11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 31 Oktober 2015

Menentang Kayangan Bab 2 - Lepas Kendali

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
*Pada bab ini ada beberapa perubahan istilah, jadi cuma memberitahukan. Mungkin saja di masa-masa yang akan datang akan ada perubahan-perubahan tanpa pemberitahuan. Untuk itu, mohon bisa dimengerti. He he he.
---------------------------------------------------
Bab 2 – Lepas Kendali

Saat itu, dia memakai pakaian pengantin berwarna merah dalam kamar yang penuh dengan tempelan kain bertulisan “kebahagiaan ganda”. Tadi malam, kakek dan bibinya secara langsung membuat itu semua. Kamarnya sudah berubah menjadi kamar pengantin.

Tiba-tiba pintu terbuka dan seseorang masuk. Dia adalah bibinya.

“Bi, apa kakek sudah kembali?” tanya Xiao Che setelah berdiri dan tersenyum.

Xiao Lingxi adalah putri Xiao Lie yang lahir sewaktu dia berumur separuh baya. Karena itu, putrinya tersebut baru berumur lima belas tahun dan satu tahun lebih muda dari Xiao Che. Cantik, cukup membuat orang jadi tertegun. Tenaga dalamnya berada di tingkat enam Tenaga Alam Dasar. Walau tak sebanding dengan Xiao Qingyue, tapi tidaklah dikatakan buruk, karena dia merupakan aset penting bagi Klan Xiao dan dipandang cukup tinggi.

Zhan Long Bab 40 - Sepucuk Surat

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 40 – Sepucuk Surat

Setelah bersiap-siap untuk pergi, aku mendapat akal. Seingatku, sudah lama tidak menemui penguasa Kota Ba Huang, dan mungkin harus menemuinya. Banyak misi tingkat tinggi diberikan oleh orang-orang besar, jadi tak ada salahnya untuk ke sana.

Aku langsung menuju ke tempatnya. Tidak seperti pertama kali ke sini, sekarang sudah banyak pemain yang berkeliaran, berharap mendapatkan tugas dan bicara pada setiap NPC yang ada di sana, bahkan sampai ke petugas kebersihan sekali pun.

Langsung saja aku menemui Penguasa Ba Huang – Adipati Luo Lei.

“Dukun muda, sangat jarang bisa menemui orang yang berbakat sepertimu. Karena sudah begini, aku punya tugas penting,” katanya saat memegang bahuku.

Zhan Long Bab 39 - Perselisihan Atas Kerangka Api

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 39 – Perselisihan atas Kerangka Api

Aku duduk di dekat jendela setelah makan siang, menegak segelas air untuk mengisi tenaga. Waktunya daring!

Sa!

Aku muncul di Menara Pertobatan. Kubuka tas, untuk memastikan semua perlengkapanku masih ada. Lega rasanya setelah melihat bahwa Pedang Kota Giok dan Kerangka Api masih di sana. Kejadian tadi malam sepertinya tidak sia-sia. Terbukti dari Liu Ying dan Xu Yue datang ke kelas. Pasti mereka marah sekali. Lima jam aku memutuskan untuk mengawasi mereka tadi malam dalam wujud roh. Liu Ying tak akan menyangka bahwa ada orang yang sesabar itu. Baru lima jam, seharian pun akan kutunggui, jika untuk kesempatan yang bagus.

Tersisa 74 menit lagi sebelum semua nilai dosaku habis di Menara Pertobatan, jadi aku akan melanjutkan untuk membuat jurus kombinasi.

Zhan Long Bab 38 - Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 38 – Nanti Bertemu di Gerbang Belakang, Jika Kau Berani

Jam 07.30 pagi.

Di bawah asrama putri, aku menunggu Wan Er dan Cheng Yue. Semalaman tidak tidur dan tubuhku terkena efeknya. Buku yang kubawa mungkin tidak berhubungan dengan mata kuliah hari ini, karena aku lupa dan sembarang ambil.

Beberapa menit kemudian, dua gadis cantik tiba dan mereka terlihat silau di mataku.

Wan Er berpakaian merah muda dengan jaket putih. Juga memperlihatkan bahu putihnya, membuat mata tertuju ke sana.

“Ada apa?” Wan Er mendekat dan tersenyum. “Matamu kelihatan merah. Apa tidak tidur tadi malam?”

“Ya, Nona. Mata anda juga terlihat demikian. Sudah level berapa sekarang?”

Minggu, 18 Oktober 2015

Menentang Kayangan Bab 1 - Yun Che, Xiao Che

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 1 – Yun Che, Xiao Che

Kesadaran Yun Che perlahan pulih.

