11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Rabu, 21 September 2016

MK - 14

[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
Penerjemah: TheUntrue
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 14 – Surat dari Sekte Xiao

Menjelang pagi. Langit perlahan terlihat cerah ketika ketua dari Klan Xiao, Xiao Yunhai, terbangun dari tidur pulasnya karena ketukan pintu yang mendadak. “Ketua Klan!, Ketua Klan, apa Ketua sudah bangun?”

Xiao Yunhai membuka matanya, dan melirik pada cahaya di luar dan bertanya dengan wajah muram, “Di pagi buta seperti ini, ada apa?”

“Anu ... Itu, Sekte ... Sekte Xiao! Ada surat dari Sekte Xiao!” dari luar terdengar suara yang heboh, dan gemetar.

“Apa? Sekte Xiao!”

Ketua dari Klan Xiao, salah satu pendekar terkuat di Kota Awan Terapung, melompat dari ranjangnya seperti tertusuk pisau di bokongnya. Secepat kilat dia mengganti baju dan tidak peduli untuk meluruskan rambutnya, membuka pintu secepatnya, memegang murid Klan Xiao yang ada di luar. Dia berteriak dengan mata membelalak, “Kaubilang Sekte Xiao? Sekte Xiao ITU!”

“Benar! Itu sudah pasti Sekte Xiao!” murid klan Xiao menelan dengan susah payah, mengangguk dengan sekuat tenaga, dan kemudian memberikan surat di tangannya kepada Xiao Yunhai. “Surat ini memiliki segel elang dari Sekte Xiao! Di Kerajaan Angin Biru, tidak ada seorang pun yang berani meniru Lambang Sekte Xiao.”

Sesaat dia melihat segel rajawali di atas surat, tubuh Xiao Yunhai bergetar. Secepatnya dia menerima surat itu, kemudian, dengan tangan yang sangat gemetar, mengoyakkan  surat dengan hati-hati dan mengambil isi surat di dalamnya.

Meskipun nama Sekte Xiao hanya memiliki perbedaan satu kata dengan Klan Xiao, satu kata itu menunjukkan perbedaan antara awan dan lumpur! Klan Xiao bisa hampir bisa dibilang pemimpin di Kota Awan Terapung, tapi jika dilihat dari keseluruhan Benua Langit Luas, mereka bukan siapa-siapa. Akan tetapi Sekte Xiao adalah satu dari empat sekte terkuat di seluruh Kerajaan Angin Biru! Mereka memiliki reputasi yang sama dengan Istana Pedang Nirwana, Surgaloka Awan Membeku dan Klan Langit Membara. Mereka adalah sosok yang Klan Xiao tidak akan pernah capai.

Kasarnya, pelayan tak berguna di Sekte Xiao bahkan tidak perlu menunjukkan rasa hormatnya kepada Ketua Klan Xiao.

Akan tetapi, Klan Xiao dan Sekte Xiao memiliki hubungan. Dikarenakan orang yang membangun Klan Xiao di Kota Awan Terapung seratus enam puluh tahun yang lalu, Xiao Bieli, adalah seseorang yang berasal dari Sekte Xiao ... lebih tepatnya, dia adalah murid yang diasingkan, dan kabar burung mengatakan dia adalah anak dari salah satu tetua di Sekte Xiao. Hanya saja, Xiao Bieli adalah anak dari hasil pemerkosaan tetua Sekte Xiao kepada salah satu pelayan perempuan ketika dia mabuk. Semenjak kecil, dia memiliki wajah yang biasa saja dan bakatnya kurang. Terlebih dia menyebabkan gosip-gosip besar, yang membuat tetua itu tidak nyaman. Setelah beranjak dewasa, kekuatan tenaga dalamnya adalah yang paling rendah di antara yang lainnya. Untuk membiarkannya tetap tinggal di Sekte Xiao hanya akan memberikan tetua itu hinaan yang lebih, jadi dia menemukan kesempatan untuk mengirimnya ke tempat terhina itu, Kota Awan Terapung yang tertinggal dan membuatnya membangun Klan Xiao. Setelah saat itu dia tidak memedulikan Xiao Bieli dan memutuskan hubungan antara dia dan Sekte Xiao.

