11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 31 Oktober 2015

Zhan Long Bab 40 - Sepucuk Surat

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 40 – Sepucuk Surat

Setelah bersiap-siap untuk pergi, aku mendapat akal. Seingatku, sudah lama tidak menemui penguasa Kota Ba Huang, dan mungkin harus menemuinya. Banyak misi tingkat tinggi diberikan oleh orang-orang besar, jadi tak ada salahnya untuk ke sana.

Aku langsung menuju ke tempatnya. Tidak seperti pertama kali ke sini, sekarang sudah banyak pemain yang berkeliaran, berharap mendapatkan tugas dan bicara pada setiap NPC yang ada di sana, bahkan sampai ke petugas kebersihan sekali pun.

Langsung saja aku menemui Penguasa Ba Huang – Adipati Luo Lei.

“Dukun muda, sangat jarang bisa menemui orang yang berbakat sepertimu. Karena sudah begini, aku punya tugas penting,” katanya saat memegang bahuku.

Ting!

Pemberitahuan Sistem: Karena kau punya lebih dari 15 pesona, kau membuka tugas utama. Apa kau ingin menerima tugas [Sepucuk Surat]? (Kesulitan: AA)

Sepucuk Surat? Kesulitan AA?

Mataku membesar, tugas ini pasti sangat ganas. Untuk tingkat B saja, aku tewas beberapa kali, jadi apa di kesulitan AA aku akan mati sering kali? Tapi, hanya dengan itu aku tak akan mundur. Diterima!

Ting!

Pemberitahuan Sistem: Kamu menerima tugas [Sepucuk Surat] kesulitan AA!
Keterangan: Bersama surat Adipati Luo Lei, kamu harus pergi ke Lembah Feniks untuk menemukan lokasi Jenderal Pei. Berikan surat ini dan dia akan memberi tugas baru!

Surat tersebut muncul seketika di dalam tasku, yang bersinar keemasan, menandakan bahwa barang tugas. Setelah memberikannya, Luo Lei dengan tubuh tinggi lebih dari 2,5 meter memandangiku, bahkan ia tampak seperti barbar.

“Anak muda, aku belum melihat bocah itu sejak ekspedisi 7 tahun lalu. Apakah dia akan mendapatkan surat tersebut atau tidak, semua bergantung padamu.”

Aku mengernyitkan dahi, tak paham dengan apa yang dikatakan Lou Lei. Tapi lebih baik kuikuti saja. Pertama harus ke Lembah Feniks dan menemui Pei yang ditempatkan di sana.

Waktunya berangkat! Arah tujuan: Lembah Feniks!

Aku keluar melalui gerbang utara dan memeriksa sekitar, apakah ada pemain dari Amarah Pahlawan atau tidak. Jika kejadiannya seperti yang lalu, saat tugas, dikepung, aku tak mau mengalaminya lagi. Segera saja aku masuk ke hutan terdekat. Lembah Feniks berlokasi di barat laut Ba Huang, dekat dengan laut. Map berwarna merah pekat, yang artinya monster di sana punya level yang lebih tinggi dariku. Melihat ini, sepertinya bukan lokasi NPC biasa.

Aku sengaja menghindari kawanan monster, namun tetap mengeluarkan Bobo. Dia hinggap di bahuku, menggulung membentuk bulatan. Semua itu kulakukan agar terlihat oleh pemain lain seperti pemain biasa dengan peliharaannya sedang melewati hutan. Setelah 50 menit perjalanan, terlihat seekor citah hutan level 33 sedang berbaring di dekat semak-semak, tak jauh di depan. Makhluk berbintik ini terlihat sangat ganas; sepertinya aku tak bisa menghindarinya lagi.

Ka!

Tombak Kuno menusuk leher citah tersebut. Aku terus dan melihat bukit kecil. Setelah berusaha mati-matian, aku tiba di puncaknya. Melihat ke bawah, pemandangannya membuatku tercengang. Di sebuah lebah besar, terdapat pasukan NPC dalam jumlah besar. Kemah mereka tak terhitung dan ringkikkan kuda perang saling bersahutan. Barisan ksatria berzirah hitam lalu-lalang, dengan bendera perang yang berkibar dihembus angin. Di bendera itu, terdapat lambang Kota Ba Huang, sama seperti yang ada di bahuku. Tak peduli apakah kau NPC atau pemain, selama anggota Ba Haung, mendapat tambahan 3% untuk serangan dan pertahanan.