Apa yang terjadi? Aku masih hidup? Bagaimana bisa? Aku sangat yakin kalau melompat ke dalam Jurang Ujung Awan! Entah mengapa, tubuhku tidak sakit lagi ... bahkan tak merasakan sedikit pun kesalahan? Bagaimana ini terjadi?

Yun Che tiba-tiba membuka mata dan segera duduk. Dia berada di atas sebuah tempat tidur yang nyaman, dengan spanduk merah tergantung di atasnya, membuat suasana seolah meriah.

“Ah! Xiao Che! Kau ... kau sudah bangun!”

Teriakan kecil seorang gadis terdengar dan gadis yang sama tiba di hadapannya.

Sekilas, gadis berpakaian serba hijau ini terlihat berumur lima belas atau enam belas tahun. Kulitnya putih bersih, dengan bibir menawan merah delima, dan hidung yang mungil. Sebuah kaget luar biasa memenuhi matanya yang jernih sebening genangan air musim semi. Wajahnya memancarkan kelembutan dan kehangatan. Semuda ini, dia sudah semenawan itu, siapa yang bisa membayangkan secantik apa dia di kemudian hari?

Menentang Kayangan Prolog

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Prolog

Di atas Gunung Rahasia Kedewaan, Jurang Ujung Awan merupakan tempat yang paling berbahaya dari empat daerah paling mematikan di Benua Awan Biru. Jurang Ujung Awan sering pula disebut dengan pemakaman dewa maut. Selama bertahun-tahun, orang yang terjauh ke dalamnya tak terhitung, termasuk mereka setingkat dewa yang kekuatannya mampu mengguncang langit.

Saat ini, di tepi jurang tersebut, seorang pemuda berambut hitam, mata memerah, bersandar pada sebuah batu setinggi dua orang dewasa. Tubuhnya yang berpakaian hitam bersimbah darah ditambah luka di sekujur tubuh. Hanya sebentar dia di sana, namun darah yang menggenang begitu banyak.

Dada kembang kempis dan napasnya sangat berat, cukup mampu membuat orang ketakutan karenanya. Semua otot di tubuhnya sedikit bergetar, menandakan bahwa dia sangat lelah dan kehabisan tenaga. Jika bukan karena batu besar itu, mungkin sudah jatuh dari tadi. Bagaimanapun, kedua matanya tetap tenang dan memancarkan rasa dingin, begitu buas. Mulutnya tersenyum mencibir penuh hinaan.

Against the Gods Bahasa Indonesia - Menentang Kayangan

Pengantar:
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Semua hak cipta, merek, dan segala yang berhubungan dengan ketentuan lainnya karya asli masih ada pada pengarang asli, Mars Gravity (逆天邪神), di situs web novel ini.

Terjemahan yang saya lakukan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Semua hal yang terkait dalam terjemahan Inggris dimiliki dan berada pada penerjemahnya.

Untuk melihat karya asli, silakan klik pada nama penulis atau lihat di hal lain, sedangkan untuk melihat terjemahan Inggris, silakan klik nama penerjemah ke Inggris.”

Judul:
逆天邪神
Against the Gods
Menentang Kayangan

Zhan Long Bab 37 - Pedang Kota Giok

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 37 – Pedang Kota Giok

Hang!

Pusaran api hitam mengelilingi sekelompok pemain. Tiga penyihir ruh angin dan seorang musketir manusia jatuh bersamaan. Mereka mendapatkan kerusakan masing-masing lebih dari 500, mati seketika. Penyihir Bi Ke terlalu kuat.

“Hati-hati!” LiuYing berteriak dan mengaktifkan kombinasinya. “Api hitam ini butuh penenangan 15 detik. Penyerang jarak jauh, hati-hati!”

Bi Ke kembali mengangkat tongkatnya.

“Aku melihat kepada pintu keabadian. Penjaga neraka, gunakan taring ganasmu, dan tancapkan ke atas dunia ini agar mereka tahu – aku, Bi Ke, memanggil Anjing Neraka!”

Segi enam hitam berputaran dan sebuah kepala muncul darinya. Diikuti dengan cakar merah darah. Seekor Anjing Neraka, sekitar seukuran singa dewasa. Begitu muncul, dia mencakar dua biarawan Amarah Pahlawan. Pang pang. Dua serangan kilat membunuh keduanya.

Sabtu, 17 Oktober 2015

Zhan Long Bab 36 - Turunkan Pedangmu

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 36 – Turunkan Pedangmu

Aku berbalik dan melihat Si Cantik Abadi menatapku dingin. Di saat kematianku, terdengar ucapannya.

“Ini yang kau dapat jika menentang Penguasa Barat.”

Cha!

