11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Sabtu, 29 Agustus 2015

Zhan Long Bagian 7 - Menciptakan Jurus Baru



Menuju jalan masuk desa, aku berhenti sesaat yang kemudian ditabrak dari belakang oleh para pengamuk yang membawa kapak mereka. Sepertinya mereka begitu bersemangat untuk membunuhi Anjing Rumput.

Dengan tenaga yang tak sebanding dengan yang lain, aku menahan diri untuk tidak melakukan hal yang sama.

Melihat keadaan statusku, aku baru sadar kalau sistem memberikan 10 nilai pada level 1. Aku tambahkan semuanya pada tenaga (STR). Benar, ini adalah gaya bertarungku. Aku akan menghadapi dunia dengan kemampuanku sebagai seorang dukun untuk memulihkan dan dengan tenagaku untuk bertarung. Ini adalah jalan penuh kesuksesan!

Aku harus bersabar. Tak mungkin mencuri dari sekumpulan yang telah dibunuh oleh para pengamuk, ahli pedang, dan lain-lain. Mereka itu menambahkan semua nilai pada tenaga. Aku melihat ke sekitar desa dan mencari tugas apa yang bisa kudapat, lalu pergi membunuh Anjing Rumput. Ini yang disebut dengan membunuh dua burung dengan satu batu!

Di tengah alun-alun desa, terdapat sebuah sumur. Di samping sumur tersebut terdapat serakan batu-batu. Tiap batu terpisah satu sama lain, tapi mereka membentuk susunan yang luar biasa.

Aku memerhatikannya lebih dari lima menit sebelum menyadari apa itu – susunan tersebut merupakan Langkah Tujuh Bintang. Sebelumnya, ketika aku sedang berlatih kepada si tua Lin Cheng, aku harus mempelajari Langkah Tujuh Bintang sembari mengayunkan pedang, yang hal ini membuatku menderita luar biasa. Di permainan ini, ternyata benar-benar ada tentang Langkah Tujuh Bintang. Artinya cuma satu – di antara para perancang permainan ini, ada seorang ahli pedang tingkat tinggi. Jika tidak, mana mungkin Langkah Tujuh Bintang diterapkan.

Seolah terisap olehnya, aku tak bisa menahan diri untuk melangkah ke atas pijakan tersebut, menghadap ke arah sinar yang berbentuk aneh. Spontan, aku tarik pedangku dan mulai mengayunkannya.

Meski aku seorang dukun, aku menambahkan semua 10 nilaiku pada tenaga, sehingga memberikanku tubuh yang cukup kuat. Pedang ini terlepas dari sarungnya dan diliputi oleh energi. Sudah lama aku tak merasakan hal seperti ini dan siapa sangka aku merasakannya lagi di dalam sebuah permainan.

Jantungku berdebar kencang. Jika begini, ditambah dengan info yang ada di pamflet itu, mungkin kali ini benar-benar bagiku untuk bersinar!

Kali kedua aku menebaskannya, perasaanku akan pedang mulai bertambah.

Seperti orang kebingungan, aku tetap berdiri di sana dengan terus mengayunkan pedangku berulang kali. Aku lupa akan waktu dan mulai paham bagaimana cara penggunaan pedang. Ada sedikit kesenangan di dalamnya, jika kau seorang ahli pedang.

Sekitar satu jam setelah aku mulai berlatih dengan pedangku, banyak pemain lain di sekeliling dan memperhatikanku dengan heran. Bahkan ada seorang pengamuk level 2 dengan kapaknya, menggelengkan kepala saat melihatku.

“Oi, meski di permainan ini dikatakan kau bisa membuat jurus atau kemampuanmu sendiri, apa kau pikir itu mungkin? Hanya orang bodoh sepertimu yang percaya akan itu,” katanya. “Orang ini padahal setampan diriku, tapi mengapa dia begitu tolol,” tambahnya kemudian.

Aku tak menunjukkan ekspresi apa-apa dan tetap melanjutkan latihan. Hanya dengan begini, semua hal di sekitar ditelan oleh konsentrasiku.

Sekejap saja, hari sudah siang. Aku tak ada kemajuan sama sekali. Tiap kali aku merasakan akan berhasil, namun tidak terjadi. Aku meneruskannya hingga pukul delapan malam, saat ponsel di luar berdering. Ponsel tersebut terhubung ke sistem permainan dan menunjukkan nomor Wan Er.

“Xia Yao, aku dan Xiao Yue akan luring untuk makan malam, apa kau mau ikut?”

Aku semangat mendengarnya.

“Saya ikut bersama kalian. Sejak siang belum belum makan apa-apa ... maksudnya, saya harus melindungi anda ....”

Wan Er terkikik.

“Baiklah, datanglah ke mari, begitu kau sampai kami akan turun.”

“Siap!”

Keluar dari permainan di desa ini, pasti tak akan apa-apa, karena ini adalah zona aman.

Setelah membuka helm, kulihat tubuh si Mata Empatbergetar, seolah dia sedang diserang atau apa. Dia pasti sedang menaikkan level. Aku tak akan mengganggunya dan pergi makan bersama Wan Er.

