Zhan Long Bagian 11 - Obsesi Membunuh
Saat dalam wujud roh, aku berlari ke bangkai bos. Di
dekatnya, Penguasa Barat sedang menjagai mayatku. Sepertinya dia berencana
untuk membunuhku setelah hidup lagi, berharap aku menjatuhkan Pedang Berduri.
Aku hanya bisa tertawa melihatnya. Aku tak peduli anjing
kecil seperti kalian menjaga mayatku, aku hanya perlu menunggu. Waktuku banyak
dan kita lihat siapa yang bisa lebih bersabar.
“Li Xiao Yao?” suara Wan Er benar-benar memukau.
“Iya, Nona?” balasku.
Wan Er tertawa sebelum tersenyum.
“Yue Er dan aku berencana keluar untuk makan, datanglah ke
asrama kami dan tunggu.”
“Baik, saya akan tiba lima menit lagi.”
“Bagus, kami tunggu.”
Ketika melihat ke kelompok Penguasa Barat, aku diam-diam
tersenyum dan berpikir. Aku mau makan gratis dulu, nikmati waktu kalian! Lalu
aku keluar masih dalam wujud roh yang memastikan keselamatanku dalam permainan.
Setelah melepas helm, aku memandangi teman sekamarku. Mata
Empat tersentak di atas tempat tidurnya. Dia pasti sedang bertarung sengit.
Biarlah, itu masalahnya dan saatku untuk pergi!
Di asrama putri, Wan Er dan Cheng Yue menunggu di luar.
Begitu melihatku, mereka segera mendekat. Cheng Yue memegang perutnya dan
mengeluh.
“Aku sudah minta Wan Er untuk makan malam, tapi dia memaksa
untuk terus main. Sekarang aku kelaparan, ayo cepat cari makan.”
Aku tersenyum.
“Baiklah.”
Kantin kampus buka 24 jam, yang menunjukkan betapa kayanya
ULH.
Setelah memesan beberapa makanan, aku menyantapnya. Karena
sangat lapar, aku tanpa sungkan memakan 7 buah roti kukus dengan cepat. Dua
gadis di depanku terkejut melihat aku seperti orang kelaparan. Dari jauh, beberapa
mahasiswa juga sama terkejutnya. Mereka menatapku.
“Dia itu ... tak peduli sedikit pun meski sedang di depan
dua gadis itu!”
Senyum Wan Er membeku dan menatapku tajam.
“Apa kau belum makan selama bertahun? Maka pelan-pelan.”
Aku mengangguk tanpa membantah. Gantinya, aku meminum sup
makanan laut sekali teguk. Waduh, kapan aku pernah merasakan makanan seenak
ini? Jadi orang kaya benar-benar memuaskan.
Cheng Yue menghabiskan makanannya dan sebelum meminum
supnya, dia melihatku.
“Xi Yao. Hari ini kau sudah lewat level 1, bukan?”
“Ya, aku sudah level 9.”
“Oh! Kau lumayan cepat, menjadi level 9 dalam 10 jam!”
Wan Er tetap tak menunjukkan reaksi apa-apa, melihat
ponselnya dan bicara pada Cheng Yue.
“Sudah terlalu malam, kita harus cepat kembali dan tidur.”
Dia tak memedulikanku.
Aku bertanya.
“Cheng Yue, level berapa kalian?”
Cheng Yue tersenyum dan berkata dengan bangga.
“Aku sudah level 15, dan mencoba untuk meraih level 20 agar
bisa mendaftarkan diri dan menjadi penyihir dengan resmi. Level Wan Er lebih
tinggi dariku, dia sudah 16. Pembunuh sangat cepat menaikkan level mereka,
bahkan penyihir tak bisa mengejar.”
Aku bertanya lagi.
“Kalian sudah meninggalkan desa pemula?”
“Tentu saja, kami meninggalkannya kemarin ...,” Cheng Yue
berkedip sebelum melanjutkan. “Oh, iya. Aku dan Wan Er memilih Kota Fan Shu
sebagai kota utama kami, bagaimana denganmu?”
Aku berpikir sebentar dan menjawab.
“Desaku dekat sangat dekat dengan Kota Ba Huang, mungkin aku
akan di sana untuk beberapa lama sebelum mencari kalian ....”
Wan Er kembali memandangku dengan sinis dan dengan senyumnya
yang sulit ditebak, dia berkata.
“Oh, jadi kau tak ingin melihatku di dalam permainan, ha?”
Aku bergidik, merasakan hawa membunuh darinya. Segera aku
meluruskan badan dan berkata.
“Apa maksud, anda? Saya sebenarnya sangat ingin ke Fan Shu
untuk bertemu dengan anda dan Cheng Yue, tapi monster dalam perjalanan ke sana
semuanya tingkat tinggi, dan saya hanyalah seorang dukun. Bagaimana harus
melewatinya? Dalam perjalanan, saya bisa terbunuh berkali-kali. Mungkin saja
harus kembali ke desa pemula ....”