Tubuhku terkapar dan berubah menjadi wujud roh, muncul di pemakaman tempat aku bertemu dengan NPC penjaga sebelumnya. Kembali ke Gua Hitam Darah membutuhkan 10 menit, tapi saat ‘menyelamatkan’ Cantik dari bahaya, aku membunuh seorang musketir dan namaku menjadi merah. Karena itu, levelku turun dua, dari 27 ke 25. Ha, rugi besar.

Zhan Long Bab 35 - Si Cantik Abadi

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 35 – Si Cantik Abadi

Liu Ying! Sebelum muncul, aku sudah mendengar caciannya. Tentu, tak akan kubiarkan dia mendekati Lin Wan Er. Wan Er tahu bagaimana Liu Ying dan tidak suka, meski Liu Ying merayu dengan ketampanan dan harta benda, tak akan berpengaruh tedahap Wan Er. Mengapa? Karena Wan Er adalah anak dari kepala perusahaan Tian Xin.

Dahiku berkerut ketika sedang berdiri di tangga menuju lantai tiga. Ini akan jadi masalah besar jika Liu Ying membawa pemain berjumlah banyak, apalagi dengan satu tujuan, membunuhku, sedangkan aku masih ada tugas yang harus diselesaikan.

Ya, aku tak punya pilihan lain selain meneruskan dan berharap yang terbaik.

Jumat, 16 Oktober 2015

Zhan Long Bab 34 - Siapa Cepat, Dia Dapat

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
34. Siapa Cepat, Dia Dapat

“Kau punya nyali juga!” ucap Qian Lin, bukan memuji, tapi dengan angkuh seolah mengatakan, “Bocah tengik, aku tahu bahwa kau akan menerimanya jika aku berkata seperti itu.”

Ditambah, bagi seorang pemain untuk menyelesakan permintaan kesulitan B sendirian, apalagi seorang dukun, akan sangat sulit.

Tapi, janji adalah janji, dan karena aku sudah berjanji untuk mendapat obat tersebut, aku akan mencari cara untuk mendapatkannya.

Kuangkat tombak kuno dan maju.

Minggu, 11 Oktober 2015

Zhan Long Bab 33 - Obat Kematian


Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 33 – Obat Kematian

Makan malam yang sederhana, terdiri dari beberapa makanan Italia dan secangkir teh.

Memegang secangkir teh panas, Wan Er yang duduk berseberangan denganku tetap tenang. Cahaya lampu menembus kaca jendela, menyinari pipi pucatnya dan ... dadanya yang berayun naik turun. Hari ini, dia mengenakan blus potongan rendah, yang membuat beberapa pemuda di meja sebelah terus melirik.

“Xiao Yao?” Wan Er tiba-tiba bertanya.

Segera kualihkan mata dari dadanya, dan tak mampu mengatur detak jantung.

“Ya?”

“Sepertinya tak banyak pemain tingkat tinggi di Ba Huang,” Wan Er mengedipkan mata dan bertanya, “Apakah Ketua Praha, Pejuang Yan Zhao, pemain dengan level tertinggi? Berapa?”

Rabu, 07 Oktober 2015

Zhan Long Bab 32 - Lin Wan Er Level 30

[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 32 – Lin Wan Er Level 30

Yue Qing Qian dengan lembut menyerahkan dua ikat Tanaman Angin Dingin, sambil berujar.

“Aku ingin menyimpan ini sebagai kenang-kenangan.”

“Untuk apa? Aku akan membuatkanmu Pil Angin Dingin, itu juga bisa dijadikan kenang-kenangan.”

“Pembunuh tidak menggunakan MP, hanya energi.”

“Ya, terserahlah. Aku akan kembali ke kota untuk meracik pil, apa kau ikut? Pil level 4 memulihkan 300 MP. Apa Praha tertarik?”

“Tentu,” Qing Qian berkedip, “Pertarungan melawan bos barusan membuat penyihir kami kehabisan MP dan tak bisa apa-apa. Itulah alasan Para Jenderal mengalahkan kami.”

Selasa, 06 Oktober 2015

Zhan Long Bab 31 - Pertemuan Harian

Penerjemah: Pandeka Api
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 31 – Pertemuan Harian

Kemampuan bertarung Jenderal Wang Jian bagai langit dan bumi dibandingkan Liu Ying. Serangannya secepat kilat, tak menyisakan ruang bagi pemain lain untuk bisa mengelak. Tak hanya itu, serangan kombinasi level 3-nya datang dari tiga sudut berbeda! Luar biasa! Beginilah caramu untuk mengatasi musuh!

Saat yang sama, lebah mautnya juga terbang ke arahku, habis sudah!

Kulihat setiap kemampuan, [Sembuh] dan [Hemostasis] masih dalam penenangan. Tak mungkin bagiku untuk bisa memulihkan di antara tiap serangan Wang Jian. Serangan kombinasi level 3 digabung dengan serangan Lebah Mautnya, pasti langsung membuat darahku jadi habis. Baik. Nyawa dibayar nyawa. Kusembunyikan Bobo Cilik dan ketika Wang Jian membunuhku, Bobo akan membunuhnya pula.

