Zhan Long Bagian 4 - Pertemuan Kembali
Begitu memasuki sasaran silat, aku bisa melihat dua orang
yang bertanding dari kejauhan. Pedang mereka saling beradu, apalagi keduanya
tidak menggunakan pedang palsu yang sering dipakai dalam perlombaan. Mereka
menggunakan pedang seperti Xiao Hei – besar dan tajam!
Salah seorang dari mereka mengenakan pakaian serba hitam.
Penampilannya sangat meyakinkan. Bibirnya membentuk senyuman. Hanya satu
tebasan dari pedangnya, berhasil menghentikan serangan lawan. Dia memiliki aura
pemenang. Tak perlu ditanya lagi, orang ini pasti yang akan merekrutku, CEO
dari Korporasi Tian Xi!
“Pak Lin, saya membawa orang yang ingin saya perkenalkan!”
Orang tersebut menghentikan pedangnya, berbalik dan
tersenyum.
“Pak Wang! Anda akhirnya datang. Coba kulihat orang yang
anda sarankan sendiri. Anda sangat memujinya, sekarang coba perlihatkan apa
yang dia bisa!”
Wang Xin menunjuk padaku.
“Dialah orang yang saya bicarakan – Li Xiao Yao. Xiao Li,
ini adalah CEO dari Korporasi Tian Xi, Li Tian Nan. Perkenalkan dirimu.”
Li Tian Nan melihat ke arahku. Matanya tak menunjukkan
apa-apa. Dia menjulurkan tangan dan tersenyum.
“Senang bertemu denganmu, anak muda!”
Aku menyambut tangannya dan membalas.
“Senang juga bertemu dengan anda.”
Untungnya, dia tak menggunakan tenaga yang berlebihan saat
berjabatan denganku. Jika iya, akan terjadi pertumpahan darah.
Orang yang ada di samping Lin Tian Nan melihatku dan
tersenyum dengan angkuh.
“Apa yang bisa dilakukan orang seperti dia?” katanya.
Pak Wang tersenyum dan menjawab.
“Saat anda mengujinya, anda akan tahu.”
Lin Tian Nan setuju.
“Li Xiao Yao, ini adalah adik ketiga-ku, Lin Feng. Adik,
coba kau yang mengujinya.”
Lin Feng mengangguk dan maju dengan membawa pedangnya.
“Apa kau bisa menggunakan senapan dengan baik?”
“Tentu saja, saya berpengalaman dalam pertarungan jarak jauh
maupun dekat.”
“Bisa menggunakan pedang?”
“Ya, bisa.”
“Bagus, ayo kita lihat kemampuanmu!”
Setelah mengatakan itu, Lin Feng mengangkat pedang besarnya
dengan mata mengejek. Dua orang pengawal membawa sebuah ubin besar. Ubin
tersebut memiliki kerangka besi di dalamnya, tapi bagusnya sudah mulai
berkarat.
Lin Feng tersenyum dan berkata.
“Satu tebasan membelahnya jadi dua, apa kau bisa?”
Dengan mengatakan itu, dia mengayunkan pedangnya, dan menghasilkan
suara keras. Ubin tersebut terbelah dua dan jatuh ke lantai.
Pak Wang memujinya.
“Bagus, bagus. Li Xiao Yao, giliranmu untuk mencobanya.”
Aku berjalan santai, menerima pedang lain dari Lin Feng.
Dengan senyuman, aku ayunkan pedang ini ke bawah. Crang! Pedang tersebut
membelah ubin tadi menjadi dua tanpa cela.
Lin Feng terlihat sedikit terkejut.
“Bagus, ayo kita lanjutkan!”
Lin Tian Nan berkata sebaliknya.
“Adik, kau tak perlu mengujinya lagi. Li Xiao Yao lebih kuat
darimu.”
“Abang, apa maksudnya?” Lin Feng kebingungan.
Lin Tian Nan berjalan ke depan, menunjuk ke arah pedang.
Lalu menjawab.
