11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 31 Oktober 2015

Zhan Long Bab 38 - Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 38 – Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Jam 07.30 pagi.

Di bawah asrama putri, aku menunggu Wan Er dan Cheng Yue. Semalaman tidak tidur dan tubuhku terkena efeknya. Buku yang kubawa mungkin tidak berhubungan dengan mata kuliah hari ini, karena aku lupa dan sembarang ambil.

Beberapa menit kemudian, dua gadis cantik tiba dan mereka terlihat silau di mataku.

Wan Er berpakaian merah muda dengan jaket putih. Juga memperlihatkan bahu putihnya, membuat mata tertuju ke sana.

“Ada apa?” Wan Er mendekat dan tersenyum. “Matamu kelihatan merah. Apa tidak tidur tadi malam?”

“Ya, Nona. Mata anda juga terlihat demikian. Sudah level berapa sekarang?”

“Level 31, cukup kuat, bukan?”

“Ya, cukup kuat.”

Sebelum luring, aku sempat memeriksa papan peringkat. Pemain nomor satu masih Pejuang Yan Zhao, level 29. Seberapa cepat pun dia pelevelan, Wan Er masih lebih unggul. Juga, Pembunuh Qing Qian dan Wei Liang baru berlevel 27. Perbedaan level antara mereka cukup jelas.

“Ayo ke kelas, kita bisa tidur nanti.”

“Baik.”

Kami bertiga masuk bersamaan dan sengaja memilih tempat duduk di barisan tengah. Wan Er dan Cheng Yue duduk di dekat dinding, sedangkan di jalan masuk. Kukeluarkan buku tulis, meletakkan di depan wajah, dan langsung tidur. Di belakang kami, sekelompok pemuda memandangi Wan Er dan Cheng Yue. Ingin mendekat, tapi tak berani. Terpaksa melihat dari kejauhan.

Saat tertidur, terdengar suara bel dan aku terjaga.

“Sudah waktunya istirahat?”

“Belum, baru jam kedua,” ucap Wan Er di samping.

“Hem, kalau begitu tidur lagi.

Jam ketiga berakhir dan itu cukup lama bagiku. Setelah bangun, kuregangkan badan agar lebih baik. Saat itu, terdengar ribut-ribut dari luar.

“Ada apa?” tanya Wan Er heran.

“Entahlah. Mungkin ada orang terkenal di kampus ini yang datang ....”

“Oh, siapa yang ....”

Sebelum menyelesaikan ucapannya, seorang gadis berpakaian kaus hijau masuk ke dalam kelas. Cantik dengan tubuh proporsional. Wajahnya lumayan dan cukup menjadi bahan lamunan bagi banyak laki-laki. Aku berdiri sambil memandanginya, bukan arena dia cantik, tapi terlihat familier.

“Siapa itu?” beberapa pemuda di belakang bertanya.

Kacamata yang menjawab.

“Xu Yue, mahasiswi tahun dua di jurusan bisnis dan manajemen, juga termasuk dalam 10 gadis tercantik di ULH, peringkat ke-9.”

Aku tak menyangka dan firasatku mulai tak enak.

Benar, Xu Yue berjalan lurus mendekatiku.

“Apa kau Xiao Yao Zi Zai?” tanyanya dingin.

“Ada apa memangnya?” tanyaku balik.

“Bocah, kau berani juga,” katanya sambil tertawa.

Di belakangnya, beberapa laki-laki muncul. Salah seorang berpakaian serba bermerek, mulai dari baju hingga sepatu. Dia adalah si legendaris Liu Ying, berjuluk pemuda paling tampan di kampus ini.

Dia mendekati Xu Yue, memeluk, lalu mengecup bibirnya. Kemudian melihatku dan tertawa.

“Li Xiao Yao, bagaimana rasanya tidur di dalam gua?”

“Lumayan ....” jawabku.

Wajahnya berubah marah.

“Kau, bajingan! Diberi hati minta jantung! Apa kau masih ingin jadi pahlawan? Dengar, Xu Yue adalah milikku. Aku tak peduli tentang apa yang kaupikirkan. Jangan coba mendekatinya. Lihat dirimu di depan kaca. Apa kau kira pantas?”

“Liu Ying, kapan aku pernah berkata untuk mendekatinya? Dia ini ... bukan tipeku. Katakan apa yang kaumau, jangan berbelit-belit.”

Wajah Liu Ying semakin gusar dan menunjuk ke mukaku.

“Yang ingin kukatakan adalah jangan muncul lagi di hadapanku dan Xu Yue. Kau tidak pantas menghirup udara yang sama dengannya. Xu Yue adalah milikku. Paham?”

Para penonton terdiam. Mereka semua berpikir kalau aku mengejar Xu Yue, dan ketahuan. Kacamata juga menganggap demikian.

Saat aku tak bisa berkata apa-apa, tercium aroma wangi dari belakang dan Wan Er sudah berdiri.


“Oh? Apa dia benar tak cukup pantas bagi perempuan seperti Xu Yue? Kurasa dia cukup baik ....” setelah berkata demikian, dia berbisik padaku, “cepat ikuti.”

