Zhan Long Bagian 7 - Menciptakan Jurus Baru
Menuju jalan masuk desa, aku berhenti sesaat yang kemudian
ditabrak dari belakang oleh para pengamuk yang membawa kapak mereka. Sepertinya
mereka begitu bersemangat untuk membunuhi Anjing Rumput.
Dengan tenaga yang tak sebanding dengan yang lain, aku
menahan diri untuk tidak melakukan hal yang sama.
Melihat keadaan statusku, aku baru sadar kalau sistem
memberikan 10 nilai pada level 1. Aku tambahkan semuanya pada tenaga (STR).
Benar, ini adalah gaya bertarungku. Aku akan menghadapi dunia dengan
kemampuanku sebagai seorang dukun untuk memulihkan dan dengan tenagaku untuk
bertarung. Ini adalah jalan penuh kesuksesan!
Aku harus bersabar. Tak mungkin mencuri dari sekumpulan yang
telah dibunuh oleh para pengamuk, ahli pedang, dan lain-lain. Mereka itu
menambahkan semua nilai pada tenaga. Aku melihat ke sekitar desa dan mencari
tugas apa yang bisa kudapat, lalu pergi membunuh Anjing Rumput. Ini yang
disebut dengan membunuh dua burung dengan satu batu!
Di tengah alun-alun desa, terdapat sebuah sumur. Di samping
sumur tersebut terdapat serakan batu-batu. Tiap batu terpisah satu sama lain,
tapi mereka membentuk susunan yang luar biasa.
Aku memerhatikannya lebih dari lima menit sebelum menyadari
apa itu – susunan tersebut merupakan Langkah Tujuh Bintang. Sebelumnya, ketika
aku sedang berlatih kepada si tua Lin Cheng, aku harus mempelajari Langkah
Tujuh Bintang sembari mengayunkan pedang, yang hal ini membuatku menderita luar
biasa. Di permainan ini, ternyata benar-benar ada tentang Langkah Tujuh
Bintang. Artinya cuma satu – di antara para perancang permainan ini, ada
seorang ahli pedang tingkat tinggi. Jika tidak, mana mungkin Langkah Tujuh
Bintang diterapkan.
Seolah terisap olehnya, aku tak bisa menahan diri untuk
melangkah ke atas pijakan tersebut, menghadap ke arah sinar yang berbentuk
aneh. Spontan, aku tarik pedangku dan mulai mengayunkannya.
Meski aku seorang dukun, aku menambahkan semua 10 nilaiku
pada tenaga, sehingga memberikanku tubuh yang cukup kuat. Pedang ini terlepas
dari sarungnya dan diliputi oleh energi. Sudah lama aku tak merasakan hal
seperti ini dan siapa sangka aku merasakannya lagi di dalam sebuah permainan.
Jantungku berdebar kencang. Jika begini, ditambah dengan
info yang ada di pamflet itu, mungkin kali ini benar-benar bagiku untuk
bersinar!
Kali kedua aku menebaskannya, perasaanku akan pedang mulai
bertambah.
Seperti orang kebingungan, aku tetap berdiri di sana dengan
terus mengayunkan pedangku berulang kali. Aku lupa akan waktu dan mulai paham
bagaimana cara penggunaan pedang. Ada sedikit kesenangan di dalamnya, jika kau
seorang ahli pedang.
Sekitar satu jam setelah aku mulai berlatih dengan pedangku,
banyak pemain lain di sekeliling dan memperhatikanku dengan heran. Bahkan ada
seorang pengamuk level 2 dengan kapaknya, menggelengkan kepala saat melihatku.
“Oi, meski di permainan ini dikatakan kau bisa membuat jurus
atau kemampuanmu sendiri, apa kau pikir itu mungkin? Hanya orang bodoh
sepertimu yang percaya akan itu,” katanya. “Orang ini padahal setampan diriku,
tapi mengapa dia begitu tolol,” tambahnya kemudian.
