Zhan Long Bab 28 - Empat Seni
Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 28 – Empat Seni
Malam bergolak telah berlalu.
Keesokan harinya, kampus menjadi ramai daripada biasa karena sebuah rumor. Intinya, tadi malam, “Si Tampan Liu”, anak kaya manja, kedapatan bermalam dengan seorang pelacur dan ditangkap polisi. Kelakuan tersebut membawa aib bagi keluarganya.
Meskipun akulah pemicu kejadian tadi malam, aku tetap diam dan merendah. Pembalasanku terlaksana tanpa halangan, dan tidak ada yang dapat menghubungkan jatuhnya Liu Ying denganku. Mungkin di mata para mahasiswa Universitas Liu Hua, aku, Li Xiao Yao, hanya orang lemah yang tidak berani melawan orang yang telah menginjak-injak martabatnya. Tapi, tidak masalah, bagaimana orang lain melihat tidaklah penting, sebaliknya, apa yang menjadi perhatian adalah ... hari ini, 1 September. Kelas sudah mulai!
Melihat jadwal kuliah hari ini, aku menggaruk kepala. Aku bertanya-tanya, kenapa aku bisa mendaftar di jurusan Sastra Cina?
Dua mata kuliah di pagi hari mengharuskan kami mempelajari [Perpustakaan Lengkap Empat Harta] (Kumpulan Buku Terbesar dalam Sejarah Cina) dan beberapa bagian dari Mencius. Membaca 2 buku ini, bagiku seperti bahasa Yunani; belum sampai satu halaman yang, kelopak mataku sudah mulai jatuh! Bagaimana aku bisa bertahan di pelajaran ini? Aku benci Mencius sekarang.
Di sebuah jalan kecil di taman kampus, aku berjalan bersebelahan dengan Wan Er dan Cheng Yue sembari membawa setumpukan buku. Aroma manis dari bunga osmanthus masuk ke hidung. Paling tidak, lingkungan taman kampus cukup menyegarkan, dan jumlah perempuan cantik di universitas ini sebanyak awan di langit. Tapi sekali lagi, mahasiswa yang kuliah di sini biasanya cukup berada, jadi mereka pasti punya waktu dan uang untuk dandan, tentunya pengertian mereka akan kecantikan lebih baik dibanding wanita perusahaan yang kutemui, mereka seperti bidadari dari surga. (Bab 1 - Wanita perusahaan)
Jam pelajaran pertama adalah tentang [Perpustakaan Lengkap Empat Harta]. Pelajaran berlangsung di sebuah ruang kelas besar, dengan beberapa ratus mahasiswa belajar bersama. Wan Er dan Cheng Yue adalah mahasiswa nilai A, jadi seperti pengawal yang patuh, aku ikut bersama mereka duduk di baris depan. Ketika mereka duduk di baris depan, suara ribut keras terdengar dari belakang. Kelihatannya, banyak laki-laki yang ikut maju, berharap dapat melihat sekilas sosok wanita tercantik nomor 1 dan 2 Universitas Liu Hua.
Punggungku serasa dingin, hasil dari tatapan iri orang-orang di belakang. Tapi, dosen tersenyum ceria, berpikir bahwa ajarannyalah penyebab meluapnya para mahasiswa tersebut. Dia sama sekali tidak tahu kalau ini adalah kekuatan dari dua wanita cantik, kalau tidak kelas ini tak akan sampai 100 orang.
Kutopangkan dagu dengan tangan, dan mulai mengantuk, tidak sabar menanti siang hari agar aku bisa bermain <Kismat> lagi. Sudah cukup lama aku tak bermain, semoga perbedaan levelnya tidak terlalu besar.
Bangbang.
Di tengah suara samar, Wan Er menyenggol dengan sikunya beberapa kali, tersenyum manis padaku selagi dosen mengatakan.
“Kamu yang di baris depan ini, tolong sebutkan empat buku yang ada di [Perpustakaan Lengkap Empat Harta]?”
