11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Senin, 31 Agustus 2015

Zhan Long Bagian 12 - Alkemis



Keesokan paginya aku bangun cepat, bukan untuk bermain, melainkan melaksanakan tugas. Setelah berkemas dan menyikat gigi, aku pergi keluar.

Tugas pertamaku adalah membeli 3 porsi makan pagi. Setelah itu, aku menuju ke asrama putri dan memanggil Wan Er. Kurang semenit, dia turun, memakai rok pendek berwarna biru langit dengan baju putih. Dua benda berharganya menekan kancing yang ada pada baju itu. Untungnya, dia sadar akan ini dan memakai oblong di baliknya.

Aku berdiri di depan gerbang, menatapnya, melihat ke arah lain, dan lalu melihat ke arahnya lagi. Dia begitu menawan, namun saya dia menyimpan dendam padaku.

Seperti biasa, Wan Er menatap tajam saat melihatku.

“Berapa lama kau akan memandangiku? Aku akan mengambil makanannya dan kau cepat kembali dan naikkan levelmu di <Kismat>. Bagaimanapun juga ... bagaimanapun kau bekerja untukku ... jika levelmu terlalu rendah, aku akan dipermalukan.”

Aku menghirup napas dan berjanji.

“Saya berjanji tak akan mengecewakan. Kalau begitu, saya permisi sekarang.”

“Tunggu ...,” Wan Er tiba-tiba menghentikan, dia terdiam sebentar sebelum bersuara lagi. “XIao Yao, aku ingin bertanya ... sebelumnya, apa kau benar-benar anggota dari Pasukan Khusus?”

Aku tersentak mendengar.

“Ha? Mengapa anda menanyakannya?”

“Aku hanya ingin tahu. Aku tak percaya dengan yang dikatakan Wang Xin, bagaimana bisa anggota Pasukan Khusus yang pernah membunuh tak tahu malu sepertimu? Yang kau lakukan setiap hari adalah makan dan bermain ....”

Biaya untuk <Kismat> sekitar 1 yuan 16 sen per menit.

Saat bicara dia terus melirik ke wajahku, mengembangkan senyumnya begitu melihatku menunduk. Tak salah lagi, Wan Er masih membalaskan dendamnya. Kebahagiaannya adalah kepedihanku.

Kukepalkan tangan.

“Tak masalah jika anda tak percaya dengan apa yang dikatakan Wang Xin. Yang terpenting adalah kesanggupan saya untuk melindungi anda. Saya permisi dahulu.”

Tanpa menoleh lagi, aku mulai melangkah menuju asramaku.

“Oh, jadi kau marah? Kau tak mungkin marah semudah itu, bukan?”

Aku berbalik dan memperlihatkan senyuman semerekah mungkin dan berucap.

“Nonaku, sepertinya anda sudah tahu akan segalanya.”

Melihat wajah dan mendegar suaraku yang penuh dengan sindirin, dia tahu bahwa tak berhasil mengerjaiku. Rasa frustrasi membuat kemenangannya tadi menghilang dan menghentakkan kakinya dengan marah.

“Cukup, aku akan kembali untuk menaikkan level.”

“Baik, semoga menyenangkan!”

Di perjalanan menuju asrama, aku mengunyah roti daging dan memikirkan apa yang harus kulakukan di <Kismat>. Tujuanku hari ini adalah bisa tiba di Ba Huang. Ini, setidaknya aku bisa menyesuaikan kemajuanku dengan kebanyakan pemain di <Kismat>. Minimal, aku sudah harus pergi dari desa pemula. Tetap di sana membuat diriku seperti pecundang.

Sekembalinya ke asrama, aku segera masuk ke <Kismat>, memakaikan helm ke kepalaku.

Sra.

Dalam sekejap, kegelapan berganti cahaya yang menyilaukan. Aku masih berada di Hutan Beruang Liar. Setelah kuperhatikan sekeliling, Penguasa Barat beserta cecunguknya sudah pergi. Mungkin mereka mengira aku masih di luar dan menungguku untuk kembali adalah hal yang percuma. Bagaimanapun juga, mereka, sepertiku, mencoba untuk ke Kota Ba Huang, jadi segala perkara bisa diselesaikan di sana.

Aku hidup lagi dengan tenang setelah benar-benar memeriksa keadaan sekitar.

Setelah cahaya keemasan, aku mengambil alih tubuh ini lagi. Di hutan yang kosong, kubuka tasku. Ah, saat aku tewas aku hanya kehilangan beberapa botol ramuan dan tak ada yang penting. Dari tasku, kukeluarkan Pedang Berduri.