Zhan Long Bab 30 - (Tanpa Judul)

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 30 – (Tanpa Judul)

Hap!

Di tengah hembusan angin dingin, sebuah belati berdarah menjulur dari kegelapan dan langsung menuju leher Jenderal Bai Qi. Pengamuk level 26 itu langsung pucat, mengetahui bahwa dia adalah sasaran serangan diam-diam. Di depannya, seorang pembunuh cantik mengenakan zirah kulit yang bersinar dan menggenggam Belati Darah. Dia adalah Yue Qing Qian, wakil ketua serikat Praha!

Sepatu kulitnya mengetuk tanah dan pukulannya seketika itu juga membuat Jenderal Bai Qi terdiam. Setelah memindai sekeliling dengan mata cantiknya untuk melihat apakah ada ancaman, dia menyiapkan sebuah jurus. Belatinya mulai menyala dengan warna merah dan mulai menghimpun. Setelah menunggu sekitar 1 detik, jurus siap, dan mengaktifkan-- [Berdarah] LV-3!

Zhan Long Bab 29 - Serangan Tiada Banding

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 29 – Serangan Tiada Banding

Dikelilingi oleh tumpukan salju, akhirnya aku tiba di [Hutan Angin Dingin]. Dari kejauhan, terlihat herbal level 4-- Tanaman Angin Dingin, bersinar di balik salju putih. Ini pasti akan membuat kaya!

Aku membawa Pedang Berduri, berusaha maju melawan angin salju yang berbahaya. Hembusan angin dingin mencambuk tanpa ampun; seluruh tubuhku gemetaran. Lagi pula, bagaimana mungkin bisa menahan dingin dengan jubah putih yang tipis?

Senin, 05 Oktober 2015

Zhan Long Bab 28 - Empat Seni

Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 28 – Empat Seni

Malam bergolak telah berlalu.

Keesokan harinya, kampus menjadi ramai daripada biasa karena sebuah rumor. Intinya, tadi malam, “Si Tampan Liu”, anak kaya manja, kedapatan bermalam dengan seorang pelacur dan ditangkap polisi. Kelakuan tersebut membawa aib bagi keluarganya.

Meskipun akulah pemicu kejadian tadi malam, aku tetap diam dan merendah. Pembalasanku terlaksana tanpa halangan, dan tidak ada yang dapat menghubungkan jatuhnya Liu Ying denganku. Mungkin di mata para mahasiswa Universitas Liu Hua, aku, Li Xiao Yao, hanya orang lemah yang tidak berani melawan orang yang telah menginjak-injak martabatnya. Tapi, tidak masalah, bagaimana orang lain melihat tidaklah penting, sebaliknya, apa yang menjadi perhatian adalah ... hari ini, 1 September. Kelas sudah mulai!

Sabtu, 03 Oktober 2015

Zhan Long Bab 27 - Pembalasan Seorang Pria


Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 27 – Pembalasan Seorang Pria

Tubuhku menegang. Bagaimana dia tahu ID-ku? Siapa dia? Menatapnya, aku sadar, bahwa pangeran manja yang memakai jam tangan Vacheron Constantin ini tak lain adalah orang yang kukalahkan beberapa kali di Kota Ba Huang, Penguasa Barat!

Segera kutenangkan diri dan dengan enteng bertanya.

“Apa aku mengenalmu?”

Liu Ying menatap dingin.

“Kau mungkin tidak mengenalku, tapi tentu aku mengenalmu! Apakah Pedang Berduri itu berguna bagimu? Di Lembah Tujuh Bintang, kau membunuh seluruh kelompok kami. Luar biasa!”

Aku tersenyum tenang.

“Bukan hal besar, hanya menumpas kejahatan.”

Zhan Long Bab 26 - Kau!


Penerjemah: Dirmond777
Editor: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 26 – Kau!

Universitas Liu Hua, di Aula Besar.

Jalan masuk dikerumuni keramaian, banyak orang yang mengantre untuk masuk. Beberapa lelaki berpakaian serba hitam mengumpulkan tiket masuk, tapi sebagai mahasiswa baru, kami hanya perlu kartu tanda mahasiswa untuk bisa masuk.

“Uh ... jangan bilang kalau kau tidak membawa kartu tanda mahasiswa ...,” canda Cheng Yue.

Aku meraih saku, menarik keluar kartu tanda mahasiswaku yang sudah keriput dan tersenyum.

“Tenang, aku tidak sepelupa itu, lihat?”

“Kalau begitu, cepat!”

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.