Aku melompat, dan dengan penuh percaya diri, menjawab, “Apakah itu Guqin, catur, buku, dan lukisan? (Empat Seni)”
(D7: Guqin adalah sebuah alat musik tradisional Cina yang menggunakan senar)
Dosen terdiam sesaat.
Wan Er menggertakkan gigi, dan bergumam pelan.
“Bodoh, yang benar adalah politik, sejarah, filosofi, dan tulisan!”
Aku tiba-tiba mengerti apa yang tertulis di buku yang kubaca, dengan malu duduk kembali dengan pipi yang merah. Tak lama, setelah beberapa menit, aku tertidur lagi.
Setelah bertahan di pelajaran yang menyakitkan, aku segera makan siang, dan kembali ke asrama. Waktunya bermain!
Sha!
Aku muncul lagi di Kota Ba Huang, dan melihat level. Masih level 22, dan pemain teratas yang berada di papan peringkat Kota Ba Huang, Pejuang Yan Zhao, sudah naik ke level 27. Orang gila itu, dia mungkin mau buru-buru naik ke level 40, dan menjadi orang pertama yang kenaikan untuk kedua kalinya. Ada rumor yang mengatakan bahwa jika sudah level 40, setiap golongan dapat mempelajari jurus serangan baru. Ini merupakan pemisah yang jelas bagi pemain, jadi tidak peduli seberapa bagus perlengkapan seorang pemain level 39, potensinya tidak akan bisa disandingkan dengan seorang level 40.
Melihat ke jendela peliharaan, Maharaja Lebah tidur dengan pulas, menungguku untuk memanggilnya keluar. Hem, jika aku memburu monster kuat sekarang, seharusnya tidak akan banyak masalah. Paling tidak, kekuatan seranganku lumayan, dan dengan bantuan lebah Super Saiyan mutu 97% ini, kekuatan seranganku pastinya lebih tinggi dari ahli pedang yang selevel denganku.
(D7 : Super Saiyan -> Referensi ke anime/manga Dragon Ball)
Kuperbaiki semua perlengkapan dan mengemas lusinan ramuan di persediaan, cukup untuk bertahan beberapa jam berburu monster secara intensif. Hem, aku perlu tujuan ketika memulai berburu. Tak bisa begitu saja membunuh monster, itu sangat bodoh. Oke, mari kita cari herbal level 4! Aku sudah bisa membuat ramuan dan pil level 4. [Pil Tujuh Bintang] hanya bisa memulihkan 200 mana, sedangkan [Pil Angin Dingin] dapat memulihkan 300 mana, jadi perbedaannya cukup jauh.
Rata-rata pemain sekarang di atas level 20. Untuk penyihir, serangan AOE level 20 mereka--- [Paku Batu] menggunakan 30 mana pada level 1, dan 90 mana pada level 3. Meskipun seseorang menggunakannya sehemat mungkin, satu kali [Paku Batu] menggunakan 90 mana. Melihat tingkat konsumsinya, untuk mempertahankan penggunaan [Paku Batu] dengan aman, mereka harus menggunakan [Pil Angin Dingin] yang memulihkan 300 mana, jika tidak, ada kemungkinan seorang penyihir akan kehabisan mana, dan seorang penyihir yang tidak bisa menggunakan sihir itu seperti bebek yang sedang duduk.
(D7: AOE adalah singkatan dari Area Of Effect – biasanya merupakan kategori jurus yang memiliki jarak/area/wilayah serangan luas, yang dapat mengenai lebih dari satu sasaran)
Membuka jendela kemampuan, kuperiksa bahan untuk pil level 4.
[Pil Angin Dingin] - Memulihkan 300 MP. Tanaman Angin Dingin x3, Tanaman Tujuh Bintang x1, Tungku Alkimia x2.
Hem, aku masih punya sisa sedikit Tanaman Tujuh Bintang, jadi hanya perlu Tanaman Angin Dingin saja. Di forum, aku mencari dan menemukannya setelah kurang lebih 10 menit. Seorang pembunuh level 22 tidak sengaja menemukan jejak tanaman tumbuh di hutan utara Kota Ba Huang. Namun, dia tidak punya keahlian Pengumpulan Tanaman dan kembali dengan tangan kosong. Hutan itu, sebutannya “Hutan Angin Dingin”, memiliki salju di sekeliling perbatasannya.
