11 Caro Cadiak, Pandai pandeka.api@gmail.com Angko-angko agak bara -

Cerita di Balik Kata, Kisah di Balik Bahasa

Rabu, 21 September 2016

MK - 12

Penerjemah: TheUntrue
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 12 – Jika Saja Kau Bukan Bibi Kecilku

Xiao Che menarik keluar kesadarannya dari Mutiara Racun Langit dan mengambil pakaian gadis itu dari tanah. Dia menetralkan racun pada baju itu sebelum masuk kembali ke dalam Mutiara Racun Langit dan bergegas memakaikan baju itu pada si gadis kemudian bernapas lega.

Makhluk apa gadis ini sebenarnya? Mengapa dia bisa ada di sini? Mengapa dia meminum darahku? Mengapa dia tahu tentang Mutiara Racun Langit? Dan bagaimana dia bisa masuk ke dalam Mutiara Racun Langit?

Xiao Che tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Dalam diam dia memperhatikan gadis itu cukup lama lalu kemudian mengulurkan tangan untuk menyentuh bibir atas gadis itu dengan perlahan. Ujung jarinya merasakan sedikit kehangatan, berbeda dengan keadaan sebelumnya yang tubuhnya terasa sangat dingin. Napas yang lemah pun ia rasakan menyapu diujung jarinya.

Ini adalah pertanda kehidupan.

“Adik Kecil?” Xiao Che memanggil sembari menggoyangkan tubuhnya.

Tidak peduli masanya, paras wajah seorang wanita adalah kekuatan terkuatnya. Jika gadis ini tidak secantik bidadari, atau malah sangat jelek sampai-sampai orang yang melihatnya bisa muntah selama tiga hari dengan hanya meliriknya, Xiao Che sudah pasti menendang keluar gadis itu tanpa ampun dari Mutiara Racun Langit.  Tidak hanya gadis ini sepenuhnya misterius, namun juga menggigit jarinya dan meminum darahnya, menyebabkan Xiao Che berkeringat dingin. Dia pun bahkan dengan anehnya muncul di dalam Mutiara Racun Langit. Akan tetapi, di saat Xiao Che menatapnya, daripada merasakan bahaya, dia malah merasa iba pada gadis ini. Karena gadis ini sangatlah cantik, benar-benar cantik sehingga membuat orang tak bisa berpikir bahwa dia adalah gadis yang “berbahaya”.

Bukannya ini adalah naluri laki-laki, tapi lebih tepatnya ini adalah sifat dasar seorang laki-laki.

Xiao Che berteriak cukup lama, tetapi gadis ini tak menunjukkan tanda apa pun. Dia melangkah mundur beberapa langkah lalu terdiam menatap gadis itu.

Gadis ini sudah pasti tidak biasa. Xiao Che berpikir. Dari bekas luka di sekujur tubuhnya, bajunya yang rusak, sudah bisa dikira bahwa racun yang ada di dalam tubuhnya bukanlah hasil keteledoran, tapi seseorang telah memaksa untuk meracuninya. Untuk gadis muda ini, racun yang umum seharusnya sudah cukup untuk membunuhnya, namun musuhnya malah memilih menggunakan racun yang sangat ganas yang bahkan menakuti Xiao Che.

Seseorang yang bisa menggunakan racun seganas ini sudah pasti seseorang yang amat ditakuti.

Yang lebih mengerikan adalah, meskipun seluruh tubuhnya dipenuhi oleh racun, dia masih tetap hidup!

Lalu, apa yang harus aku lakukan padanya? Apakah aku harus membiarkannya tidur di dalam Mutiara Racun Langit?

Xiao Che merenung cukup lama sebelum meninggalkan Mutiara Racun Langit, membiarkan gadis itu di dalam. Meskipun gadis ini telah meminum darahnya, tingkahnya seperti orang yang tidak sadar. Gadis secantik ini, bagaimana mungkin adalah seseorang yang jahat? Jika Xiao Che berpikir kembali untuk merenungkan hal itu, di usia yang sangat muda, bagaimana mungkin gadis itu bisa menjadi ancaman?