Saat menuruni bukit, kakiku tergelincir dan jatuh bergulingan hingga ke bawah, masuk ke dalam sungai kecil. NPC yang melihat dari kejauhan tertawa dibuatnya.

“Apakah bocah itu seorang petualang dari Ba Huang? Dia ceroboh sekali.”

Ejekan mereka tak kuhiraukan, malah aku terus berjalan menuju ke tengah perkemahan. Di sana terdapat sebuah tenda yang paling besar, dikelilingi oleh penjaga. Sebelum masuk ke tenda itu, beberapa dari mereka mencabut pedang dan mengarahkan padaku.

“Tahan! Siapa?”

“Aku adalah kawan!” kutunjukkan lambang Kota Ba Huang yang ada di bahu. “Aku adalah petualang dari Kota Ba Huang dan datang ke sini atas perintah Adipati Luo Lei untuk menemui Jenderal Pei!”

“Jenderal Pei?” seorang penjaga bertanya curiga. “Apa buktinya bahwa kau dikirim oleh Adipati?”

Kukeluarkan surat pemberian adipati.

“Apa ini tidak cukup?”

Dia lihat surat itu beberapa waktu. Di luarnya terdapat cap kerajaan dari Kota Ba Huang.

“Baiklah. Ikut denganku!”

Dia pandangi sekilas tombakku, dan menggeleng.

“Dukun zaman sekarang tidak lagi menggunakan tongkat, tapi tombak, apa yang sebenarnya terjadi?”

Tepat di tengah-tengah dalam tenda itu, terdapat sebuah belanga besar berisi pasir, dan di sebelahnya berdiri seseorang berpakaian zirah warna merah bara, dia adalah Jenderal Pei!

“Jenderal, orang ini mengatakan membawa surat dari Sang Adipati!”

“Oh?”

Pei tersenyum tipis dan dengan menyentuh pedang di pinggang, di mendekat.

“Bocah, walau kau seorang petualang dari Ba Huang, kau terlihat lemah, aku ragu kalau membunuh ayam saja kausanggup. Bagaimana kau bisa sampai ke sini? Lembah Feniks dipenuhi tumbuhan berduri dan monster. Dukun kecil sepertimu ... bisa melewati semua itu?”

“Jika aku tak datang bersama surat ini, bagaimana mungkin aku masih bersantai dan tidak menjadi santapan para monster tersebut?” ucapku sambil mengeluarkan surat.

“Ha ha! Bagus!”

Wajah Pei terlihat masam saat dia membaca surat tersebut.

“Surat ini sepertinya untukku, tapi sebenarnya untuk orang lain. Apa kau tahu tentang ini?”

“Aku tidak tahu,” kugelengkan kepala.

Mei kertakkan giginya dan meninju tumpukan pasir dalam belanga.

“Bocah sial itu!” katanya geram.

“Ada apa?” tanyaku.

“Adipati Luo Lei adalah salah satu pejuang terhormat di negeri ini. Dia telah berperang banyak kali selama hidup dan akhirnya membangun Kota Ba Huang. Dia punya seorang putra yang bernama Luo Lin dan terlahir berbakat. Saat berumur 16 tahun, di sudah sangat dikenal sebagai pasukan yang hebat di sekolah khusus militer. Umur 17 tahun menjadi ksatria langit. Namun ketika mencapai 19 tahun, tiba-tiba dia meninggalkan Ba Huang, mengecewakan semua orang, termasuk ayahnya, pergi ke tempat yang tak seorang pun ingin,” saat mengatakan itu, wajahnya terlihat marah.

“Tempat apa?”

“Gurun Beku ....”

“Gurun Beku?” baru sekali ini aku mendengarnya.