“Adik, meski kau berhasil memotong ubin menjadi dua,
pedangmu sedikit sumbing. Lihat pedang Li Xiao Yao. Dengan bahan yang persis
sama, tapi setelah dia memotong ubin menjadi dua, pedangnya baik-baik saja. Apa
kau mengerti dengan perbedaan antara kalian berdua?”
Lin Feng Terkejut.
“Kenapa bisa?”
Lin Tian Nan tersenyum kecil dan menjawab.
“Kau menggunakan tenaga luar untuk membelahnya. Namun, dia
mengendalikan tenaga dalam, mengalirkannya ke dalam pedang, lalu membelah ubin
menjadi dua. Sebenarnya, bukanlah pedang yang membelah ubin tersebut, melainkan
tenaga dalamnya. Kau paham? Baiklah, Li Xiao Yao, karena kau dikenalkan oleh
Pak Wang, aku tak perlu memeriksa moral dan kualitasmu. Besok, kau akan
menemani putriku dan masuk ke Universitas Liu Hua. Karena dia baru masuk tahun pertama,
kau juga menjadi mahasiswa tahun satu. Akan kukirimkan seseorang untuk
membantumu diterima di kampus itu siang ini.”
“ULH ... tahun satu ....”
Pikiranku terputus.
“Pak Lin, saya berumur dua puluh lima tahun. Bukankah
menurut anda akan terlihat tidak cocok jika saya menjadi mahasiswa tahun satu?”
“Tak masalah. Kau memang sudah tua, tapi kau bisa punya
semangat muda!”
“....”
Setelah semua itu, kami meninggalkan sasaran dengan Xiao Hei
masih di tanganku. Saat di dalam mobil, Pak Wang berkata.
“ULH merupakan kampus kelas atas dan sejujurnya sangat
mahal. Kuberitahu kau, uang kuliahmu ditangani oleh sumber daya bagian kami.
Bagaimanapun, jika kau menyelesaikan satu semester dengan tujuh nilai merah,
anggap saja kau sudah mati!”
Aku merasa menyesal telah menerimanya.
“Aku tak ingin melanjutkan hidup seperti ini lagi ....”
“Kau tak akan bisa lolos. Jika melanggar perjanjian, kupastikan
kau akan dikurung selama sepuluh tahun!”
Karena ini adalah pekerjaan baru, aku merasa masih belum
terbiasa. 10000 yuan yang kudapat dari Pak Wang tersimpan aman. Aku hanya harus
mencari tempat tinggal di sekitar kampus. Apapun yang terjadi, aku akan
menghadapinya pada waktu itu.
Dengan membawa barang-barangku, aku berjalan ke depan
kampus. Dari jauh, lingkungan kampus terlihat menyenangkan. Xiao Hei di
tanganku, aku berjalan mengelilingi daerah kampus sebelum memasuki kawasan
tempat tinggal yang ada di dekatnya. Setelah berkeliling cukup lama, aku
melihat sebuah iklan di tiang listrik. Kuhubungi nomor telepon yang tertera di
sana dan tak lama kemudian aku sedang mengetuk pintu sebuah kosan. Beberapa
saat kemudian, seorang perempuan berukuran seratus kilogram keluar sembari
tersenyum gembira.
“Kau mencari kosan, bukan? Masuklah!”
Seketika aku masuk, aku mengernyitkan kening. Di ruang tamu
berserakan lemon yang telah terkupas dan ini masih belum seberapa. Yang
benar-benar mengganggu adalah sebuah kondom bekas pakai tergeletak begitu saja.
Yang terlintas di pikiranku pertama kali adalah menjijikkan. Sangat
menjijikkan!
“Bagaimana suasana malam di sini? Apakah ribut?” tanyaku.
Aku harus berhati-hati akan hal ini. Keadaan tempat sebelumnya
sangat mengganggu, seolah-olah aku sedang uji mental ketika tinggal di sana.
Khususnya sejak hari itu, aku berharap bahwa si cantik 34D
menjadi tetangga sebelah. Namun yang kudapat adalah seorang pak tua buncit yang
bermain Er Hu hingga jam tiga pagi!