Xiao Che pun tidak tahu kapan gadis itu akan sadar.

Setelah membersihkan racun yang ada di tanah semampunya, Xiao Che mulai meninggalkan tempat itu. Di tengah malam buta, dia hanya bisa mendengar langkah kakinya sendiri. Ketika berada sekitar seratus langkah dari tembok, tiba-tiba dia melihat sesosok bayangan datang mendekatinya.

Langkah kakinya terhenti sembari melihat di kejauhan ... siapa yang menyelinap di tengah malam seperti ini?

Bayangan di depannya juga melihat sosoknya dan terhenti, bertanya dengan hati-hati, “Siapa di sana?”

Suara ini menyebabkan Xiao Che untuk langsung menjawab: “Bibi Kecil?”

“Ah?” bayangan itu terkejut, kemudian berlari ke arahnya. Semakin mendekat, cahaya bulan menampakkan pipi yang halus namun memesona. Sosok itu adalah Xiao Lingxi. Seketika melihat Xiao Che, matanya terbelalak. “Xiao Che? Mengapa kau bisa ada di sini?”

“Aku ...,” Xiao Che menggaruk kepalanya. “Aku tidak bisa tidur, jadi aku keluar untuk melihat bintang-bintang.”

“Melihat bintang? Hari ini adalah hari pernikahanmu, mengapa kau tidak bercinta bersama Xia Qingyue? Tetapi malah ke sini untuk melihat bintang?” Xiao Lingxi memegang lengan Xiao Che dengan wajah cemberut. “Apa kau tidak tahu kalau di sini sangat berbahaya? Dari waktu ke waktu binatang buas akan lewat dan jika selarut ini, terkadang perampok juga datang kesini. Bagaimana jika kau bertemu dengan mereka? Aku sudah sering menasihatimu, jika aku atau kakekmu sedang tidak bersamamu, kau tidak boleh keluar sampai kesini, meskipun di siang hari. Kau ini ... tidak mau mendengar nasihatku!”

Sambil berbicara, Xiao Lingxi juga mencubit lengan Xiao Che sebagai hukuman.

“Aduh! Sakit, Sakit!” Xiao Che melenguh kesakitan dan meminta maaf dengan cepat, “Bibi Kecil, aku tahu aku salah, lain kali aku akan berani lagi.”

“Kau ingin melakukannya lagi lain kali ya?” Xiao Lingxi menatapnya dengan mata mencolok.

“Aku janji tak akan melakukannya lagi! Jika aku mau pergi ke pegunungan lain kali, aku pasti akan memanggil Bibi Kecil untuk menemaniku.” Xiao Che bersumpah dengan serius. Meskipun begitu, kalau bukan karena pengalaman kehidupan sebelumnya, Xiao Che tak akan pernah berani untuk keluar ke tempat ini sendiri di tengah malam.

“Nah, seperti itu lebih baik. Tidak ada kata lain kali lagi!”

“Lalu ... Bibi Kecil, mengapa kau kemari? Ini sudah larut malam.” Xiao Che bertanya, bingung.

“Aku ...,” suara Xiao Lingxi melemah, matanya terlihat sedikit kosong. “Aku tidak tahu mengapa, tapi aku tidak bisa tidur malam ini. Lalu aku melihat bintang-bintang bersinar sangat terang malam ini, jadi aku ingin ke pegunungan untuk melihatnya.”

Xiao Che melihat ke atas, lalu berkata dengan tersenyum, “Dulu, Bibi Kecil dan aku selalu menyelinap kesini d imalam hari untuk menikmati angin malam dan melihat bintang-bintang ... dan kita sering ditangkap dan dimarahi oleh kakek.”

“Hem.” Xiao Lingxi menjawab, lalu berkata dengan nada pelan, “aku juga ingat akan hal itu, jadi aku pikir aku ingin merasakan bagaimana rasanya melihat bintang sendirian... Karena ke depannya, aku tak akan pernah bisa lagi untuk melihat bintang-bintang dengan adik Che.”