Aku sempat bingung, tapi segera mengerti. Kurangkul bahunya yang putih mulus. Ah, betapa bahagianya aku.

“Kau!”

Seluruh tubuh Liu Ying bergetar. Dia sengaja datang ingin mengejekku, tapi tak menyangka bahwa Wan Er akan membalasnya dengan taktik demikian. Walau Xu Yue cantik, tapi belum ada apa-apa dibanding Wan Er. Dengan bantuan ini, giliran Liu Wing dan Xu Yue yang tak Sanggup berkata apa-apa.

“Kau! Lihat saja nanti, Li Xiao Yao!” lalu menunjuk. “Temui aku di gerbang belakang sepulang kuliah, jika kau berani.”

Tantangan seperti itu, sudah lama tak mendengarnya.

“Kau masih belum mau melepaskan?” ucap Wan Er.

“Ehem, Nona,” kataku cepat menyingkirkan tangan.

“Hari ini kau berhutang padaku. Ingat itu.”

“Hem, saya akan mengingatnya.”

Cheng Yue yang dari tadi hanya memperhatikan mulai bersuara.

“Wan Er, kau tadi berani juga. Membela yang lemah dari penindasan.”

“Yue, jangan berkata seperti itu,” balas Wan Er.

“Xiao Yao, apa kau akan menemuinya nanti? Banyak yang ingin melihat,” tanya Cheng Yue.

“Mengapa aku harus pergi? Tubuhnya lemah karena sering mabuk-mabukan. Satu pukulan saja tak akan sanggup dia terima. Menantangku? Aku tak peduli sama sekali.”

“Oh, ya ... mengapa dia membencimu? Jika tak salah, ID-nya adalah Penguasa Barat dan bahkan punya sebuah serikat.”

“Hem, tadi malam kami bentrok.”

“Oh, begitu.”

Cheng Yue luring dengan ponselnya dan melihat forum.

“Waa!” teriaknya tiba-tiba. “Wan Er, lihat! Perlengkapan setara emas pertama sudah keluar dan bernama Pedang Kota Giok. Senjata untuk para pengguna pedang, seperti ahli pedang dan ksatria. Pasti menjadi senjata paling mahal saat ini! Aku ingin tahu siapa yang mendapatkannya. Hem, namanya ada empat kata.”

“Mana kutahu. Namaku cuma dua kata, apa mungkin Pejuang Yan Zhao?”
(PA: Pejuang Yan Zhao ditulis empat karakter dalam bahasa Cina.)

“Aku meragukannya ...,” bantah Cheng Yue cepat. “Sejak 2013, Serikat Praha mulai jatuh dan Yan Zhao berusaha untuk mengangkatnya lagi. Jika dia yang mendapatkannya, pasti akan menunjukkan namanya. Lihat, saat mendapatkan helm perunggu pertama, dia mengumumkan namanya ....”

Wan Er tiba-tiba tertawa ke arahku.

“Mengapa anda menertawai saya?”

“Aku cuma berpikiran ... kau tak mungkin seberuntung itu mendapatkan Pedang Kota Giok, walau namamu empat kata.”

“Hem, lihat nanti. Anda pasti akan terkejut saat saya menunjukkan pedang tersebut.”

“Baik, kita lihat nanti.

Tik.

Sebuah pesan masuk ke ponselku. Isinya adalah 100 keping emas yang kujual, dibeli seharga 1700 yuan. Dengan demikian, di rekeningku sudah terkumpul sebanyak 15.000 yuan sekarang.

Setelah makan siang dan mengantarkan dua orang cantik ini ke asrama, kuhubungi Song Han.

“Oh, Xiao Yao, ada apa?”

“Kau tahu kapan helm  versi dua Kismat akan dijual?”

“Sekitar seminggu lagi? Kenapa?”

“Aku sekarang berada di jalan masuk utara ULH. Ada yang ingin kuberikan.”

“Baik, tunggu 20 menit.”

“OK.”

Dua puluh menit kemudian, sepeda motor listrik yang sudah berumur lebih dari 10 tahun tiba. Itu adalah motor Song Han, lengkap dengan pemiliknya.

“Xiao Yao, ada masalah apa?” tanyanya setelah membuka helm.

Kuberikan dua kantung plastik.

“Ini, 15.000 yuan dan kau pasti punya 5.000 lagi. Saat helm baru dikeluarkan, beli 2 buah.”

“Ah, 15.000!” teriak Song Han senang. “Aku satu, K satu, tinggal Rubah. Zhan Long ada harapan untuk bangkit lagi!”

Aku mengangguk.

“Ya, saat helm keluar, beli. Lalu cari K dan Rubah. Cepat naikkan level atau nanti tertinggal terlalu jauh dan sulit untuk kelompok kita bisa bangkit.”

“Baik!”

Setelah dia pergi, aku tenang. Tujuanku setengah tercapai. Aku harus terus mencari uang dan membangun Zhan Long kembali.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.