11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Senin, 31 Agustus 2015

Zhan Long Bagian 14 - Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang



Begitu banyak pemain yang ada di sekitar dan di dalam Kota Ba Huang. Di luar dekat hutan, ada ribuan jumlahnya. Sedangkan di dalam tak terhitung pula banyak mereka yang berjualan barang.

Sebuah mantel setara putih level 10 dijual seharga 10 keping perak! Menurutku, tak akan ada orang yang mau membelinya. Karena, mantel dengan 5 DEF tidak terlalu banyak berguna dan harganya akan turun, serta saat ini uang sangat penting, yang akan lebih baik membeli ramuan, lalu menaikkan level.

Cukup banyak orang di depan apotek, tempat penempaan pandai besi, dan sasana, tapi tak seorang pun yang pergi menemui walikota selain aku. Sepertinya mereka sibuk mencari keuntungan satu sama lain dan tak berencana memberikan hormat pada sang penguasa.

Karpet merah menuju balai kota dijaga oleh prajurit berzirah hitam yang tidak memantulkan cahaya sama sekali. Di dalam balai kota, ada seorang jenderal pengguna pedang, penguasa Kota Ba Huang. Di server Cina, ada tiga kota kota sekunder dan satu kota utama. Dengan kata lain, dia adalah salah satu pejabat tertinggi di server Cina.

Aku mendekat dan berkata dengan sopan.

“Tuanku, saya ingin menjadi seorang petualang dari Kota Ba Huang ....”

Dengan pedang di tangan kanan, sedangkan tangan kiri mengusap jenggot panjangnya, dia melihatku dari atas ke bawah.

“Anak muda, apa kau benar-benar ingin menjadi bagian dari Ba Huang? Apa kau bersedia membela kota ini hingga titik darah penghabisan?”

Aku mengangguk.

“Bersedia.”

“Bagus, mendekatlah. Mulai sekarang kau adalah bagian dari Kota Ba Huang.”

Tangannya yang bersarung menyentuh pundakku. Tenaga dari tangannya jauh di atas perkiraanku. Pundakku merasa sakit dari tekanan, namun di saat yang bersamaan terdengar pulau sebuah suara.

Ting.

Pemberitahuan: Selamat, kau telah bergabung dalam Kota Ba Huang sebagai seorang petualang dan memiliki hak untuk menggunakan gulungan penarik ke Kota Ba Huang. Tambahan, kau menerima Lencana kota Ba Huang – [Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang].

Sra.

Lencana berbentuk pisau tarung berwarna darah muncul di bahuku. Mungkin inilah lencana unik Kota Ba Huang. Lencana ini memberikan pengaruh kota – [Biarkan Darah Tertumpah atas Ba Huang]: Siapa pun yang mengenakan ini akan menerima tambahan 3% pada daya serangan dan pertahanan!

Hem, memilih kota ini sebagai kota asal telah terbayar. Aku penasaran, apa pengaruh dari lencana Kota Fan Shu dan Kota Jiu Li. Akan coba kutanyakan pada Wan Er dan Cheng Yue saat bertemu dengan mereka.

Setelah mendaftarkan diri sebagai petualang Ba Huang, aku meninggalkan balai kota, karena aku tak punya urusan lain di sana.

Tapi ketika aku akan melewati gerbang kota untuk menuju hutan terdekat, seorang pemain berteriak.

“Ada yang menjual Kartu Kelelawar Vampir? Aku akan membayar dengan harga bagus!”

Kartu Kelelawar Vampir?

Kubuka tasku. Hem, setelah membunuh lebih dari 20 kelelawar, aku menemukan dua kartu. Satu kugunakan sendiri, sedang satunya masih ada dalam tasku. Dengan demikian, aku mendekati pemain yang berteriak tadi. Umurnya sekitar 20 tahun, level 13, namanya adalah [Pedagang Bulan Baru Nomor 4].

“Kawan, mengapa kau ingin membeli kartu tersebut?”

Dia tertawa.

“Rahasia perusahaan.”

“Benarkah? Kau pasti ingin menggunakan kartu tersebut untuk menangkap Kelelawar Vampir dan menjualnya sebagai peliharaan, bukan?”

Matanya menyipit.

“Ha? Bagaimana kau bisa tahu?”

Kini giliranku yang tertawa.

“Kau pikir, cuma kau yang berencana seperti itu? Bagaimanapun, aku punya kartunya. Jadi, berapa kau sanggup bayar? Jika harganya cocok, aku akan menjualnya padamu. Jika tidak, aku akan menggunakan sendiri, menangkap kelelawar, lalu menjualnya. Maka kita akan bersaing!”

Setelah mendegar bahwa aku memiliki kartu tersebut, matanya membesar.