Pedang tersebut memantulkan sinar begitu tiba di luar.

[Pedang Berduri – Hitam Besi]
ATK: 21-35
STR: +3
Syarat Level: 8

Jumlah serangan 21-35 dari Pedang Berduri sangat jauh di atas pedang yang sedang kugunakan saat ini, yang hanya 1-3. Saat aku memakai Pedang Berduri, aku mersakan aliran kekuatan ke tanganku, yang asalnya dari pedang. Pada saat yang bersamaan, statusku meningkat pesat.

[Xiao Yao Zi Zai – Dukun Baru]
Level: 9
ATK: 69-83
DEF: 23
HP: 180
MP: 150
Pesona: 0

Luar biasa, sangat mengagumkan. Ahli pedang yang selevel denganku dan menambahkan semua nilainya pada tenaga pasti akan iri melihat serangan ini. Hem, dengan Pedang Berduri, kemungkinan menjadi tak terbatas.

Saat ini, aku baru level 9 dengan 57% EXP. Aku bisa naik ke level 10 setelah membunuh beberapa monster. Sehabis itu, aku akan kembali ke desa pemula, mengisi ulang stok ramuan, memperbaiki perlengkapan dan menuju Kota Ba Huang.

Di atas bukit di balik desa pemula, seekor Beruang Duri bersantai di bawah sinar mentari. Aku tersenyum dan ingin tahu seberapa baik seranganku saat ini.

Sra.

Aku berlari ke arah beruang tersebut dan melakukan serangan biasa. Pedangku mengenai kepalanya dan angka kerusakan muncul setelah itu. Tidak mengecewakan.

-117

Mantap!

Ketika Beruang Duri masih belum sadar atas seranganku, aku melancarkan serangan berikutnya!

-114

Beruang Duri menjadi marah. Dia ayunkan cakarnya ke mukaku. Serangan tersebut berdampak -37. Seranganku yang berikutnya berhasil mengalahkannya. Hem, kerusakan yang dihasilkan tak bisa dianggap remeh.

Kupungut 4 keping tembaga yang jatuh setelah mengalahkan Beruang Duri tersebut dan meneruskan perjalanan. Setelah membunuh lebih dari sepuluh Beruang Duri, sebuah cahaya muncul di atas kepalaku, menandakan levelku menjadi 10. Dengan level baru, kutambahkan semua nilai yang kuperoleh pada tenaga, dengan demikian seranganku bertambah 5-5. Baiklah, aku sudah siap untuk kembali ke desa, mengurusi segala sesuatu, dan berangkat menuju Kota Ba Huang.

Setibanya di desa, aku menjual beberapa perlengkapan putih. Dengan ini, uangku menjadi 2 keping perak! Setelah memperbaiki perlengkapan, aku pergi ke toko obat. Karena aku adalah dukun, aku tak memerlukan ramuan yang memulihkan darah, jadi aku membeli ramuan untuk memulihkan MP.

Namun, saat kutanyakan harga ramuan pemulih MP, aku termenung.

Ramuan MP Lv 1: Memulihkan 50 MP, 5 keping tembaga per botol
Ramuan MP Lv 2: Memulihkan 100 MP, 50 keping tembaga per botol
Ramuan MP Lv 3: Memulihkan 150 MP, 5 keping perak per botol

Apa-apan ini, bahkan aku tak tak sanggup membeli ramuan lvl 3. Uh, biarlah. Aku cuma perlu membeli banyak ramuan lvl 1. Pasti cukup dalam perjalanan ke Ba Huang.

Ketika di gerbang desa, tetua desa berdiri di sana untuk mengantar kepergianku. Dia mengusap kepalaku dengan tangan kasarnya, sedang air matanya berlinang.

“Nak, kau sudah dewasa dan sekarang kau akan pergi meninggalkan desa ini. Aku turut bahagia untukmu, ingat, kau adalah kebanggaan kami. Di masa depan, kau pasti menjadi petualang (panggilan NPC untuk pemain) hebat dan membantu Kerajaan Tian Ling untuk mengalahkan musuh mereka.”

“Saya mengerti, Tetua.”

“Nak, aku punya tiga surat rujukan untukmu, kau boleh memilih satu di antaranya ....”

Di hadapanku muncul tiga pilihan.

– Kota Fan Shu – Kota Ba Huang – Kota Jiu Li –

Dengan surat rujukan, kau bisa pergi ke kota yang kau pilih dan menunjukkan pada pelatih dari bidang keahlianmu. Kau akan menerima jurus khusus untuk golonganmu.