Aku memeriksa peta mini. Meskipun tahu arah hutan itu adalah di utara, aku tak dapat menentukan lokasi pastinya. Mungkin perlu satu jam dari kota Ba Huang jika jalan kaki. Jadi setelah mempertimbangkan sesaat, kugertakkan gigi dan membeli gulungan untuk kembali ke kota, menghemat waktu satu jam perjalanan ketika kembali. Dengan alkimia level 4, aku pasti bisa menghasilkan 1 keping emas dalam satu jam!
Persiapan selesai, saatnya berangkat!
Memegang Pedang Berduri, aku berjalan keluar gerbang kota yang bernoda darah. Kelihatannya, sama seperti namanya, penduduk kota ini haus akan darah. Ada banyak pemain dengan ras gelap seperti Barbar, Ruh Bulan, Undead, dan lain-lain, serta hampir setiap detik, seseorang di-PK di sekitar wilayah Ba Huang. Kompetisi antara banyak serikat sangat ganas. Tapi bagiku, seorang pemain solo, tujuanku hanya ingin cepat naik level dan melatih jurus.
(D7: PK = Player Kill. Sebuah tindakan ketika pemain melawan pemain lainnya yang biasanya berakhir dengan pembunuhan)
Berpijak pada rumput, aku tiba di hutan di luar Ba Huang. Tak peduli dengan monster di bawah level 20, dan masuk ke hutan sendirian. Setelah berjalan hampir setengah jam, aku tiba-tiba masuk ke wilayah dengan warna merah darah di peta. Lebih dalam, terlihat monster yang levelnya melebihi levelku, yang menjelaskan mengapa sistem menentukan wilayah di depan dengan warna merah darah; untuk memperingati wilayah di depan tidak disarankan, aku kemungkinan akan mati di sana.
Kuangkat tangan dan sebuah segi enam emas muncul di bawahnya, dan Bobo Cilik terbang keluar mengepakkan sayap. Maharaja Lebah dengan kekuatan serangan 291; sistem benar-benar tidak memperhitungkan hal ini!
Bobo berputar ke sana kemari dan terlihat senang, tanpa cemas sedikit pun.
Terus maju, ada daerah bersemak yang basah dan gelap. Melihat jauh ke depan, ada tentara undead yang berkeliaran, mengenakan zirah rantai yang telah rusak sambil membawa busur silang berkarat, dan membuat suara nafas yang berat. Apakah dia sedang meratap?
Aku melangkah maju, tapi zombi itu 5 level lebih tinggi, jadi aku tidak bisa memeriksa atributnya.
[Undead Pemburu] (Monster Biasa)
Level: 27
ATK: ???
DEF: ???
HP: ???
Kemampuan: ???
Keterangan: Seorang undead pemburu, berdiam di hutan belantara yang dingin. Mereka adalah manusia yang telah mati, bergantung pada roh lemah yang telah mati untuk bertahan hidup. Mereka akan membantai setiap penyelundup yang masuk ke wilayah mereka tanpa ampun. Kota Ba Huang telah memasang banyak poster hadiah, tapi tidak ada yang berani mengambil kepala mereka.
Cukup bermasalah jika menyerang tanpa mengetahui keadaan musuh, dan kerugian dari perbedaan level cukup besar. Ah, membuat sakit kepala saja. Tapi, menurut rumor, membunuh monster yang setidaknya 5 level di atas kita, akan memberikan tingkat kejatuhan yang lebih besar dan EXP yang lebih banyak, itu pun kalau kita melawannya sendiri, bukan dengan berkelompok.
Melihat Bobo menari dan terbang di pundakku, aku tersenyum sedikit. Yep, aku akan menggunakan anak ini untuk berburu zombi sambil melatih levelnya. Jika semua berjalan baik, pasti tidak akan ada masalah.