Minggu lalu masih bisa kutahan, tapi minggu ini benar-benar
mengerikan!
Setiap hari aku bangun pagi, kerja siang dan malam. Saat
pulang, aku masih harus bertahan menghadapi pak tua ini. Jika laut mampu
menghanyutkan semua masalahku, aku harap yang pertama kali dihanyutkan adalah
pak tua ini.
Tenggelam dalam pikiran, bu kosan menarikku kembali ke dunia
nyata.
“Suasananya tidak terlalu buruk, juga tidak terlalu ribut.
Masuklah dan kaulihat sendiri.”
Aku mengangguk dan masuk. Begitu masuk, aku bisa mendengar
keriut tempat tidur di ruang sebelah. Terkadang terdengar pula desahan seorang
perempuan. Saat mendengar itu, wajahku menjadi merah padam. Maaf, aku tak bisa
menahannya karena aku tidak punya pacar.
“Berapa biaya sewanya?” tanyaku.
“Tempat tinggal dengan tiga ruang, dan merupakan yang
terakhir, seharga 400. Kau juga harus bayar terlebih dahulu tiga bulan
berikutnya, jadi total 1600 yuan!” jawab bu kosan.
“Bukannya itu terlalu mahal? Lihat keadaan tempat ini. Anda
masih ingin meminta 400 per bulan?” kataku setelah menggeleng.
“Itu adalah harga yang pantas. Meski kau mencari di tempat
lain, harganya juga akan sama. Sama sekali tidak mahal, pikirkanlah. Jika kau
tak mau, akan kuberikan pada orang lain.”
Aku berjalan ke arah jendela sambil mengernyit. Saat aku
membuka tirainya, kulihat seorang wanita telanjang sedang bersenandung kecil di
gedung seberang.
Segera kubalikkan tubuhkan dan berkata.
“Saya akan ambil tempat ini!”
Keesokan paginya, aku bangun, dan bersiap-siap, lalu
mengeluarkan sebuah tas kecil. Sekarang di sinilah tempat tinggalku.
25 Agustus, merupakan hari penerimaan untuk Universitas Liu
Hua.
Saat aku sampai di gerbang kampus, begitu banyak orang di
sana.
Teleponku berbunyi, dan itu dari Pak Wang, yang menyuruhku
untuk menunggu di bagian kanan gerbang agar bertemu dengannya. Setelah bertemu,
sembari melihat ke keramaian, aku bertanya.
“Pak Wang, tentang orang yang akan saya lindungi, seperti
apa orangnya?”
Pak Wang tersenyum dalam.
“Aku juga tidak tahu. Berdasarkan rumor, putri Lin Tian Nan
begitu cantik, melebihi para selebriti yang ada di TV!”
Aku mengangguk.
“Itu bagus.”
Tak lama, sebuah Lincoln berhenti dan seorang mahasiswi
keluar dari mobil itu, dikelilingi banyak pengawal. Dia memasuki kawasan kampus
dari jarak yang cukup jauh. Orang yang berjalan di depannya adalah seseorang yang
kukenal. Bukan lain adalah Lin Feng.
Orang ramai memberi jalan pada seorang gadis cantik yang mengenakan
rok pendek, berjalan dengan membawa barang-barangnya. Rambut panjangnya
berkibar terkena angin. Wajah yang cantik menawan muncul dari dalam keramaian,
dan segera saja mendapat sorotan dari orang-orang di sana. Mata indahnya
membesar dan memandangiku dengan galak.
“Kau ternyata ....”
Tubuhku bergetar dan hatiku berteriak ketakutan.
“Bagaimana bisa dia lagi? Orang yang harus kulindungi adalah
si 34Dewi! Habis sudah, hidupku.”
Lin Feng tersenyum.
“Oh, jadi kalian sudah saling kenal? Li Xiao Yao, ini adalah
orang yang harus kau dampingi di kampus ini, dia adalah permata hati abangku.
Lin Wan Er, mari dan bertemu dengan mahasiswa baru!”
