MK - 13
Penerjemah: TheUntrue
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 13 – Kabut Asmara
Terlarang
“Um... Bibi Kecil, kenapa kaumelihatku seperti itu?” setelah
menyadari bahwa situasinya berubah canggung, Xiao Che menahan napasnya sesaat
sebelum bertanya dengan hati-hati.
Barulah kedua mata indah Xiao Lingxi, yang penuh linglung
dalam waktu lama, bergetar sedikit. Dengan cepat dia mengubah tatapannya dan
menundukkan kepalanya sembari berkata dengan lembut. “Apa kau tidak takut
istrimu, Qingyue, akan mendengar apa yang kaukatakan barusan?”
Xiao Che berpura pura melihat ke kanan dan ke kiri, dan
dengan polosnya berkata, “Tidak ada orang di sekitar kita, jadi kenapa kauharus
takut? Tapi meskipun dia mendengar perkataanku barusan, aku tidak akan gentar.
Kau kan tahu bahwa dia menikahiku bukan karena mencintaiku, dan mau tak mau pun
aku harus menikahinya. Tapi jika dia adalah Bibi Kecil, mungkin aku...”
“Berhenti... Jangan bicara lagi!”
Xiao Lingxi mengulurkan tangannya dan meletakkannya di bibir
Xiao Che, menghentikan perkataan Xiao Che. Setelah sekian lama barulah dia
melepaskannya, dan sekali lagi tubuhnya bersandar pada bahu Xiao Che sembari
berkata: “Adik Che, meskipun aku lebih muda darimu satu tahun, aku ini, adalah Bibi
Kecilmu. Ada kata-kata yang pantas kaukatakan kepada gadis lainnya, tapi tidak
kepadaku ... di kehidupan ini ... kau tidak boleh mengatakannya ... aku tahu di
dalam lubuk hatimu, kaumenginginkan ini ... Tapi semua ini sudah cukup...”
Di dua kalimat terakhir, suara Xiao Lingxi mulai terdengar
semakin pelan. Di dalam gumamannya terdapat kesedihan dan kekecewaan yang dapat
membuat semua orang yang mendengar menjadi patah hati.
Hati Xiao Che juga bergetar hebat. Dia lalu tak mengatakan
apa-apa lagi, memejamkan matanya, dan dengan saksama mendengarkan suara napas
dan detak jantung gadis yang ada di sampingnya itu.
“Ketika aku masih kecil, aku ini kurus, hitam dan pendek.
Semua orang memanggilku si buruk rupa dan selalu mengejekku, mengerjaiku ...”
Xiao Lingxi merapatkan tubuhnya pada Xiao Che, suara yang indah kemudian
berlanjut, “Hanya kau yang mau bermain denganku. Ketika seseorang mengerjaiku, Adik
Che pasti akan berkelahi untuk membelaku. Kau selalu dipenuhi luka dan memar ...
Luka yang kauterima saat itu, semua adalah karena aku. Aku menjadi terbiasa,
dan selalu menikmati perlindungan dari Adik Che. Aku percaya kau akan selalu
melindungiku...”
Kata-kata Xiao Lingxi mengingatkan Xiao Che kepada Xiao
Lingxi yang masih kecil. Waktu itu, dia sangatlah kurus, hitam dan pendek
seperti yang dia katakan, bisa dibilang dia sangatlah jelek. Tapi karena dia
adalah Bibi Kecilnya, sebagai laki-laki, dan juga karena dia lebih tua satu
tahun darinya, dia pasti selalu, layaknya itu adalah tugasnya, untuk melindunginya
dengan seluruh kekuatannya... Siapa yang menyangka bahwa gadis muda ini telah
berubah jauh dari ketika saat dia masih kecil. Yang dulunya buruk rupa telah
berubah menjadi seorang bidadari. Tak ada yang tauh ada berapa banyak laki-laki
di Klan Xiao yang berliur sambil merindukannya.