“Ah? Kenapa?”

“Bodoh! Karena adik Che sudah menikah! Di masa depan, kau seharusnya menemani istrimu, Qingyue, di ranjang saat malam, daripada keluar untuk menikmati angin malam dan melihat bintang-bintang.” Xiao Lingxi meliriknya dingin lalu tiba-tiba cemberut.

“Ah itu tidak benar! Selama Bibi Kecil menginginkannya, tidak peduli kapan, aku pasti akan menemanimu ke sini untuk melihat bintang-bintang. Lihat! Bukannya sekarang aku melakukan itu denganmu?” Xiao Che berkata sambil tersenyum.

“Kau masih saja bicara begitu! Menyelinap ke gunung di malam pertamamu. Ah! Apa kau diusir keluar oleh Xia Qingyue, hem?” setelah berpikir seperti itu, wajah Xiao Lingxi dipenuhi emosi dan dia mengentakkan kakinya, “Hem! Keterlaluan, aku akan menemuinya!”

“Bibi tidak usah khawatir tentang dia.” Xiao Che memegang tangan Xiao Lingxi. “Aku tidak diusir keluar. Aku keluar atas kemauan sendiri. Mungkin aku tak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Ayo, mari kita ke tempat biasa.”

“Ah...”

Sambil bergandengan tangan, Xiao Che berjalan menembus angin malam menuju tempat yang paling familier.

Tempat ini adalah bukit kecil yang diselimuti rumput yang lembut dan halus. Xiao Che dan Xiao Lingxi bersandar bahu ke bahu satu sama lain, sembari disapu oleh angin malam, hati mereka terasa sangat damai.

“Aku pikir setelah adik Che menikah, aku akan kehilangan sebagian besar dari dirimu. Xia Qingyue juga sangat cantik, bahkan melebihiku dari segala hal. Aku takut setelah kau memilikinya, kau akan terus selalu di sampingnya, meninggalkanku secara pelan-pelan.” Sembari melihat langit malam kedua mata Xiao Lingxi dipenuhi oleh cahaya yang lebih terang daripada bintang-bintang.

“Bibi Kecil sungguh tidak percaya omonganku sama sekali.” Jawab Xiao Che ketus, “Aku sudah bilang pagi ini bahwa di dalam hatiku, seratus Xia Qingyue tidak bisa menggantikanmu Bibi Kecil. Bibi Kecil memaksa. Eh, bukan, berjanji padaku. Aku ingat dengan jelas, dan akan selalu bersedia untuk patuh.”

“Setelah aku menikahi Xia Qingyue, aku tak akan melupakan Bibi Kecil hanya karena aku sudah mempunyai istri. Aku akan menghabiskan waktu yang sama seperti dulu, aku akan datang di saat Bibi Kecil memanggilku dan akan menurut apa yang kaunasihatkan. Dan terakhir, meskipun Xia Qingyue adalah istriku, di dalam hatiku dia tidak bisa menggantikan sosokmu Bibi Kecil. Aku akan pastikan bahwa aku akan mengingat semua kata-katamu dengan jelas!”

Xiao Lingxi tercengang dan pandangan matanya mulai mengabur. “Aku tahu aku sedikit keterlaluan dengan ucapanku tadi pagi. Aku hanya ... hanya bercanda. Dan kaumenganggap serius semua itu?”

“Tentu saja.” Xiao Che mengangguk dengan yakin. “Karena Bibi Kecil dan kakek adalah orang terpenting dalam hidupku. Orang lain tak akan bisa menggantikannya. Bibi Kecil, aku berjanji padamu, meskipun aku telah menikah, kau tak akan pernah kehilanganku, seperti aku tak ingin kehilangan dirimu.”

“He he ....” Xiao Lingxi tersenyum bahagia, tangannya memeluk lengan Xiao Che. Dia menyandarkan kepalanya pada bahu Xiao Che. “Tentu saja, Adik Che-ku adalah yang paling penurut dan paling baik.”

Awan hitam mengapung dilangit, menutupi bulan sang purnama, seketika meredupkan seluruh cahaya di sekitar.