Tapi Xiao Bieli adalah seseorang yang lahir di Sekte Xiao yang hebat. Dia menghabiskan seluruh hidupnya melatih tenaga dalam, berharap untuk mendapat pengakuan, dan suatu saat nanti dia bisa mendapat persetujuan untuk kembali ke Sekte Xiao. Setelah dia wafat, keinginannya telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya di Klan Xiao, dan menjadi tujuan utama setiap generasi dari Klan Xiao. Khususnya di antara generasi para Ketua Klan, semua tanpa terkecuali berharap bahwa mereka dapat bergantung pada sedikit darah Sekte Xiao dalam diri mereka untuk menjalin hubungan, tidak peduli seberapa jauh dengan Sekte Xiao. Tapi setelah beberapa tahun ini, Klan Xiao tidak pernah menghasilkan seseorang yang bisa memenuhi tujuan ini. Nama Sekte Xiao ibarat Istana Langit, sesuatu yang bahkan mereka tidak bisa impikan.

Tetapi, hari ini, Sekte Xiao telah memberi inisiatif untuk mengirimkan surat! Dan ini membuat Xiao Yunhai merasa sangat histeris bahagia, kegembiraan ini membuatnya merasa ini semua hanyalah mimpi.

Setelah membaca isi surat itu kata demi kata, wajah Xiao Yunhai berubah merah dan pernafasannya tersengal. Dia menunjuk keluar, kemudian berkata dengan gugup, “Cepat ... cepat sampaikan kepada para tetua untuk berkumpul di aula utama! Katakan pada mereka kita harus membahas berita besar yang menyangkut masa depan Klan Xiao kita  ... Cepat pergi!”

“Ah ... baik!” murid Klan Xiao itu pun bergegas menjawab dan kemudian lari dengan panik.

 ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Xiao Che perlahan membuka pintu, dengan selimut merah di tangan, dan menemukan Xia Qingyue sudah duduk di samping ranjang, terbangun dan sudah berganti pakaian. Matanya yang indah sangat tenang seperti air, menatapnya tanpa ada perubahan sedikit pun.

Xiao Che kemudian melempar selimut itu ke atas meja. Dengan wajah yang tidak memerah dan hati yang tidak berdebar cepat sembari bertanya dengan tenang: “Istriku, kaubangun sangat pagi. Apa tidurmu nyenyak tadi malam?”

“Kau tidak mau memberi tahuku ke mana kau pergi tadi malam?” tanya Xia Qingyue, dengan tatapan mata yang sedikit menyipit.

“Tidak perlu.” Xiao Che meregangkan tubuhnya dan kemudian mulai merapikan rambutnya di depan cermin, “Karena aku tahu kau pasti tidak akan tertarik.”

Xia Qingyue, “....”

Meskipun dia tertidur di gunung belakang bersama Xiao Lingxi malam tadi, ketika dia terbangun, perasaan hatinya sangatlah bahagia. Setelah merapikan baju dan rambutnya, mengembalikan citra lelaki gantengnya. Xiao Che mulai berdiri dan ingin pergi sembari berkata, “Ayo. Ini adalah pagi di hari pertama, kita harus memberi hormat pada kakek ... kau tentu tidak menolakku kan?”


Xia Qingyue berdiri tanpa suara dan keluar dari pintu terlebih dulu. Xiao Che melemaskan bahunya dan kemudian mengikutinya dengan cepat.

Xiao Lie selalu bangun di awal pagi setiap harinya, dan hari ini bukanlah pengecualian. Setelah mereka datang ke halaman kediaman Xiao Lie, hal pertama yang mereka lihat adalah Xiao Lie tengah menyiram bunga dan tanamannya. Setelah melihat Xiao Che dan Xia Qingyue masuk, dia tersenyum lembut. “Kalian sudah datang.”

Di bawah pandangan saksama Xiao Lie, Xiao Che bergegas menggenggam tangan mungil Xia Qingyue. Tangan Xia Qingyue sangat halus dan lembut, tapi juga terasa sangat dingin, mungkin karena dia berlatih jurus Awan Membeku. Tubuh Xia Qingyue menjadi kaku. Sesaat sebelum dia ingin melepas tangannya dari Xiao Che, dia menyadari tatapan mata Xiao Lie, dan tak punya pilihan selain merelakannya. Dia membiarkan Xiao Che berjalan bergandengan tangan dengannya mendekati Xiao Lie.