“Setelah itu, Adik Che menyadari bahwa pembuluh tenaga
dalamnya telah rusak. Aku mulai berlatih tenaga dalam sekeras-kerasnya ...
karena sekarang adalah giliranku untuk melindungi Adik Che. Waktu itu, aku
berpikir, apakah Adik Che yang melindungiku, atau aku yang melindungi Adik Che,
itu sama saja. Apa pun itu, yang terpenting kita selalu bisa bersama ... hingga
akhirnya ketika aku mulai beranjak dewasa aku menyadari. Adik Che akan
mendapatkan seorang istri, dan aku juga harus menikah. Di saat itu, kita tidak
akan bisa seperti dulu... Ditambah lagi, dari semua wanita yang ada di dunia
ini, wanita satu satunya yang Adik Che tidak bisa nikahi adalah aku ... dan
dari semua pria yang ada di dunia ini, pria satu satunya yang tidak bisa aku
nikahi adalah Adik Che...”
Xiao Che hanya terdiam.
“Setelah sekian lama, aku berpikir aku telah mampu menerima
itu sepenuhnya. Hari ini Adik Che sudah menikah. Aku seharusnya sangat bahagia,
tapi dari pagi hingga petang, aku merasa ada sesuatu mengganjal di hatiku. Itu
terasa sangat sakit. Ketika aku ingin tidur, bermacam cara telah aku lakukan,
tapi tetap saja aku tak bisa terlelap... dan Adik Che, setelah kau mengatakan
kata-kata itu padaku... aku menjadi sangat bahagia, tapi juga merasa sedih ...
apa yang telah terjadi padaku?”
Hati dan raga Xiao Che menjadi gusar. Walaupun dia terdiam
cukup lama, dia juga tidak tahu apa yang harus dia katakan.
Kabut asmara terlarang yang dirasakan mereka berdua telah
tercipta sejak lama. Ketika mereka telah menyadari perasaan yang terlarang ini,
mereka masih terus bersama siang dan malam, namun tidak pernah mengungkapkan
perasaan ini. Sebaliknya, di dalam hati mereka, mereka menganggap itu adalah
kasih sayang antar saudara.
Xiao Che yang tanpa ingatan reinkarnasi dari Benua Awan Biru
memiliki sifat pengecut dan rendah diri. Bahkan sampai mati, dia hanya akan
berani menghindar dari mengungkapkan perasaan itu. Sehingga perasaan semacam
itu terpendam selamanya. Xiao Lingxi ... tidak pernah mengungkapkan perasaannya
selama ini, hingga sampailah pada hari ini. Tapi Xiao Che hari ini bukanlah
Xiao Che yang dulu dan dia mengatakan kata-kata yang dapat menghancurkan bumi
dan langit. Dalam menanggapinya, Xiao Lingxi yang ragu, di puncak bukit yang
sepi di tengah malam ini, telah mengungkapkan semua perasaan terlarang yang tak
berani dia katakan sebelumnya.
Jantung Xiao Che berdetak tidak karuan. Sembari menghirup
aroma gadis yang menawan ini, dia menggerakkan lengan kanannya, lalu memeluk
tubuh Xiao Lingxi dan berbaring. Tubuh Xiao Lingxi sedikit gemetar, tapi dia
tidak menolaknya. Xiao Lingxi memejamkan matanya, sembari menimpa Xiao Che
dengan seluruh tubuhnya
Tubuh gadis yang memesona ini sangatlah lembut, seperti
tidak memiliki tulang layaknya batu giok yang hangat, harum dan lembut.
Kulitnya yang halus seperti kain, walaupun terhalang oleh beberapa lapis
pakaian, dapat membuat jiwa seseorang bergetar hebat. Xiao Che tidak berani
memeluk erat tubuhnya, takut bila dia memeluknya terlalu erat Xiao Lingxi akan
ketakutan bahkan terluka. Akan tetapi, tiba-tiba Xiao Che merasakan sepasang
tangan yang seperti batu giok yang perlahan memeluk tubuhnya, seakan
menginginkannya memeluk Xiao Che lebih erat. Aroma harum perlahan memasuki
hidungnya dan masuk ke dalam relung hatinya.