Di luar, aku tiba di asrama putri dan kemudian datanglah si anggun Wan Er bersama Chen Yue yang membawa tas kecil. Meski jarak kami agak jauh, Chen Yue berteriak lebih antusias daripada Wan Er.

“Hai, Xiao Yao!”

“Malam, di mana kita akan makan?” tanyaku kemudian.

“Ayo, ke kantin 1 lagi. Setelah selesai, kita bisa lanjut menaikkan level. Awal bulan depan kita sudah mulai kuliah, jadi kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk fokus dalam permainan!”

“Hem.”

Di kantin, kami memesan beberapa jenis makanan goreng, dan kami bertiga duduk saling berhadapan, menunggu pesanan. Dua gadis cantik ini juga sudah sangat lapar, terdengar dari keroncongan perut mereka. Seakan-akan mereka ingin memakanku juga.

Wan Er melihat ponselnya, lalu bersandar lagi. Rambut panjangnya jatuh melewati bahu. Di waktu yang sesaat itu, dia menangkap perhatian semua orang. Aku juga memperhatikannya dengan terus mengingatkan diri, bahwa aku juga harus mematuhi perintah Lin Tian Nan.

Beberapa saat kemudian, Wan Er mengangkat kepalanya dan melihatku.

“Xiao Yao, setelah bermain seharian tadi, level berapa kau sekarang?”

“Level 1, saya juga belum bertarung sama sekali.”

Wan Er terkejut hingga mulutnya terbuka.

“Tidak mungkin, bukan? Tak membunuh monster atau mendapatkan pengalaman (EXP), apa saja yang kau lakukan? Meski kau hanya akan menjadi pesuruh kami, setidaknya kau harus punya cukup stamina untuk bisa kabur ke kota. Jika begini, monster kecil saja pasti sanggup membunuhmu.”

Aku menggaruk hidung, merasa malu atas apa yang dikatakannya.

“Sebenarnya ... sebenarnya saya masih membiasakan diri dengan kebebasan yang ditawarkan dalam permainan. Saat ini, saya masih belum terbiasa dengan tingkat realitasnya yang mencapai 97%.”

“Ha ... dasar pemula!” Wan Er tiba-tiba tersenyum.

Dia pasti sudah dapat apa yang ingin dia tuju dan sekarang merasa puas, yaitu mengejekku. Aku tahu bahwa gadis ini menyimpan dendam ... atau tidak? Tidak benar juga, mengingat bahwa aku bisa dikatakan sudah melihat semuanya hari itu. Dengan sifatnya yang angkuh tersebut, tidak membunuhku langsung, bisa dianggap sebagai permaafan.

Cheng Yue juga melihat ke arahku dengan heran.

“Xiao Yao, kau ini ....”

“Xiao Yue, berapa levelmu dan Nona Wan Er?” tanyaku memotong perkataannya.

Cheng Yue mengulum bibirnya.

“Kami lancar. Aku di level 7 dan Wan Er level 6. Terus terang kukatakan, kau tak perlu memanggilnya Nona, cukup dengan Wan Er saja dan dia juga tak akan keberatan.”

Wan Er menoleh ke arahku.

“Tidak, dia tak boleh memanggilku dengan Wan Er!”

“Saya mengerti, Nona,” jawabku cepat.

Cheng Yue melihat bergantian kepada kami. Lalu dia paham akan sesuatu dan menutup mulutnya sambil menahan tawa.

“Oh, sepertinya terjadi sesuatu di antara kalian. Jika tidak, mana mungkin hal seperti ini terjadi ... aduh, Wan Er, hentikan. Jangan cubit aku, iya, maaf, aku diam!”

Dua wanita cantik bergelut dan beberapa laki-laki di sekitar sana terpana dibuatnya. Bahkan makanan yang sudah tiba di mulut mereka, terjatuh lagi.

Tak lama, pesanan kami tiba. Aku tak banyak makan, hanya yang ada di hadapanku saja. Aku juga hanya memakan tiga mangkuk nasi. Wan Er melihatku terkejut. Ekspresinya menunjukkan bahwa aku makan terlalu banyak walau masih level 1. Dia pasti berpikiran bahwa aku tak berguna.

Pukul sepuluh malam, ponsel berbunyi dan nomor Lin Tian Nan terlihat.

“Xiao Li, bagaimana hari ini? Wan Er tidak banyak tingkah, bukan?” Lin Tian Nan bertanya.

Aku menggeleng.

“Tidak, Pak Lin. Nona juga memperlakukan saya dengan baik, anda tenang saja!”

Tian Nan tersenyum.

“Hem, sifat Wan Er sebenarnya baik, tapi ... berhubung keadaan yang membuatnya harus punya banyak pengawal, dia tak menurut sama sekali. Beberapa pengawal yang kusewa sebelum ini, tidak tahan dan menyerah. Kuharap kau tidak mengecewakan ....”

“Sejujurnya, tidak terlalu berat. Hanya menemaninya makan, bermain, dan hal kecil lainnya. Jika begitu, saya masih mampu,” jawabku sambil tersenyum ringan.