Lin Wan Er berjalan ke depan, membawa barang-barangnya. Rok
pendeknya berkibar diterpa angin dan memperlihatkan sepasang kakinya yang
seputih mutiara. Wajahnya dihiasi dengan senyum lebar nan menawan.
“Li Xiao Yao, senang berkenalan denganmu,” ucapnya dengan
suara ceria.
Perkenalan ini seharusnya menjadi hal yang menyenangkan,
namun aku bisa mendengar bisikan kematian. Bulan Agustus yang seharusnya diisi
hari-hari yang penuh kehangatan, tapi bulu kudukku merinding. Tuhan, masa
depanku suram.
“Wan Er, senang juga berkenalan denganmu ...,” balasku.
“Ayo, kita mendaftar.”
Dia menarik kerahku dan menyeretku ke bagian administrasi.
Pada saat yang bersamaan, di mencuri pandang ke tas yang ada di tanganku dan
bertanya.
“Apa ini?”
“Rekanku untuk makan malam!”
“Hem ....”
Dia tersenyum dan berbalik, lalu melambaikan tangan ke para
pengawalnya.
“Baiklah, sekarang aku sudah tak apa-apa. Kalian sudah bisa
kembali. Paman, anda juga bisa pergi!”
Lin Feng dan para pengawal segera beranjak, sedangkan aku
diseret ke mana-mana oleh Lin Wan Er. Karena aku belum tahu akan bangunan di
kampus ini, dia sangat membantu.
Tiba di meja pendaftaran, Lin Wan Er, menyerahkan surat
penerimaan.
“Jurusan Sastra Cina, Lin Wan Er, dan juga ... oh, Jurusan
Sastra Cina, Li Xiao Yao.”
Ketika pegawai yang bertugas mengangkat kepalanya, mulutnya
ternganga. Hampir saja liurnya menetes.
“Oh, kamu ditempatkan di asrama satu putri, apa perlu
ditunjukkan arahnya?”
Lin Wan Er tersenyum.
“Tidak usah. Apa anda bisa memberitahukan asramanya Lin Xiao
Yao? Saya minta dia untuk menemani menemukan asrama.”
Pegawai tersebut menelan air liurnya.
“Li Xiao Yao berada di asrama dua putra. Kalian terlihat
sangat dekat.”
“Oh, terima kasih, Pak.”
“Lin Wan Er, minta nomor teleponmu ....”
Memasuki gedung asrama satu putri, kamar Lin Wan Er ada di
lantai empat. Karena tak ada orang lain, aku membawakan barang ke atas, dan
membantu menyusunnya.
“Nona Lin, anda harus memberikan nomor telepon agar saya mudah
untuk menghubungi,” kataku setelah selesai.
“Baik.”
Setelah bertukaran nomor dengan Lin Wan Er, dia membuka
kopernya, lalu mengeluarkan dua helm. Satu merah dan satu putih. Dia mengambil
helm merah dan memberikannya padaku.
“Ini, untukmu.”
Aku tersentak.
“Ini ... ini bukannya helm untuk <Kismat>?”
“Ayah juga menyuruhmu untuk bermain ini, sehingga kau juga
bisa menjagaku di dalamnya. Kau mengerti, bukan?” jawab dan tanyanya sekaligus.
Aku mengangguk dan menerima helm tersebut.
“Nona, apa anda membenci saya?”
Lin Wan Er menggigit bibirnya, menatap ke dalam mataku,
kedua tangannya terlipat, hingga menyembulkan kedua puncaknya. Tersenyum, lalu
berkata.
“Pertanyaan ini, aku tak yakin bagaimana menjawabnya, jadi
aku akan menjawab dengan tindakanku di masa depan. Kembalilah ke asramamu.”
Keluar dari asrama putri, aku memegang helm merah dengar
erat. Ini juga merupakan edisi terbatas! Hatiku bergetar dan lalu aku bergumam.
“Aku tak peduli, apakah kau membenciku atau tidak, yang
jelas, jalanku untuk menaklukkan <Kismat> tak ada yang bisa menghalangi!”
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!