Kesudian Xiao Lingxi menghilangkan keraguan di dalam hati
Xiao Che. Dia lalu menggerakkan lengan kirinya untuk memeluk pinggang Xiao
Lingxi yang ramping, tetapi tiba-tiba pikirannya membeku. Pergerakan lengannya
tanpa sengaja berubah. Saat berhenti, tangannya merasa seperti memegang sesuatu
yang menggunung, lembut dan hangat.
“Ah ...”
Xiao Lingxi mendesah. Pikiran Xiao Che tak karuan. Dia
dengan cepat ingin melepaskan tangannya., tetapi tangan Xiao Lingxi yang
memeluknya pertama kali telah menimpa lengannya. Awalnya, Xiao Che mengira Xiao
Lingxi akan memukul tangannya yang telah menggaulinya, tapi ... tangan yang
seperti giok itu hanya memegang telapak tangannya dan berhenti, terdiam, namun
tak dapat membuat tangan Xiao Che untuk bergerak. Di antara dua payudara yang
lembut itu, Xiao Che dapat merasakan detakan jantung Xiao Lingxi dengan jelas.
Embusan napas Xiao Lingxi sangat berat dan kasar. Wajahnya
telah lama memerah hingga mencapai lehernya yang seputih salju. Xiao Lingxi
memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya dalam-dalam di dada Xiao Che, dan
tak bergerak, seolah olah untuk membuktikan bahwa dia telah tertidur pulas.
Xiao Che juga memejamkan matanya, sangat diam dan tanpa
suara, mereka berdua memeluk satu sama lain dengan damai. Saat ini, tidak satu
dari mereka mau berbicara ... karena itu dapat merusak suasana yang seperti
mimpi ini.
Malam semakin larut. Ketika Xia Qingyue menemukan mereka,
mereka masih dalam posisi yang sama, tapi telah tertidur dengan pulas.
Xia Qingyue keluar untuk mencari Xiao Che. Dia berpikir Xiao
Che hanya keluar untuk sekedar mencari angina. Ketika keluar “mencari angin”,
Xia Qingyue juga telah meninggalkan ranjang dan sudah menyiapkan selimut
untuknya di sudut kamar, sehingga jika saat dia pulang nanti Xiao Che dapat
tertidur pulas. Tapi setelah menunggu lama, Xiao Che masih belum pulang juga.
Tapi, dari suara yang dia dengar di awal, Xiao Che
sepertinya telah memanjat dinding menuju ke pegunungan di belakang Klan Xiao.
Dengan tenaga dalamnya yang lemah dan hanya berada pada
Tenaga Dalam Kelas Dasar Tingkat 1, dia berani pergi ke pegunungan, dalam waktu
yang lama tanpa ada tanda-tanda kepulangan, ditambah di tengah malam buta
seperti ini ... Xia Qingyue akhirnya tak kuasa menahan dan keluar mencarinya.
Hingga akhirnya membuatnya melihat pemandangan yang membuatnya tercengang
seperti orang bodoh itu.
Hari ini adalah hari pertamanya dan Xiao Che sebagai suami
istri. Ketika dia menjemputnya di perjalanan menuju ke Klan Xiao, sikapnya yang
tenang menunjukkan kebanggaannya. Di aula pernikahan, dia menahan amarah dan
kebenciannya. Di kamar pengantin, meskipun dia berbicara sembarangan dan
memiliki mulut yang vulgar, raut wajah dan tatapan di matanya tak henti hentinya menunjukkan antara
kebimbangan, ketidakrelaan dan keputusasaan. Dan bahkan terdapat kesunyian yang
mendalam yang bahkan dirinya tak mampu menafsirkannya.