Aku tak menunjukkan ekspresi apa-apa dan tetap melanjutkan
latihan. Hanya dengan begini, semua hal di sekitar ditelan oleh konsentrasiku.
Sekejap saja, hari sudah siang. Aku tak ada kemajuan sama
sekali. Tiap kali aku merasakan akan berhasil, namun tidak terjadi. Aku
meneruskannya hingga pukul delapan malam, saat ponsel di luar berdering. Ponsel
tersebut terhubung ke sistem permainan dan menunjukkan nomor Wan Er.
“Xia Yao, aku dan Xiao Yue akan luring untuk makan malam,
apa kau mau ikut?”
Aku semangat mendengarnya.
“Saya ikut bersama kalian. Sejak siang belum belum makan
apa-apa ... maksudnya, saya harus melindungi anda ....”
Wan Er terkikik.
“Baiklah, datanglah ke mari, begitu kau sampai kami akan
turun.”
“Siap!”
Keluar dari permainan di desa ini, pasti tak akan apa-apa,
karena ini adalah zona aman.
Setelah membuka helm, kulihat tubuh si Mata Empatbergetar,
seolah dia sedang diserang atau apa. Dia pasti sedang menaikkan level. Aku tak
akan mengganggunya dan pergi makan bersama Wan Er.
Di luar, aku tiba di asrama putri dan kemudian datanglah si
anggun Wan Er bersama Chen Yue yang membawa tas kecil. Meski jarak kami agak
jauh, Chen Yue berteriak lebih antusias daripada Wan Er.
“Hai, Xiao Yao!”
“Malam, di mana kita akan makan?” tanyaku kemudian.
“Ayo, ke kantin 1 lagi. Setelah selesai, kita bisa lanjut menaikkan
level. Awal bulan depan kita sudah mulai kuliah, jadi kita harus memanfaatkan
kesempatan ini untuk fokus dalam permainan!”
“Hem.”
Di kantin, kami memesan beberapa jenis makanan goreng, dan
kami bertiga duduk saling berhadapan, menunggu pesanan. Dua gadis cantik ini
juga sudah sangat lapar, terdengar dari keroncongan perut mereka. Seakan-akan
mereka ingin memakanku juga.
Wan Er melihat ponselnya, lalu bersandar lagi. Rambut
panjangnya jatuh melewati bahu. Di waktu yang sesaat itu, dia menangkap
perhatian semua orang. Aku juga memperhatikannya dengan terus mengingatkan
diri, bahwa aku juga harus mematuhi perintah Lin Tian Nan.
Beberapa saat kemudian, Wan Er mengangkat kepalanya dan melihatku.
“Xiao Yao, setelah bermain seharian tadi, level berapa kau
sekarang?”
“Level 1, saya juga belum bertarung sama sekali.”
Wan Er terkejut hingga mulutnya terbuka.
“Tidak mungkin, bukan? Tak membunuh monster atau mendapatkan
pengalaman (EXP), apa saja yang kau lakukan? Meski kau hanya akan menjadi
pesuruh kami, setidaknya kau harus punya cukup stamina untuk bisa kabur ke
kota. Jika begini, monster kecil saja pasti sanggup membunuhmu.”
Aku menggaruk hidung, merasa malu atas apa yang
dikatakannya.
“Sebenarnya ... sebenarnya saya masih membiasakan diri
dengan kebebasan yang ditawarkan dalam permainan. Saat ini, saya masih belum
terbiasa dengan tingkat realitasnya yang mencapai 97%.”
“Ha ... dasar pemula!” Wan Er tiba-tiba tersenyum.
Dia pasti sudah dapat apa yang ingin dia tuju dan sekarang
merasa puas, yaitu mengejekku. Aku tahu bahwa gadis ini menyimpan dendam ...
atau tidak? Tidak benar juga, mengingat bahwa aku bisa dikatakan sudah melihat
semuanya hari itu. Dengan sifatnya yang angkuh tersebut, tidak membunuhku
langsung, bisa dianggap sebagai permaafan.