Kota Ba Huang terletak di bagian utara Kerajaan Tian Ling. Bisa dikatakan, terletak di utara paling ujung benua umat manusia. Juga paling dekat dengan daerah utara yang belum diketahui. Kota ini seperti menjadi pertahanan pertama umat manusia dari serangan monster dari daerah utara. Ini salah satu alasan mengapa aku memilih Ba Huang menjadi kota asal. Pilihan lain yang tak kalah pentingnya adalah bahwa, monster di sekitar kota ini mungkin lebih ganas dari dua kota lainnya. Karena itulah, pemain di Ba Huan memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi lebih baik.

Setelah menandai lokasi Ba Huang di peta, aku mulai menuju ke sana. Dalam perjalanan, aku juga bertemu dengan pemain lain yang menuju ke sana, yang kebanyakan mereka juga lvl 10. Mereka kelihatan terburu-buru untuk ke Ba Huang dan menghadapi monster yang kuat, bahkan jika level mereka belum sebanding, seolah mereka akan kehabisan monster jika terlambat. Nyatanya, <Kismat> mampu menampung 100.000.000 juta pemain yang daring saat bersamaan. Dan sekarang, pemain paling banyak hanyalah satu juta. Karena itu, tak perlu terburu-buru untuk melakukannya.

Saat itu aku juga melihat seorang ksatria berpelengkapan putih yang diikuti oleh dukun perempuan. Dukun tersebut mengenakan pakaian zirah dan memegang sebuah tongkat yang di atasnya berukir seperti panci ramuan. Itulah dukun sebenarnya, tidak sepertiku.

Selain itu, aku juga bertemu banyak pemain yang memilih menjadi elf angin; kebanyakan mereka adalah pemanah, penyihir, atau dukun. Elf angin bisa terbang, karena itulah banyak dipilih. Perkiraan sekitar 35% dari seluruh total pemain. Tapi aku sengaja tidak memilihnya, karena elf angin pada dasarnya tidak bisa apa-apa saat terbang. Ditambah, kenaikan darah dan pertahanannya sangat buruk, sedang kerusakan mantranya lumayan bagus, tapi bertarung di belakang tidak cocok dengan gaya bermainku.

Keamananku terjaga melakukan perjalanan dengan pemain pemula lainnya menuju Ba Huang. Sebenarnya, kebanyakan monster yang menghalangi jalan telah terbunuh. Setelah melakukan perjalanan sekitar 70 menit, sebuah menara benteng terlihat. Di depan benteng terdapat sebuah pisau batu besar, yang merupakan tengara dari Kota Ba Huang. Pisau Ba Huang legendaris, yang mungkin setara senjata dewa.

Setelah memasuki benteng, dengan beberapa petunjuk, aku berhasil menemukan pelatih.

Di samping sebuah kolam hijau gelap terdapat puluhan elf angin perempuan yang berkumpul bersama yang semuanya memegang tongkat pemulih. Mereka adalah dukun dan di tengah-tengahnya ada seorang NPC elf angin level 50 yang merupakan pelatih di bidang keahlian.

Aku mendekatinya, dan menyerahkan surat rujukan.

“Pelatih! Saya adalah petualang yang berasal dari Desa Rumput Anjing dan ini surat rujukan saya. Mohon terima saya menjadi murid anda.”

Pelatih melihat ke Pedang Berduri yang ada di tanganku, wajah kagetnya berlawanan dengan suaranya yang tenang.

“Baik, mulai hari ini kau adalah Dukun Murid dari Kota Ba Huang dan menjadi bagian kebanggaan kerajaan.”

Ding.

[Dorongan]
Memberi semangat pada target. Per level Dorongan, target akan mendapat 1% tambahan dari daya kerusakan serangan.
Syarat: level 10 – Khusus Golongan Dukun
Biaya untuk mempelajari: 1 Keping Perak

Hanya ada satu jurus yang bisa kupelajari!

Tapi jurus ini cukup bagus. Pada lvl 1 hanya akan menaikkan kerusakan sebesar 1%, pada lvl 10 akan menjadi 10%. Saat yang bersamaan, dia tak akan setara dengan Pedang Prahara yang meningkatkan 10% daya serang keahlian apa-apa.

Berat bagiku untuk berpisah dengan 1 keping perak, tapi akhirnya aku merelakan.

Setelah bicara dengan pelatih, aku memutuskan untuk menaikkan level dan kemampuan dari Dorongan. Namun aku teringat sesuatu. Ada hal yang harus kulakukan sebelum keluar. Aku harus mencari profesi yang menghasilkan. Aku harus menjadi seorang Alkemis.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.