11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 21 November 2015

Menentang Kayangan Bab 3 - Nikahi Aku!

Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
PA: Di bab-bab sebelumnya, saya membuat nama Xia Qingyue menjadi Xiao Qingyue. Namun, nama yang benar adalah Xia Qingyue dan berasal dari Keluarga/Klan Xia.
---------------------------------------------------
Bab 3 – Nikahi Aku!

“Ah!”

Xiao Lingxi berteriak dan mundur. Jarinya menyentuh bibir, sementara mata indahnya terbuka lebar, dengan wajah merona pekat dari mulai leher.

“Kau ... kau ... menciumku lagi!”

“Bibi masih bereaksi seperti biasa,” Xiao Che dengan rasa tak bersalah terlihat seperti patah hati. “Waktu kecil, kita selalu bermain cium-ciuman. Saat-saat ini, kau selalu terkejut tiap kali aku mencoba untuk mencium.”

“Kau-kau-kau ... kau sudah tahu kalau itu waktu masih kecil!” wajah Xiao Lingxi memerah seperti mawar. “Kita sekarang sudah besar dan tak boleh bermain seperti dahulu lagi. Kau ... sebentar lagi akan beristri. Di masa datang, kau hanya boleh mencium istrimu!”

“Mengapa ....”

“Karena aku adalah bibimu!” Xiao Lingxi mengentakkan kakinya.

“Lalu ... apa yang terjadi kalau aku menciummu?” tersenyum nakal, Xiao Che mengusap dagunya.

“Maka ... kau harus menikahiku!” Xiao Lingxi angkat wajahnya sambil marah.

“Hei! Kau adalah bibiku, bagaimana bisa menikahimu ...,” suara Xiao Che merendah dan matanya melebar.

“Kau tahu itu! Jika sekali lagi mencium juga, kuadukan pada istrimu dan dia yang akan mengurusi selanjutnya. Hem, hem!” Xiao Lingxi melihat Xiao Che penuh kemenangan.

Suara Xiao Hong terdengar dari luar, “Tuan Muda, apa Anda siap? Sudah waktunya untuk menjemput mempelai wanita.”

“Ya, aku akan keluar sekarang,” melihat keadaan pakaiannya yang sekarang, Xiao Yao sudah siap untuk pergi.

Baru dua langlah, Lingxi menarik tangannya dan berkata dengan serius, “Xiao Che, sebelum pergi, ulangi janji kemarin, kata per kata, atau tak akan kulepaskan.”

Janji kemarin? Xiao Che berpikir sebentar sebelum berkata, “Baiklah ... setelah menikah dengan Xia Qingyue, aku tak akan lupa tentang Bibi Kecil hanya karena sudah punya istri. Aku tetap akan menghabiskan waktu sama banyak dengan Bibi Kecil seperti sebelum menikah, mendengar panggilannya, aku akan datang secepat mungkin. Sepertinya hanya itu.”

“He he, anak baik,” Lingxi tersenyum manis, tapi masih belum melepaskan tangan Xiao Che. “Namun, harus ditambahkan satu janji lagi. Meski Xia Qingyue menjadi istrimu, jangan sampai dia lebih penting dariku! Ulangi itu. Cepat, cepat.”

Xiao Che menatapi mata indah Lingxi dan berkata, “Jika kau menciumku, aku akan mengucapkannya.”

“Lalu ... nikahi aku.”

Xiao Che hanya terdiam tak berdaya.

“Tuan Muda, apa masih belum siap? Tidak baik jika harus sampai terlambat pada ‘waktu bahagia’,” Hong menekankan suaranya.

Sebelum Xiao Che membuka pintu, dia berbisik, “Aku tak bisa membuat janji demikian, karena di hatiku, kau sudah menjadi nomor satu. Meskipun ada seratus Xia Qingyue, dia tak akan mampu menyaingimu. Kau tak tergantikan.”

Seiring suaranya menghilang, Xiao Che membuka pintu.

Lingxi terdiam berdiri untuk beberapa lama. Sebuah lengkungan terbentuk pada bibir dan dengan cerianya keluar setelah itu. Tingkahnya seperti anak kecil yang diberi permen.