Cheng Yue juga melihat ke arahku dengan heran.
“Xiao Yao, kau ini ....”
“Xiao Yue, berapa levelmu dan Nona Wan Er?” tanyaku memotong
perkataannya.
Cheng Yue mengulum bibirnya.
“Kami lancar. Aku di level 7 dan Wan Er level 6. Terus
terang kukatakan, kau tak perlu memanggilnya Nona, cukup dengan Wan Er saja dan
dia juga tak akan keberatan.”
Wan Er menoleh ke arahku.
“Tidak, dia tak boleh memanggilku dengan Wan Er!”
“Saya mengerti, Nona,” jawabku cepat.
Cheng Yue melihat bergantian kepada kami. Lalu dia paham
akan sesuatu dan menutup mulutnya sambil menahan tawa.
“Oh, sepertinya terjadi sesuatu di antara kalian. Jika
tidak, mana mungkin hal seperti ini terjadi ... aduh, Wan Er, hentikan. Jangan
cubit aku, iya, maaf, aku diam!”
Dua wanita cantik bergelut dan beberapa laki-laki di sekitar
sana terpana dibuatnya. Bahkan makanan yang sudah tiba di mulut mereka,
terjatuh lagi.
Tak lama, pesanan kami tiba. Aku tak banyak makan, hanya
yang ada di hadapanku saja. Aku juga hanya memakan tiga mangkuk nasi. Wan Er
melihatku terkejut. Ekspresinya menunjukkan bahwa aku makan terlalu banyak
walau masih level 1. Dia pasti berpikiran bahwa aku tak berguna.
Pukul sepuluh malam, ponsel berbunyi dan nomor Lin Tian Nan
terlihat.
“Xiao Li, bagaimana hari ini? Wan Er tidak banyak tingkah, bukan?”
Lin Tian Nan bertanya.
Aku menggeleng.
“Tidak, Pak Lin. Nona juga memperlakukan saya dengan baik,
anda tenang saja!”
Tian Nan tersenyum.
“Hem, sifat Wan Er sebenarnya baik, tapi ... berhubung
keadaan yang membuatnya harus punya banyak pengawal, dia tak menurut sama
sekali. Beberapa pengawal yang kusewa sebelum ini, tidak tahan dan menyerah.
Kuharap kau tidak mengecewakan ....”
“Sejujurnya, tidak terlalu berat. Hanya menemaninya makan,
bermain, dan hal kecil lainnya. Jika begitu, saya masih mampu,” jawabku sambil
tersenyum ringan.
“Bagus! Bagaimana dengan permainannya? Peringkat berapa kau
di permainan sebelumnya?” katanya setelah tertawa.
“Tiga juta lebih.”
“Wah, kau benar-benar pemula.”
“....”
Setelah menutup ponsel, aku baru sadar kalau Mata Empat sudah
keluar dari permainan dan memasak mi instan. Dia begitu bersemangat.
“Nak Li, bagaimana rasanya di dalam permainan? Hebat, bukan?
Aku sudah level 4. Lumayanlah. Kau level berapa?”
Kujawab tanpa ekspresi apa-apa.
“Level 1, bagaimana kau bisa ....”
“Ha ha, level 1? Wah, berapa kali kau terbunuh oleh monster,
sehingga tetap berada di level 1?”
“Apa yang bisa kulakukan? Aku seorang dukun, jadi tak punya
daya serang,” jawabku tenang.
“Golongan kantong susu itu? Walau kau tak bisa membunuh apa
pun, tapi kau bisa memulihkan diri. Tentunya kau tak akan tewas hanya untuk
balik ke level 1, bukan? Nak Li, kau ini benar-benar pemula yang berbeda
daripada yang lain. Jangan khawatir, dengan abangmu di sini, aku bisa kembali
dan menolongmu menaikkan level. Kupastikan kau menjadi peringkat sepuluh besar
dalam <Kismat>!”