“Serang!”
Aku mengacungkan pedang, dan dengan suara sha, Bobo melesat maju, secepat kilat. Sial, itu hasil dari ketangkasan 4.5 dan mutu 97%. Keindahan dari ketangkasan tinggi!
Buzzzzzz.
Di awal aku berpikir dengungannya sangat mengganggu, tapi sekarang sudah seperti musik. Sengat Bobo menyala dengan segi enam emas, menusuk ke dada si zombi. Dengan serangan tersebut, zirah kulit yang compang-camping itu robek. Bersamaan dengan sepotong zirah, sebagian daging busuk zombi juga terjatuh. Hanya dengan sebuah kombinasi, sang zombi sudah kehilangan sebongkah besar darahnya.
-138!
-120!
-141!
Kendati perbedaan levelnya (monster level 27, Bobo level 15), untuk Bobo bisa memberi serangan seperti ini sangat sulit dipercaya.
Ooooooooo.
Si pemburu mengangkat busur silangnya, dan menembakkan sebuah anak panah ke Bobo. Pah, anak panah itu mendarat dengan suara gersik yang menyakitkan. Seketika, sebagian besar darah Bobo hilang.
-254!
Aku menatapnya, seolah merasakan serangan itu ditujukan padaku, dan segera mengayunkan tangan untuk menggunakan [Sembuh]. Darah Bobo kembali pulih. Di saat yang sama, aku menarik pedang dan [Pedang Prahara] aktif secara otomatis. Kuserang tiga kali, dan diikuti [Hemostasis] untuk Bobo. Dengan serangan kami yang serasi, kami tak terkalahkan di dunia!
Setelah mendapat serangan dariku dan Bobo, si zombi akhirnya terjatuh dengan teriakan. Tewas!
Sha!
Sebuah cahaya emas menyelimuti Bobo. EXP-ku bertambah secara signifikan dan Bobo naik level ke 16! Aku menaruh semua nilainya pada tenaga. Bagaimanapun juga, membunuh monster dengan level lebih tinggi memang lebih efisien.
Duet kami terus lanjut, dan setelah hampir 2 jam berburu, aku mendapatkan 47 keping perak! Wah, betapa kayanya!
Selagi itu, levelku naik ke 23, dan Bobo ke 20. Kenaikan levelnya sangat cepat, dan semua atributnya juga naik secara signifikan.
[Bobo Cilik] (Maharaja Lebah)
Level: 20
ATK: 271-388
DEF: 194
HP: 485
Daya Sihir: 194
Kemampuan: [Kombinasi LV-2] [Sengat LV-2]
Mutu: 97%
Catatan Sistem: Persamaan untuk atribut Maharaja Lebah Setelah level 20
ATK = LV * 10 * (0.97 + 1)
DEF = LV * 5 * (0.97 + 1)
HP = LV * 12.5 * (0.97 + 1)
Daya Sihir = LV * 5 * (0.97 + 1)
(PA: bagian Daya Sihir pada catatan sistem yang ada di B. Ingg-nya adalah AP. Tapi karena sob Dirmond777 mengubahnya, saya ikut saja. Kemungkinan AP singkatan dari Action Point)
Serangan Bobo yang 388 mungkin terlihat curang pada tahap ini. Ditambah lagi, pertahanannya yang bernilai 194 tidak beda jauh dari beberapa biarawan yang agak lemah, dan darah sebanyak 485 sudah cukup agar Bobo tidak langsung terbunuh oleh monster berlevel sama. Hem, aku rasa ini sangat bagus.
Bersama Bobo Cilik, nama yang memberikan kehangatan, aku terus masuk ke dalam hutan. Dari kejauhan, aku melihat daratan bersalju. Kami akhirnya sampai di daerah yang lebih dingin!
Pengumuman Peta: Perhatian! Anda telah memasuki [Hutan Angin Dingin]!
Tanpa sadar, angin dingin menyebar ke seluruh tubuh. Akhirnya aku sampai di [Hutan Angin Dingin]!
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!