“Kawan yang baik hati, apa kau benar-benar punya kartu tersebut? Kami sekelompok yang terdiri 30 orang telah berburu lebih dari 4 jam, tapi tak satu pun Kartu Kelelawar Vampir yang didapatkan. Seberapa besar keberuntunganmu?”

Aku terkejut. Apakah kemungkinan terjatuhnya kartu tersebut sangat kecil? Apa keberuntunganku sebagus itu?

Kukeluarkan kartu tersebut dan melambaikannya di depan mata si pedagang.

“Hem, kau mau ini, bukan?”

“Hebat! Kau benar-benar punya. Kawan, berapa kau menjualnya? Tolong, jual padaku!”

“Sebutkan penawaranmu!”

Si pedagang mengangguk dan mengacungkan lima jari.

“50 keping tembaga!”

Aku tersenyum.

“Baiklah, aku ingin berburu dahulu. Selamat tinggal!”

“Tunggu, tunggu ...,” dia segera menghentikanku. “Meski kita belum membuat kesepakatan, kita masih bisa berteman, bukan? Jangat terburu-buru begitu. Jika kau tak puas dengan tawaran ini, kita masih bisa membicarakannya.”

Dia memakan umpan. Aku juga mengacungkan lima jari.

“Sebegini ....”

“Jangan bilang ... 5 keping perak!?”

“Ya, lima keping perak. Kau punya 30 orang lebih untuk memburu Kelelawar Vampir saat ini dan setiap orang pasti mendapatkan 1 keping perak dalam sejam. Kalian setidaknya sudah punya 30 keping perak. Meskipun sudah mendapat 30 keping perak, belum seorang pun di antara kalian yang mendapatkan kartunya. Jadi pertanyaannya, mengapa aku tidak menjual kartu ini seharga 50 keping perak? Tapi karena ini adalah jual beli kita pertama, aku tawarkan seharga 5 keping perak. Mau, beli. Tidak, cari yang lain.”

Si pedagang menjadi pucat mendengar penjelasanku dan segera berkata.

“Baik, baik, baik. Aku membelinya. 5 keping perak, bukan?”

Setelah membuka jendela jual beli dan melakukan transaksi dengan si pedagang, tasku berkurang satu Kartu kelelawar Vampir dan bertambah 5 keping perang.

Setelah menjual kartu tadi, aku segera menuju toserba. Sehabis melihat beberapa halaman katalog, aku menemukan apa yang kucari. Ketika kulihat resep pada alkimia.

Lvl 1 – Ramuan Buah Rumput: Memulihkan 50 MP.
Perlu 3 buah Buah Rumput, 1 Botol Kosong.
Lvl 2 – Ramuan Daun Perak: Memulihkan 100 MP.
Perlu 4 helai Daun Perak, 2 Air Murni, 1 Perapian Alkimia
Lvl 3 – Ramuan Tujuh Bintang: Memulihkan 200 MP.
Perlu 3 helai Tujuh Bintang, 3 Air Murni, 1 Perapian Alkimia

Perapian Alkimia dan Botol Kosong merupakan barang sekali pakai, yang artinya akan habis setelah aku membuat ramuan. Jadi, kuputuskan untuk membeli 100 Botol Kosong, karena setelah membuat 100 Ramuan Buah Rumput, aku pasti sudah mencapai lvl 2 alkemis dan saat itu sudah tak terlalu ada gunanya membuat ramuan lvl 1 itu lagi. Setiap Botol Kosong seharga 2 keping tembaga. Jadi total belanjaku adalah 2 keping perak. Sedangkan Perapian Alkimia, satunya seharga 20 keping tembaga. Sepuluh kali lipat lebih mahal. Setelah membeli 10 Perapian Alkimia dan membeli 2 Segel Monster yang masing-masing harganya 1 keping perak, bisa ditebak, uangku semuanya habis.

Kali ini, aku menuju ke gerbang timur kota. Di depanku terdapat sebuah hutan, Hujan Hujan Bersih. Hutan, yang mengelilingi kota, memiliki banyak jenis monster kelas rendah. Kebanyakan monster merupakan hewan kecil atau serangga yang tak akan menyebabkan banyak kerusakan. Tempat yang sempurna bagi pemain dengan level 10-20 dalam menaikkan level. Juga tempat yang aku gunakan dalam mengeruk rezeki.

Aku segera menuju hutan. Tujuan utamaku adalah mengumpulkan Buah Rumput dan meningkatkan level alkimia. Level 1 Ramuan Buah Rumput bisa memulihkan 50 MP yang mampu menambah penggunaan Hemostasis sebanyak lima kali. Tapi karena penenangan untuk ramuan adalah 30 detik, artinya aku tak bisa menggunakan potensi penuh dari Hemostasis.

