata Bisa Langit ikut terkirim dan bahkan menjadi bagian dirinya.
Jika ada jalan masuk, pasti ada jalan keluar.
Xiao Che menutup mata dan memusatkan pikiran. Tiba-tiba dunia serba hijau tadi sirna dan saat membuka mata lagi, di hadapannya terpampang kamar yang sangat dia kenal.
Menatapi cap hijau pudar di telapak tangannya, Xiao Che perlahan tersenyum. Meskipun tak tahu mengapa hal ini terjadi, tak hanya dia terlahir kembali, tapi juga tetap mempertahankan ingatan dari dua kehidupan. Mungkin, kayangan tidak sanggup melihat penderitaan dua kehidupan ini, merasa kasihan, dan memberikan kesempatan sekali lagi.
Yun Che adalah korban dari penganiayaan oleh orang-orang terkuat di Benua Awan Biru. Walau akhirnya mati, dia mampu menggegerkan dunia; betapa menakjubkan dan luar biasanya hal tersebut! Bagaimanapun, saat ini tubuhnya hanyalah rata-rata, tidak, bisa disebut merupakan lambang kelemahan.
Di Benua Langit Dalam, kekuatan tenaga dalam sangat penting. Meski Xiao Che lahir di Klan Xiao, bahkan cucu dari orang terkuat, Tetua Kelima Xiao Lie, kekuatan tenaga dalamnya masih berada di tingkat satu rendah tenaga dalam alam, walau dia sudah mencapai umur enam belas tahun.
Latihan kekuatan ruhnya dimulai ketika berumur tujuh setengah tahun, memasuki Tenaga Dalam Rendah tingkat satu umur delapan, dan tidak meningkat selama delapan tahun kemudian. Dia menjadi bahan cemoohan di seluruh Klan Xiao.
Setelah itu, Xiao Lie mengundang tabib nomor satu di Kota Awan Apung, Tabib Seto, untuk memeriksa tubuhnya, dan sangat mencengangkan. Pembuluh tenaga dalam Xiao Che telah rusak sejak lahir. Sangat parah, hampir tak mungkin untuk dipulihkan. Dam keadaan ini, Xiao Che akan tetap berada di tingkat satu Tenaga Dalam Alam Rendah dan tak akan meningkat seberapa keras pun dia berusaha.
Walau dia berlatih mempertaruhkan nyawa, tenaga dalamnya tak akan meningkat selama hidup. Orang seperti ini bisa dikatakan paling rendah derajatnya di Benua Langit Dalam dan merupakan bahan tertawaan di Klan Xiao. Jika bukan karena kakeknya orang terkuat di Klan Xiao, yang juga bisa dibilang orang terkuat di Awan Apung, tak akan ada yang mau menanggapinya.
Klan Xiao merupakan satu dari tiga keluarga besar yang melatih cara tenaga dalam di Awan Apung dan memiliki entitas kuat yang tak terbatas. Dengan jumlah generasi muda yang besar, Xiao Che adalah keberadaan yang tak diperlukan. Walau nanti dia mati, tak banyak orang yang peduli. Tapi hari ini ada orang yang benar-benar membunuhnya dengan menggunakan racun mahal dan susah untuk didapat, Bubuk Pemusnah Jantung. Xiao Che sudah tahu alasannya.
Karena hari ini adalah hari pernikahannya dengan Xia Qingyue.
Xia Qingyue seumuran dengannya, enam belas tahun. Namun, di umur yang demikian, tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat sepuluh Tenaga Dalam Alam Rendah, hampir mencapai Tenaga Dalam Alam Lahir. Hanya dia, yang selama seratus tahun terakhir orang yang ada di Klan Xiao mampu mencapai tingkat demikian pada umur enam belas. Ada rumor, jika dia terus berkembang seperti ini, beberapa tahun kemudian akan menjadi orang pertama dalam sejarah Klan Xiao yang mencapai Tenaga Dalam Alam Bumi, atau bahkan Tenaga Dalam Alam Langit yang tak satu pun di Awan Apung pernah memilikinya selama ratusan tahun terakhir.
Yang lebih penting, dia tak hanya sangat pandai, tapi juga cantik luar biasa, dan dianggap gadis paling cantik di seantero Awan Apung. Semua pemuda di kota tersebut mengimpikannya. Jika Klan Xiao mulai mencari mempelai pria, panjang antrean menunggu cukup dari selatan hingga ke gerbang utara Kota Awan Apung.
Gadis yang berada di puncak kepintaran dan kecantikan di Awan Apung ini sebenarnya akan menikahi pemuda yang tak berguna dan tanpa masa depan. Siapa tahu berapa banyak orang yang merasa marah dan iri. Bunga seroja nan indah akan tertanam pada kotoran yang bahkan tak seorang pun peduli.
Mereka yang memiliki cinta sepihak terhadap Xiao Qingyue tentu saja memendam dengki dan benci terhadap Xiao Che. Terlebih lagi tak menyerah dan mencoba untuk membunuhnya diam-diam menggunakan racun. Saat Xiao Che memikirkan tentang itu, situasi ini tidak terlihat aneh sama sekali.
“Perempuan adalah sumber masalah,” Xiao Che turun dari tempat tidur, berdiri, dan bergumam.
Tapi ketika dia membayangkan kecantikan dan pesona Xiao Qingyue yang mampu menghancurkan sebuah kota, dia membuka mulut dan tertawa puas.
“Tetap, aku akan menikah dengan gadis seperti itu. Awal yang baik.”
semangat gan, b. linggisnya udah jauh banget :)
BalasHapussemoga aja ane tetap semangat, soalnya masih utamain ZL. atau utamain ini, jadiin ZL sampingan? hehe
Hapuspertanyaan yg sulit, keputusan ada ditangan anda. hohoho
HapusKalau begitu, ane bakal nikmatin saat-saat sekarang dulu. hingga suatu hari, sampai kenikmatan itu berakhir .... haha
Hapusbro, ane nerusin projek ente gimana?
BalasHapusNerusin yang Zhan Long atau Menentang Kayangan, bro?
Hapus