Begitu tiba di luar, kelompok mempelai pria sudah menunggu Xiao Che. Hong juga tersenyum ramah.

“Tuan Muda, silakan naik ke atas kuda. Dalam perjalanan, saya akan melindungi Anda sebisa mungkin ... tapi tentu, hari ini adalah hari besar Anda. Seharusnya saya tak perlu terlalu cemas karena hanya peruntungan yang akan menunggu untuk hari ini.”

“Sepertinya aku datang tepat waktu, apakah Saudara Xiao Che akan menjemput mempelainya sekarang? Selamat!”

Dahi Xiao Che mengernyit pada suara itu dan melihat dua orang muda berjalan mendekat. Orang yang bicara tadi berumur dua puluh tahun dengan ukuran tubuh sedang. Dia tampan dan juga gagah. Matanya bersih, wajah tenang, dan senyum cerah. Di belakangnya diikuti pula orang kurus yang lebih muda. Langkahnya tergesa di belakang si tampan.

Melihat mereka, Xiao Che tersenyum.

“Oh, Saudara Yulong dan Saudara Yang, apa kalian mengkhususkan diri ke sini hanya untuk mengantarkanku?”

Xiao Yulong adalah putra dari ketua Klan Xiao. Di umur dua puluh tahun, tak perlu disebut penampilannya, bakatnya pun bisa dikatakan paling atas di antara generasi muda Klan Xiao. Tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat tiga Tenaga Dalam Lahir. Dia adalah kebanggaan ayahnya, Xiao Yunhai, dan juga calon ketua klan berikutnya. Klan punya harapan besar dan berharap tidak terjadi apa-apa. Dia punya kualitas, tapi tak sombong. Selalu sopan dan baik pada setiap orang. Meski pada Xiao Che, yang di mata orang lain hanya sampah, Yulong tak pernah mencaci Xiao Che, malah tetap sopan dan baik. Tak hanya itu, dia juga sering menunjukkan wajah perhatian pada kerusakan pembuluh Xiao Che.

Xiao Che juga menyukai Yulong. Dia kagum dan berterima kasih atas kebaikan Yulong ... tentu, itu adalah perasaan Xiao Che yang sebelumnya.

Pemuda di belakang Yulong juga tidak boleh dipandang remeh. Dia merupakan cucu dari Tetua Kedua, Xiao Yang. Di umur sembilan belas tahun sudah mencapai tingkat sembilan Tenaga Dalam Dasar. Sejak kecil, dia selalu mengikuti Yulong ke mana pun dan menuruti perkataannya. Tapi, dia tidak berlaku baik pada Xiao Che seperti Yulong. Walau keduanya adalah cucu para tetua, dia akan mengabaikan atau bersikap angkuh di depan Xiao Che.

Sebagai cucu dari tetua, tidak hanya Xiao Che memiliki rumah sendiri, juga memiliki halaman yang terpisah. Selain kakek, bibi, dan teman baiknya, hanya sedikit orang yang benar-benar datang berkunjung. Saat ini, Yulong datang bersama Yang dengan tujuan untuk melihatnya pergi ke pernikahan.

“Ha ha, tentu,” Yulong mendekat dengan tawa besar. “Orang yang akan kaunikahi hari ini adalah permata terbaik Awan Apung. Tidak hanya menjadi acara besar bagi klan kita, tapi juga untuk Awan Apung. Karena kau akan menikahi orang terbaik di kota ini, aku, sebagai saudaramu turut bahagia. Tentu, juga diikuti rasa cemburu dan malu. Ha ha ha ha.”

Xiao Che juga tertawa, “Saudara Yulong pandai bercanda. Dengan bakat yang dimiliki Saudara Yulong, kau bisa memilih gadis sesukamu dari sekian banyak gadis yang ada di Awan Apung.”

“Saudara Che, lekas. Kami tak sabar untuk melihatmu membawa permata terbaik Awan Apung ke Klan Xiao,” kata Yulong dengan senyuman.