Akhirnya, wajah Wan Er mulai menunjukkan ekspresi. Dia
menahan tawa dengan menggigit bibirnya, sebelum hilang ketenangan, dia berkata.
“Baiklah, pergilah ke Ba Huang. Jika kau kesulitan di sana,
cari kami.”
Cheng Yue menambahkan dengan semangat.
“Yep, Yap. Aku dan Wan Er akan melindungimu!”
Wan Er terlihat jengkel.
“Kenapa kau terlihat senang, Yue Er?”
Cheng Yue terdiam dan dengan malu-malu cepat berkata.
“Ya ... aku dan kau sama-sama penyerang. Jika kita bisa
membawa Xiao Yao, kita akan punya dukun. Kecepatan kita dalam membunuh monster
akan bertambah ....”
“Benarkah?” tatapan Wan Er berkilat dengan emosi yang tak
bisa ditebak ke arah Cheng Yue, sebelum dia kembali ke wajah manisnya dan
tersenyum misterius. “Baiklah, aku percaya padamu ....”
Cheng Yue menghela napas.
“Ah, hampir saja ...”
“Apa katamu!?”
“Anu, sup ini enak sekali ....”
Sekitar jam 10 malam, aku mengantarkan kedua gadis ini ke
asrama mereka dan berjalan di sekitar asrama. Setelah menemukan tempat yang tak
ada siapa pun, aku melompat ke pagar asrama. Di atas sebuah pohon, aku
mengawasi sekeliling.
Karena ini sudah malam, keadaan kampus masih ramai. Ada
mahasiswa dari kampus ini, dan mengejutkan lagi juga banyak mahasiswa dari
kampus lain. Di jalan kampus, bisa dilihat banyaknya Porshce dan Ferrari yang
saling berpacu. Setelah menunggu lebih 2 jam, sekitar jam 12, aku meninggalkan
‘pos’. Dengan penjagaan selama itu, aku memastikan tak ada bahaya mendadak.
Setidaknya, tak ada yang akan mencelakai Wan Er.
Meskipun bermain menyenangkan, aku tak boleh lupa akan
pekerjaanku untuk melindungi Wan Er. Prioritas utamaku bukanlah untuk bersama
Wan Er dan Cheng Yue, tapi lebih tepat untuk menjauhkan segala bahaya dari Wan
Er.
Saat di atas pohon, aku mencari tahu tentang Korporasi Tian
Xi dan Lin Tian Nan. Apa sebenarnya yang mereka lakukan, sehingga mendatangkan
bahaya bagi mereka. Mereka juga sangat berpengaruh, hingga bisa langsung
mengirimkan personil kepolisian Hang Zhou, yang tak lain adalah aku, untuk
melindungi Wan Er. Tian Xin pasti memiliki koneksi yang sangat kuat dan Wan Er
juga sangat penting bagi Tian Nan.
Di ponselku, aku bisa mengakses data tentang Korporasi Tian
Xin.
Korporasi ini didirikan oleh seorang insinyur inti dari
Lockheed Martin, dan memiliki paten dalam hal radar yang tak terlihat
berteknologi tinggi. Mereka pemain besar dalam produksi dari bahan-bahan yang
dipakai BMI. Pada tahun 2015, mereka berpisah dari Lockheed Martin dan di bawah
pimpinan proyek, Lin Tian Nan, menjadi pemasok dari tentara Cina. Mereka
bersama membeli teknologi persenjataan negara. Beberapa tahun terakhir, mereka
mulai mengembangkan peluru-nano, dengan menggunakan teori bahwa frekuensi
tinggi yang disebabkan gesekan atom mampu melelehkan logam. Peluru jenis baru
ini sangat efektif untuk menghadapi unit seperti tank. Ditambah, mereka juga
pemain besar dalam pengembangan teknologi pesawat tempur dan radar yang paling
maju di Cina.
Setelah membaca semua itu, aku menghirup napas dalam. Tak
kusangka Tian Nan sepenting itu. Dari informasi yang kudapat, Tian Xin sangat
berperan penting dalam pengembangan persenjataan militer di Cina, setidaknya
selama 10 tahun terakhir. Khususnya dalam memperkuat AU Cina. Berkat Tian Xin,
Cina akhir menunjukkan hasil dalam pembuatan pesawat tempur generasi kelima.
Karena itu, seluruh negara menjadi iri atas teknologi ini, namun,
Tian Nan sangat berhati-hati dan tidak menunjukkan kelemahan sedikit pun. Satu
dari beberapa kelemahannya atau satu-satu kelemahannya adalah putri yang dia
miliki. Karena itu, banyak orang yang ingin menculik Wan Er untuk mengancam
Tian Nan menyerahkan penemuan perusahaannya. Sehingga, kepolisian Hang Zhou
ikut menangani keamanan Wan Er, dengan mencari seseorang yang pintar dan kuat,
juga tak terlihat jelas dalam melindungi Wan Er. Orang itu adalah ... benar,
itu aku!