Di dalam hutan, Buah Rumput banyak bertebaran, tapi sebelum bisa memungutnya, aku harus membunuh Kelelawar Vampir yang ‘menjaga’ herbal berharga itu. Terserahlah, para kelelawar ini memberikan pengalaman yang akan kuterima dengan senang hati.

Cring, cring.

Kelelawar Vampir ini, barusan sangat berani menyerangku, dan kini dia sudah mati. Dengan kematiannya, sinar keemasan muncul di atasku, aku sudah level 11.

Setiap kali membunuh Kelelawar Vampir, aku dengan hati-hati akan memeriksa apakah level 1 atau tidak. Jika iya, aku akan segera menyegelnya. Bagaimanapun, belum ada yang punya peliharaan di tahap ini dan peliharaan apapun, meski tingkat rendah seperti Kelelawar Vampir, akan terjual mahal.

Sayang sekali, keberuntunganku kurang. Tak seekor pun Kelelawar level 1 yang muncul.

Setelah satu jam mengumpulkan Buah Rumput, aku mencari tempat di dalam hutan untuk membuat Ramuan Buah Rumput. Setelah menghabiskan semua Botol Kosongku, level alkimiaku mencapai 2.

Aku berdiri dan melihat statusku. Levelku sudah 12 dan alkimiaku berlevel 2. Tujuan baru adalah mencari Daun Perak, sehingga bisa meningkatkan level alkimiaku.

Aku meneruskan perjalanan, dan dengan teliti mencari Daun Perak. Setelah pencarian sekitar 20 meter, aku menemukan onggokkan pertama. Dengan sinar keperakan, mereka tersembunyi di balik pepohonan. Tak kusangka, sangat mudah ditemukan.

Puh.

Darah tersembur dari dahiku. Serangan mendadak!

-71.

Siapa yang menyerang? Seekor burung berwarna keperakan. Meskipun tubuhnya kecil, daya rusaknya mengatakan kalau burung ini sangat ganas. Paruhnya seperti dilapisi dengan perak membuatku mengernyit hanya dengan melihatnya.

[Burung Bulu Perak – Monster Biasa]
Level: 15
ATK: 55-80
DEF: 19
HP: 550
Kemampuan: Serangan Bulu Perak
Keterangan: Burung Bulu Perak adalah salah satu penjaga Hutan Hujan Bersih. Burung dengan bulu logam ini memiliki kecepatan tidak biasa dan terjangan yang kuat. Kegigihan mereka menjaga Daun Perak membuat banyak pencari herbal mengutuk dan membencinya.

Lepas dari rasa kaget, aku menebas burung tersebut, dan menghasilkan kerusakan 112. Meski dua serangnya cukup kuat, sepertinya pertahanannya lemah. Yang artinya bisa dibunuh dengan cepat, dan membunuh dengan cepat.

Ciat, ciat, ciat.

Setelah burung itu terkena serangan, dia mencicit marah dan menyerangku sebanyak dua kali. Daya rusak dan rasa sakit yang kuterima jauh lebih besar dari yang pernah kualami, bahkan saat bertarung memakai Pedang Berduri. Aku harus menggunakan Hemostasis 3 kali berturut-turut. Untungnya, aku adalah dukun pengguna pedang. Bagi ahli pedang biasa yang selevel dan memiliki perlengkapan yang sama denganku, meski dengan 2 hidupnya tak akan sanggup membunuh burung ini.

Puh.

Kutikamkan pedangku dan menjadi serangan terakhir yang menghabiskan darah terakhirnya.

Pata.

Seonggok keping tembaga terjatuh. Ada sekitar 11 keping. Monster dengan level 15 ini sangat sempurna untuk menaikkan level. Mereka memberikan uang yang lumayan dan pengalaman yang cukup banyak.

Setelah menyimpan kepingan tersebut ke dalam tasku, aku berjongkok dan mulai mengumpulkan Daun Perak. Selesai itu, aku terus masuk ke dalam hutan.

Kali ini, karena pertemuan mesraku dengan Burung Bulu Perak barusan, aku mencarinya setiap melihat Daun Perak. Jika ada dua ekor yang menyerangku, bisa dipastikan aku akan tewas. Hidupku lebih penting daripada Daun Perak.

Setengah jam mencari, bertarung, dan mengumpulkan, langit berubah kelam. Di dalam permainan sudah menjadi malam.

Aku melihat ke atas, memuji kerumitan permainan ini, yang saat itu tiba-tiba kilat keperakan muncul di balik pohon. Bagus, Burung Bulu Perak lagi. Tapi ketika aku melihat levelnya, aku menjadi gemetar. Dia level 1, monster yang bisa disegel!

[Burung Bulu Perak]
Level: 1
Keterangan: Bisa disegel.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.