Ayahnya sangat segan dengan Xiao Lie dan dia juga begitu. Di depan Xiao Che, dia tidak akan menunjukkan sedikit pun kasih sayang, tapi apabila dia melepas genggaman tangan Xiao Che di depan Xiao Lie, maka dia bisa membayangkan bagaimana jeleknya raut wajah Xiao Lie nanti.

Bocah brengsek ini ....

“Kakek, kaubangun sangat pagi juga hari ini.” Xiao Che memimpin Xia Qingyue mendekatinya dan seperti biasa menyapa Xiao Lie dengan hormat.

“Qingyue memberi hormat pada kakek.” Qingyue menyapa dengan sopan, diikuti gerakkannya yang lembut dan santun. Kenyataan bahwa ini pertama kalinya tangannya digenggam, dan bahkan dimanfaatkan dengan cara yang curang, membuatnya marah tak berdaya. Jika bukan karena kekuatan tenaga dalamnya akan diketahui oleh lelaki tua dipuncak Tenaga Dalam Kelas Sukma ini, dia pasti sudah menggunakan Jurus Awan Membeku untuk membekukan Xiao Che sampai dia meringis.

“Ha ha ha, kalian berdua juga bangun sangat pagi hari ini.” Melihat kemesraan Xia Qingyue dan Xiao Che, Xiao Che menunjukkan raut wajah yang bahagia. “Cucuku Che, Qingyue, meskipun kalian hanya berumur enam belas tahun dan terlalu dini untuk menikah,  tapi itu membuat sebagian hatiku tenang. Qingyue, kau semestinya sudah tahu tentang keadaan cucu Che. Sebetulnya, pernikahan ini jujur sangat tidak adil untukmu. Tapi keluarga kami tidak akan menyia-nyiakanmu untuk menebusnya. Saat ini, keinginanku yang terbesar adalah untuk melihat kalian berdua untuk hidup bahagia.”

Belum Xia Qingyue membuka mulutnya Xiao Che dengan cepat berkata, “Kakek, jangan berbicara seperti itu! Aku, Xiao Che, adalah cucumu. Tidak akan ada wanita didunia ini yang tidak pantas untukku. Di mana ketidakadilannya? Setelah bergabung dengan keluarga kita, tentu saja dia akan memberi hormat pada kakek dan menjaga suaminya sampai kapan pun. Jika dia tidak bisa melakukannya dengan benar, maka aku akan menceraikannya dan mencari istri yang lebih baik. Betul tidak istriku Qingyue?


Jika bukan karena Xiao Lie berdiri di hadapan mereka, Xia Qingyue sudah pasti akan membekukan mulut Xiao Che dengan Jurus Rahasia Bidadari Awan Membeku.

“Ha ha ha ha ha,” Xiao Lie tertawa, menggeleng gelengkan kepalanya tak berdaya. Dia melihat Xiao Che dengan tatapan yang memanjakannya, “Kau ini, Qingyue baru saja bergabung dengan keluarga dan kau sudah mengerjainya seperti ini, Qingyue, kau tak usah mendengarkan omong kosongnya. Cucuku Che, bocah ini tidak memiliki mulut yang jujur sedari kecil. Kalian berdua tentu belum sarapan bukan? Aku tahu kalian pasti akan datang, Kakek Hong sudah memberi tahu dapur untuk menyiapkan sarapan. Mari, kita sarapan bersama.”

“Baik kakek ... oh ya, haruskah kita mengajak Bibi Kecil juga?”

“Dia selalu suka tidur sedari dia kecil. Karena ini masih sangat pagi, mari tidak usah mengganggunya.”

Di atas meja makan di dalam kediaman ini ternyata sudah tersedia dengan tiga porsi sarapan. Xiao Che tidak pernah melepas tangannya dan menarik Xia Qingyue, yang dengan sekuat hatinya mencoba untuk terlihat natural, untuk duduk berdampingan di satu sisi meja. Xiao Lie mulai duduk di hadapan mereka berdua. Ketika dia baru saja duduk tiba-tiba langkah kaki terdengar dari luar.

“Tetua kelima! Apa Tetua Kelima ada?”

“Ada Apa?” Xiao Lie berdiri dan sedikit mengerutkan alisnya.

“Ketua ... Perintah Ketua Klan. Semua Tetua secepatnya harus datang ke aula utama untuk membahas berita mengenai masa depan Klan Xiao. Anda harus secepatnya datang!”