Saat duduk di atas pohon, aku bergidik memangku tugas berat
yang diberikan padaku. Aku mengalihkan pandangan ke kejauhan. Setelah memeriksa
sekitar sekali lagi, yep, pemeriksaan
terakhir menunjukkan bahwa situasi aman dan damai. Aku segera kembali ke
asramaku.
--------------------------------------------------------------------------------
Bagian ini dipotong karena memiliki unsur dewasa dan saya
malas menerjemahkannya. Selain itu, juga tak berpengaruh pada jalan cerita.
Jika ada yang mau menerjemahkan, nanti akan saya tambahkan, atau mungkin banyak
yang meminta, saya akan menerjemahkannya dalam batas waktu yang tak ditentukan.
--------------------------------------------------------------------------------
Aku sudah tak sabar untuk mandi, namun begitu sampai di
asrama, Mata Empat sedang mandi dan aku terpaksa menunggu.
Saat menunggu, aku duduk di depan meja dan menggunakan
komputer Mata Empat untuk menjelajah internet. Setelah menghidupkannya, hal
yang pertama kali muncul adalah situs resmi <Kismat> dan di bagian daftar
sebelahnya terdapat informasi tentang pemain level tertinggi, perlengkapan
terbaik, dan lain-lain.
Tapi aku tidak melihat hal apa yang sudah dibaca oleh Mata
Empat. Aku menginginkan informasi yang benar-benar membantu.
Setelah mencari di situs resmi <Kismat>, aku mulai
paham dengan petanya. Ada 7 kerajaan besar. Di antaranya, server Cina memiliki
akses ke Kerajaan Tian Ling. Di dalamnya, terdapat tiga kota lain yaitu Kota
Fan Shu, Kota Jiu Li, dan Kota Ba Huang. Saat pemain baru pergi dari desa
pemula, mereka akan memilih satu dari tiga kota sebagai tempat tinggal. Sedang
untuk Kerajaan Tian Ling, monster di sana memiliki tingkatan yang sangat
tinggi. Saat ini, level tertinggi pemain adalah 18, bahkan untuknya, mencoba
mendekati Tian Ling adalah bunuh diri. Tetap saja, meski dia berlevel 18 dan
memiliki perlengkapan terbaik, dia masih tak akan mampu mengalah monster level
70. Jaraknya terlalu besar.
Aku memperbesar ke Kerajaan Tian Ling dan tiga kota di
dalamnya. Ya, Desa Rumput Anjing paling dekat dengan Ba Huang dan sangat sangat
jauh dari Fan Shu. Aku bisa mengunjungi Fan Shu nanti.
Tak lama, Mata Empat keluar dari kamar mandi. Dia telah
selesai. Saat melihatku, dia tertawa.
“Xiao Yao, bagaimana kenaikan levelmu hari ini?”
“Level 9, dan kau?”
“Hebat, itu cukup cepat, sedang aku baru level 13. Sekarang
aku ada di Jiu Li. Ke mana kau rencananya? Kenapa tidak ke Jiu Li juga dan
bermain bersamaku, lalu kita bisa menaklukkan dunia bersama.”
Mulutku mengerucut memikirkan bersama dengan Mata Empat.
“Tak usah. Untuk bisa ke Jiu Li aku harus mendaki gunung,
lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra. Dalam perjalanan ke sana saja,
aku akan kembali ke level 1 sebelum sampai. Aku dekat dengan Ba Huang dan
berencana ke sana.”
Mata Empat tersenyum saat aku mengatakan terbunuh sampai
level 1.
“Baiklah, tunggu saja sampai levelmu cukup. Kau akan bisa
punya kuda sendiri dan pergi ke mana saja. Sabar dan cobalah ke Jiu Li!”
“Ya, ya, ya ....”
Kulihat jam dan sudah tiga jam sejak aku keluar. Aku masuk
lagi (log in).
Setelah dataku dibaca, cahaya berkilat memindahkanku ke
dekat bangkai Raja Beruang Duri. Aku masih dalam wujud roh dan melihat ke
sekeliling, sepertinya tidak ada siapa pun. Aku ingin segera hidup, tapi sebuah
pikiran terlintas. Aku harus memeriksa ulang keadaan sekitar. Setelah
berkeliling, aku menemukan Penguasa Barat bersembunyi di balik pohon rebah dan
dua penyihir juga bersembunyi di dalam semak-semak. Menyedihkan sekali, mereka
ini terlalu terobsesi, hanya demi senjata setingkat hitam besi? Benar-benar
menyedihkan.
Aku keluar lagi, dan kemudian mandi, lalu tidur. Jika mereka
benar-benar menginginkannya, akan kubiarkan mereka menjagaku semalaman.
bagian 'anu'nya dipotong :'(
BalasHapuswah, bahaya itu, sob kalau 'anu'-nya dipotong. hehehe
Hapusemang sengaja, sob. ga ada pengaruh pada jalan cerita. cuma ganggu konsentrasi pembaca.