Tapi sekarang, Xiao Che yang mendekap Xiao Lingxi sedang
tertidur dengan pulasnya. Sudut bibirnya terlihat terangkat sedikit,
menunjukkan senyuman hangat. Kelima indranya terlihat sangat santai, raut
wajahnya tenang, dan damai seperti bayi yang berada di pangkuan ibunya.
Mendadak, perasaan yang aneh timbul di hati Xia Qingyue ...
tentu saja, ini bukan berarti dia memiliki perasaan terhadap Xiao Che. Tetapi
dia dan Xiao Che telah menjadi sepasang suami istri. Dia selalu menganggap
bahwa pernikahan ini hanyalah suatu formalitas baginya, dan status suami dan
istri juga hanya sebatas gelar, dan tak akan ada apa pun yang bisa membuat
hatinya tergerak. Akan tetapi, untuk beberapa hal, hati tak selalu mengikuti
pikiran seseorang. Dan tentunya ini sangat benar untuk seorang wanita, yang
tentunya cenderung berperasaan halus, terkecuali mereka tidak memiliki hati.
Lagi pula, dia dan Xiao Che telah menjadi suami istri,
meskipun, dia menganggap, dia tidak peduli dengan hal semacam ini, tapi
kenyataan bahwa Xiao Che sekarang adalah suaminya tentu telah tertanam di lubuk
hati dan pikirannya. Karena dia adalah suaminya, seharusnya dia hanya boleh
dimiliki oleh Xia Qingyue. Akan tetapi, pada malam pertamanya, dia malah
memeluk wanita lain hingga mereka berdua tertidur pulas, dan bahkan dengan raut
wajah yang puas dan hangat ... Tentu saja tanpa disadari dia akan merasakan
sesuatu yang aneh pada dirinya.
Meskipun bila gadis itu adalah Bibi Kecilnya.
Perasaan yang tidak mengenakkan ini membuatnya hatinya yang
seperti es itu sedikit terguncang. Perasaan jengkel ini membuatnya terbangun
dari lamunan dan bergegas menajamkan indranya untuk menenangkan hati. Setelah
cukup lama, perasaan seperti duri itu perlahan menghilang dan hatinya perlahan
menjadi tenang.
Dia tidak mengganggu Xiao Che dan Xiao Lingxi, dengan
langkah kaki yang ringan, dia kemudian pergi tanpa suara.
Selang beberapa waktu, Xia Qingyue kembali, dengan selimut
merah di lengannya. Perlahan dia menyelimuti tubuh Xiao Lingxi dan Xiao Che dan
sekali lagi pergi tanpa suara.
... ... ... ...
Ketika Xiao Che terbangun, hari sudah subuh. Di dadanya,
Xiao Lingxi masih terlelap, dan gaya tidurnya terlihat sangat manis ... Itu
kalau seseorang tidak menghiraukan bekas liur yang besar di dadanya.
Kantuknya perlahan menghilang, dan sedikit demi sedikit,
kejadian tadi malam terulang di pikiran Xiao Che. Meskipun bahunya sedikit mati
rasa dan pegal setelah semalaman. Dia tidak berani bergerak sedikit pun, takut
mengganggu tidur Xiao Lingxi. Dan pada saat itu juga dia menemukan selimut
merah yang menyelimuti tubuhnya.
“Waduh ... Mampus ...” perlahan dia mengangkat tangannya
untuk memegang selimut itu sembari suara panik dan sumpah serapah yang rendah
keluar dari mulutnya ... ini jelas-jelas adalah selimut yang telah disiapkan
kemarin, dan telah diletakkan di ranjang kamar pengantin.
Xiao Che menatap ke arah kediamannya, hatinya melepaskan
raungan kecil ... pada malam pengantinnya, tidak hanya dia tidak berada di
kamar pengantin, tapi dia juga tidur dengan wanita lain, semalaman. Dan istri
barunya sendiri telah datang untuk menyelimuti mereka.
Skenario ini... Sungguh MENGERIKAN!
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!