“Bagus! Bagaimana dengan permainannya? Peringkat berapa kau di permainan sebelumnya?” katanya setelah tertawa.

“Tiga juta lebih.”

“Wah, kau benar-benar pemula.”

“....”

Setelah menutup ponsel, aku baru sadar kalau Mata Empat sudah keluar dari permainan dan memasak mi instan. Dia begitu bersemangat.

“Nak Li, bagaimana rasanya di dalam permainan? Hebat, bukan? Aku sudah level 4. Lumayanlah. Kau level berapa?”

Kujawab tanpa ekspresi apa-apa.

“Level 1, bagaimana kau bisa ....”

“Ha ha, level 1? Wah, berapa kali kau terbunuh oleh monster, sehingga tetap berada di level 1?”

“Apa yang bisa kulakukan? Aku seorang dukun, jadi tak punya daya serang,” jawabku tenang.

“Golongan kantong susu itu? Walau kau tak bisa membunuh apa pun, tapi kau bisa memulihkan diri. Tentunya kau tak akan tewas hanya untuk balik ke level 1, bukan? Nak Li, kau ini benar-benar pemula yang berbeda daripada yang lain. Jangan khawatir, dengan abangmu di sini, aku bisa kembali dan menolongmu menaikkan level. Kupastikan kau menjadi peringkat sepuluh besar dalam <Kismat>!”

“Sudahlah, jangan berlagak!”

“Ha ha ha!”

Malamnya, aku bermain sejaman lebih, kembali untuk mencoba dan mencari jurus khusus ilmu pedang, namun, lagi-lagi aku gagal. Aku tak begitu khawatir. Ini hanya permainan. Meskipun aku tak berhasil, tak ada yang perlu dikejarkan. Jam dua belas, aku keluar permainan dan tidur. Ini adalah jadwal yang diberikan oleh Wan Er.

Hari berikutnya, aku bangun pukul 7 pagi, keluar mencari makanan untuk Wan Er dan Cheng Yue. Sayang sekali aku tak bisa pergi ke kamar mereka. Bu Asrama berteriak marah.

“Kau bajingan! Jika kau ingin masuk ke asrama putri, kau harus melewati aku dulu!”

Aku segera pergi dari sana, dan kulihat ada dua orang pengawal di kantor utama asrama. Dari gerak-gerik mereka, aku tahu bahwa mereka pandai silat. Hem, ini pasti perbuatan Lin Tian Nan. Demi putrinya, dia menyewa pengawal lain selain aku.

Kembali ke kamar, aku terus berlatih pedang.

Sekejap saja, pagi datang kembali. Aku harus memperbaiki pedang yang kugunakan untuk berlatih, namun seperti biasa, aku masih belum berhasil. Padahal aku merasa hampir bisa.

Menjelang siang, aku berada di kantin bersama Wan Er dan Cheng Yue untuk makan siang.

“Sudah dua puluh empat jam ...,” ucap Cheng Yue tersenyum. “Sepertinya, hampir semua pemain sudah pergi dari desa asal mereka dan level tertinggi adalah 12.”

Wan Er menahan rambutnya saat makan, lalu berkata riang.

“Aku sudah level 11!”

“Sehabis ini, aku hanya butuh beberapa jam untuk mencapai level 11. Aku seorang penyihir dan tetap saja kemajuanku lebih lambat dari pembunuh. Wan Er, kau membuatku stres ...,” ujar Cheng Yue.

Wan Er tersenyum dan menunjukku.

“Tak apa. Orang ini bisa memberimu hiburan. Li Xiao Yao, level dan peringkat berapa kau?”

Aku sedikit ragu untuk menjawab.

“Level 1 dan tepat di peringkat sejuta.”

Wajah Wan Er membatu, dan hanya bisa melihatku dengan raut wajah kaget.

“Hanya ada satu juta pemain pada saat pembukaan ... kau ... kau benar-benar memalukan.”

Aku hanya bisa diam mendengarnya.

Cheng Yue tersenyum.

“Biarkan saja. Nanti aku akan kembali dan membantumu.”

“Terima kasih banyak, Cheng Yue, kau lebih baik dan perhatian daripada nona yang ada di sana ....”

Wan Er segera melihat ke arahku, matanya penuh dengan hawa membunuh.

“Oh, bisa kau ulangi lagi?”

Kupegang erat sumpit yang ada di tanganku dan berkata.

“Mari, makan. Setelah selesai, kita bisa kembali dan menambah level.”

Pukul 13.00, di Desa Rumput Anjing.

Trang.

Aku menebaskannya untuk ke sekian kali. Saat itu, energi yang tak terlihat menyelimuti pedang ini, membuat tubuhku bergetar. Semburan cahaya keemasan muncul perlahan dari kakiku, dan kemudian terdengar suara sistem,

Ting.

Pemberitahuan: Selamat, kau telah menyelesaikan latihan keahlian! Kau menciptakan sebuah jurus. Hasilnya, saat kau memakai dan menggunakan pedang, daya serangmu akan meningkat 10%. Mohon beri nama untuk jurusmu!

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.