“Sudahlah, jangan berlagak!”
“Ha ha ha!”
Malamnya, aku bermain sejaman lebih, kembali untuk mencoba
dan mencari jurus khusus ilmu pedang, namun, lagi-lagi aku gagal. Aku tak
begitu khawatir. Ini hanya permainan. Meskipun aku tak berhasil, tak ada yang
perlu dikejarkan. Jam dua belas, aku keluar permainan dan tidur. Ini adalah
jadwal yang diberikan oleh Wan Er.
Hari berikutnya, aku bangun pukul 7 pagi, keluar mencari
makanan untuk Wan Er dan Cheng Yue. Sayang sekali aku tak bisa pergi ke kamar
mereka. Bu Asrama berteriak marah.
“Kau bajingan! Jika kau ingin masuk ke asrama putri, kau
harus melewati aku dulu!”
Aku segera pergi dari sana, dan kulihat ada dua orang
pengawal di kantor utama asrama. Dari gerak-gerik mereka, aku tahu bahwa mereka
pandai silat. Hem, ini pasti perbuatan Lin Tian Nan. Demi putrinya, dia menyewa
pengawal lain selain aku.
Kembali ke kamar, aku terus berlatih pedang.
Sekejap saja, pagi datang kembali. Aku harus memperbaiki
pedang yang kugunakan untuk berlatih, namun seperti biasa, aku masih belum
berhasil. Padahal aku merasa hampir bisa.
Menjelang siang, aku berada di kantin bersama Wan Er dan
Cheng Yue untuk makan siang.
“Sudah dua puluh empat jam ...,” ucap Cheng Yue tersenyum.
“Sepertinya, hampir semua pemain sudah pergi dari desa asal mereka dan level
tertinggi adalah 12.”
Wan Er menahan rambutnya saat makan, lalu berkata riang.
“Aku sudah level 11!”
“Sehabis ini, aku hanya butuh beberapa jam untuk mencapai
level 11. Aku seorang penyihir dan tetap saja kemajuanku lebih lambat dari
pembunuh. Wan Er, kau membuatku stres ...,” ujar Cheng Yue.
Wan Er tersenyum dan menunjukku.
“Tak apa. Orang ini bisa memberimu hiburan. Li Xiao Yao,
level dan peringkat berapa kau?”
Aku sedikit ragu untuk menjawab.
“Level 1 dan tepat di peringkat sejuta.”
Wajah Wan Er membatu, dan hanya bisa melihatku dengan raut
wajah kaget.
“Hanya ada satu juta pemain pada saat pembukaan ... kau ...
kau benar-benar memalukan.”
Aku hanya bisa diam mendengarnya.
Cheng Yue tersenyum.
“Biarkan saja. Nanti aku akan kembali dan membantumu.”
“Terima kasih banyak, Cheng Yue, kau lebih baik dan
perhatian daripada nona yang ada di sana ....”
Wan Er segera melihat ke arahku, matanya penuh dengan hawa
membunuh.
“Oh, bisa kau ulangi lagi?”
Kupegang erat sumpit yang ada di tanganku dan berkata.
“Mari, makan. Setelah selesai, kita bisa kembali dan
menambah level.”
Pukul 13.00, di Desa Rumput Anjing.
Trang.
Aku menebaskannya untuk ke sekian kali. Saat itu, energi
yang tak terlihat menyelimuti pedang ini, membuat tubuhku bergetar. Semburan
cahaya keemasan muncul perlahan dari kakiku, dan kemudian terdengar suara
sistem,
Ting.
Pemberitahuan: Selamat, kau telah menyelesaikan latihan
keahlian! Kau menciptakan sebuah jurus. Hasilnya, saat kau memakai dan
menggunakan pedang, daya serangmu akan meningkat 10%. Mohon beri nama untuk
jurusmu!
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!