Pei mengangguk dan berkata. “Di dekat perbatasan Kota Ba Huang, terdapat banyak binatang dan undead berkeliaran bebas, namun ini tidak terlalu berbahaya. Tapi daerah di lewat dari perbatasan di sebut Tanah Terlarang, yang bahkan ahli pedang bintang pun kehilangan nyawa di sana. Tempat yang sangat berbahaya. Dan si tengik Luo Lin itu pergi ke Gurun Beku sendirian untuk melatih diri, kami bahkan tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak. Bocah, aku tak bisa membiarkanmu ke sana hanya untuk menyerahkan nyawa.”

Aku terdiam sebentar, memikirkan untung dan ruginya. Setelah beberapa detik, kukepalkan tangan, “Tidak masalah. Aku tak akan menyerah sebelum mencoba.”

Pei menatapku dan tertawa, “Bocah, sikapmu mengingatkan masa mudaku saat masih ceroboh dan tak punya rasa takut. Boleh, tapi kau harus menunjukkan kemampuan terlebih dahulu yang bisa membuatku percaya untukmu pergi sendirian ke sana.

“Baik.”

Ting!

Pemberitahuan Sistem: Tugas AA yang kaulakukan berubah menjadi [Bukti Kemampuan].
Keterangan: Di sebuah hutan, berlokasi di selatan Lembah Feniks, ada kawanan bandit yang terus merampok desa terdekat. Saat kau menemukan mereka, bunuh setidaknya 100 bandit dan temukan catatan perampokan makam mereka, halaman 1 sampai 7. Setelah menyerahkannya pada Jenderal Pei, kau akan mendapat hadiah besar dan membuktikan kemampuanmu.

Setelah mendapat misi, aku langsung pergi. Memanggil Bobo, kami menuju hutan yang dimaksud. Lima menit berlalu, hutan di depan berwarna merah api, disebabkan dedaunannya yang berwarna demikian. Kami tiba. Dedaunan melayang seolah jauh dari langit, pemandangan yang begitu indah. Tapi agak jauh di dalam hutan, terlihat asap, tenda-tenda berbarisan. Di setiap tenda terdapat setidaknya 10 orang bandit.

[Bandit Kejam] (Monster Biasa)
Level: 35
ATK: ???
DEF: ???
HP: ???
Kemampuan: ???
Keterangan: Kawanan bandit yang haus darah.

Monster level 35, membuat mereka semakin seram. Kuperintahkan Bobo menyerang bandit yang sedang sendirian.

Setelah Kombinasi dan Sengat, darah bandit berkurang lebih dari 700, tapi tak cukup. Monster dengan level 35 biasanya memiliki darah lebih dari 1700, tak akan terbunuh dengan mudah.

“Sial, penyusup!”

Setelah diserang, dia memperingati kawan-kawannya yang lain dan segera menyerang Bobo bersama-sama.

Aku gunakan Hemostasis pada Bobo untuk memulihkan darahnya. Saat yang sama, kupersiapkan tombak dan menolong Bobo menghadapi para bandit. Selang beberapa waktu, dua di antara mereka tewas, tapi MP-ku juga banyak terpakai. Butuh usaha dan tenaga lebih dalam menghadapi monster tingkat tinggi.

Pa ta!

Saat bandit kedua tewas, sebuah kulit domba jatuh. Kupungut dan mendapati itu adalah halaman tiga dari Catatan Perampok Makam. Di sana tertulis, “Hari ini kami menggali makam lain. Di dalamnya terdapat kaldron dari perunggu, tapi sayangnya hampir hancur, atau tidak aku bisa menjualnya dengan harga beberapa keping emas, mungkin juga menikah.”
(PA: Kaldron: https://id.wikipedia.org/wiki/Kaldron)

Kumasukkan catatan ini ke dalam tas. Lanjut!

Dengan level mereka yang tinggi, pengalaman yang kudapat juga tinggi. Setelah 2 jam, levelku meningkat menjadi 28. Saat membunuh mereka, banyak yang menjatuhkan catatan halaman 1 sampai 6, hanya tinggal yang terakhir.

Di saat itu, terlihat titik biru dari kejatuhan pada peta mini, ada pemain yang datang.

Sasasasasa!

Daun-daun beterbangan terpisah dan sosok perempuan cantik memegang belati muncul. Dia sedikit membungkuk dan segera menghilang di tengah udara. Saat itu, aku melihat namanya – Yan Suo.

Dari semua pemain, ternyata dari Amarah Pahlawan!

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.