“...,” Xiao Lie berdiri, mengambil jaket yang ditawarkan oleh Xiao Hong dan kemudian berbicara kepada Xiao Che dan Xia Qingyue, “Sepertinya ada keadaan darurat. Kalian berdua makanlah dulu. Tidak perlu menungguku.”

Tidak pernah ada dalam ingatan Xiao Lie di mana ada panggilan darurat datang di pagi buta seperti ini. Dia memakai jaket itu di badannya, kemudian pergi.

Xiao Lie baru saja pergi, namun tangan kiri Xiao Che telah dilepas oleh Xia Qingyue secepat kilat. Tubuhnya juga terlempar mundur dengan suara *wussssss* seketika alisnya sedikit miring. Dia berkata dengan wajah muram, “Istriku Qingyue, kau sangat cerdas, jadi kau seharusnya mengerti alasan dibalik sikapku yang menggenggam tanganmu adalah supaya untuk memberikan sedikit ketenangan pikiran pada kakek. Aku tidak memiliki niat lainnya. Meskipun aku tidak mendapatkan izinmu sebelumnya, kau tentu tidak akan menyerangku kan?”

Raut wajah Xia Qingyue tentu saja telah berubah dingin. Dia dengan dingin berkata: “Jika kau berani untuk menyentuh tubuhku sembarangan lagi, aku tidak akan memberimu ampun lagi.”

“Hei! Masa kau sanggup seperti itu!” Xiao Che memperhatikannya dengan mata yang lebar dan kekecewaan terlihat di wajahnya. “Aku hanya memegang tanganmu dan kau sudah sangat marah ... Kita ini masih pasangan yang sah. Bahkan jika kau hanya menikahku hanya untuk membalas budi, tapi kita adalah suami dan istri. Karena kita adalah sepasang suami istri, tentu saja itu normal jika aku menyentuhmu di mana pun, jangankan hanya tangan ... eh, apalagi, menggenggam tangan sudah menjadi keharusan! Kau baru saja menikahiku kurang dari sehari dan kau selalu terlihat dingin dan cuek. Kau tidak mengizinkanku untuk tidur di ranjang yang sama di malam pertama. Dan bahkan sekarang hanya memegang tanganmu pun kau menjadi sangat marah ... *huueeeeee(menangis)* istri macam apa ini yang aku nikahi? Ini lebih parah dari pada menikahi seorang ratu ....”

(catatan penerjemah: Selamat Kepada Xiao Che Atas Penghargaan AKTOR TERBAIK Hahahahha)

Sikap Xiao Che semakin lama semakin membuat Xia Qingyue tak berdaya. Pertama kali dia bertemu dengannya, dia merasa bahwa Xiao Che sangatlah dingin dan angkuh. Perlahan, dia juga merasa bahwa sosoknya tidaklah biasa, dan bahkan memiliki sentuhan misteri. Beberapa kali, dia membuatnya merasa bahwa dia bukanlah anak yang berumur enam belas tahun, tetapi seorang dewasa yang memiliki banyak pengalaman ... yang sifat aslinya hanya akan terungkap jika dia tidak hati-hati.

Bahkan sekarang, meskipun Xiao Che tanpa malu melakukan hal yang mesum kepadanya, dia masih saja bertingkah seperti orang yang tak berdosa. Malah terlihat seperti bocah, tebal muka, dan malah pelan-pelan mengubah Xia Qingyue yang merasa menjadi korban hingga menjadi orang yang jahat. Saat ini, Xia Qingyue tercengang dan tak tahu harus tertawa atau menangis. Bahkan amarah di dadanya perlahan menghilang dalam jumlah besar.

“Sudahlah, sini duduk dan mari makan,” kata Xia Qingyue tak berdaya.

“Artinya, istriku Qingyue sudah tidak marah lagi? He he, itu baru istri yang baik. Mari, ayo kita makan yang banyak!” Xiao Che langsung berdiri dan duduk kembali di samping Xia Qingyue, lalu memberi kue kacang hijau di piringnya pada Xia Qingyue.

Xia Qingyue mulai mencurigai permohonan yang dia ajukan kepada gurunya dengan meminta izin untuk bersama Xiao Che selama itu adalah keputusan yang keliru dan berbahaya.
[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.