Xiao Che mengangguk dan segera duduk. Kelompok pengiring mempelai bergerak melewati halaman diikuti suara tabuh dan gong, langsung menuju rumah Klan Xia.

Di saat Xiao Che sudah menghilang dari pandangan, senyum Yulong juga hilang dan wajahnya berubah gelap. Kemudian dia berbalik dan menampar keras wajah Yang.

“Dasar tolol!” ucapnya pelan.

Tamparan tersebut telak di pipi Yang dan membuat pipinya mulai bengkak. Yang segera saja berlutut di kaki Yulong.

“Saya ... saya benar-benar sudah memasukkan Bubuk Pemusnah Jantung ke makanannya dan juga mendapatkan kabar bahwa dia tak sadarkan diri. Saya juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi ...,” ucap Yang penuh rasa takut.

“Hem!” kening Yulong mengernyit dan wajahnya berubah. “Aku sudah menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan racun yang bahkan Tabib Seto pun tak punya penawarnya, tapi kau mengacaukan semuanya! Jangan bilang kauingin aku melihat Xia Qingyue menikahi si tak berguna Xiao Che?”

“Bos, bocah itu baru saja pergi. Kita masih punya kesempatan di perjalanan. Walau tak bisa bertindak langsung, kita masih bisa menghasut kelompok orang dari Klan Yuwen dan yang lain. Banyak pemuda bangsawan yang mendambakan Xia Qingyue. Mendengar pernikahan ini saja, sudah membuat gigi mereka ngilu. Jika kita bisa meyakinkan orang-orang ini untuk bertindak, pasti ....”

“Jika memang semudah itu, mengapa aku harus menghabiskan waktu untuk mencari Bubuk Pemusnah Jantung!” potong Yulong. “Xiao Che memang tak berguna, tapi kakeknya berada di tingkat sepuluh Tenaga Dalam Ruh. Siapa yang berani melawan? Juga, ayah Xia Qingyue tidak menentang pernikahan ini. Siapa yang berani terang-terangan menyinggung klan Xia dan Xiao Che? Meski pun bocah-bocah dari Klan Yuwen bergabung dengan bocah-bocah bangsawan, keluarga mereka pasti akan menghalangi. Dan apa kau tak lihat kalau si bajingan Xiao Hong ikut mengantarkan? Dengan adanya dia, bagaimana bisa ada masalah?” saat mengucapkan itu, Yulong mengepalkan tangannya sekuat mungkin.

Suara tulang bergemeretak bisa terdengar. Saat pertama kali dia melihat Xia Qingyue, semua perasaannya telah tertarik oleh gadis itu, seolah melihat bidadari. Sejak itu, dia memutuskan untuk bisa mendapatkan Xia Qingyue, tapi nyatanya sekarang Xiao Che yang akan menikahi gadis pujaannya. Tak ternyana betapa luapan kebenciannya pada Xiao Che dan tak sudi menerima pernikahan ini.

“Bos, sebenarnya Anda tak usah terlalu cemas,” Yang memperhatikan raut wajah Yulong dan bicara dengan hati-hati. “Coba pikirkan, dengan sifat yang dimiliki oleh Xia Qingyue, tidak mungkin dia akan menyukai Xiao Che. Alasan dia setuju untuk menikah karena persetujuan enam belas tahun lalu. Dan saat sudah menikah pun, tak mungkin membiarkan Xiao Che menyentuh walau seujung rambut pun. Setelah masuk ke dalam Klan Xiao, Anda akan punya kesempatan lebih untuk bisa bertemu dengan Xia Qingyue. Dibandingkan Xiao Che, bakat dan ketampanan Anda jauh lebih tinggi. Setelah beberapa watu, bagaimana mungkin Xia Qingyue tak terpikat? Dan saat demikian ....”

Mendengar perkataan Yang, wajah Yulong yang tadinya suram mulai tenang. Dia sentuh ujung hidung sambil berkata pelan, “Ucapanmu masuk akal juga ... sepertinya, walaupun gagal membunuh Xiao Che dengan racun, bukan hal yang buruk.”

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.