“Setelah kupikir-pikir, sudah lama, bukan? Sepertinya sudah beberapa bulan ini kita tidak melihat bintang bersama sama. Ketika kita masih kecil, biarpun musim dingin ataupun musim panas, kita sering sekali menyelinap kesini. Aku masih ingat di malam musim salju itu, di tempat ini, dan tentu saja langit dipenuhi dengan bintang-bintang. Kita melihat bintang cukup lama, dan tanpa sadar kita ketiduran...... dan tak disangka malam itu turun salju dan kita berdua membeku. Ketika ayah menemukan kita, kita berdua sudah menjadi boneka salju kecil. Setelah itu, kita baru bisa sembuh setelah duduk di samping perapian selama dua hari dan minum banyak obat-obatan yang pahit. Ayah sangat marah, tapi dia tidak sampai hati untuk memukulku, apa lagi memukulmu. Jadi setelah kita sembuh, dia menyuruh kita untuk membersihkan salju yang menumpuk sebagai hukuman.”

Xiao Che melanjutkan pembicaraan dengan tersenyum, “Dan setelah itu, kita hanya membersihkan sedikit dan lalu kita mulai bermain dengan salju. Kita bahkan membuat boneka salju yang besar yang mirip dengan kakek. Dia tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis. Ketika dia mulai tertawa, dia telah lupa dengan hukuman kita.

“He Eh! Ayah memang selalu seperti itu. Biasanya dia sangat terlihat garang, tapi dia tidak bisa sampai hati untuk memukul kita dan hanya mengancam saja untuk menakuti kita. Apa pun yang terjadi, sepanjang kita bisa cengeng kepadanya, dia pasti langsung patuh mendengar kita.” Wajah Xiao Lingxi dipenuhi senyum hangat.

“Tapi ada sekali yang tidak seperti itu.” Senyuman Xiao Che menjadi samar. “Pada hari ulang tahunku yang kedua belas, ketika kau masih berumur sebelas, Kakek memberikanku kediaman sendiri dan melarangmu tidur denganku ke depannya. Aku masih ingat kau memohon pada kakek setiap hari, menangis, berteriak dan bahkan sampai kau berhenti untuk makan. Tetapi kakek sama sekali tidak tergerak hatinya. Apa pun yang terjadi dia tidak membiarkanmu tidur satu ranjang bersamaku...... Setelah beberapa lama, kau hanya bisa patuh mengikuti perintahnya.”

“Itu...... Itu karena aku masih terlalu muda, dan aku belum mengerti banyak hal!” Xiao Che mencubit pelan bahu Xiao Che. “Beberapa hal yang wanita hanya diketahui setelah dia tumbuh dewasa, hem.”

“Hal seperti apa?” tanya Xiao Che dengan wajah yang penuh kecurigaan.

“Itu...... Itu adalah laki-laki dan perempuan tidak boleh tidur bersama setelah dia besar! Aku heran mengapa kau tidak tahu tentang hal ini!” sembari mengingat hal yang dulu, Xiao Lingxi menambahkan: “Juga, mereka tidak boleh berciuman sembarangan seperti waktu mereka masih kecil!”

“Oh, jadi seperti itu...” Xiao Che melirik pipi Xiao Lingxi yang cantik di bawah sinar cahaya bintang. Xiao Che bersandar lebih dekat. “Tapi, aku selalu ingin menciummu, apa yang harus aku lakukan?”

“Kau harus menikahiku!” Xiao Lingxi menjawab dengan wajah bangga, pipinya terlihat menaik sedikit.

“Jika kau bukan Bibi Kecilku, aku sudah pasti akan menikahimu,” Jawab Xiao Che tanpa berpikir.

“......”

Setelah mengatakan itu, Xiao Che langsung melihat ke depan. Raut wajah Xiao Lingxi juga membeku sambil dia menatap Xiao Che... Mereka berdua terlihat sangat bodoh.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapanmu!

Kesulitan Membaca di Blog Ini?

Bagi kamu yang kesulitan membaca dengan format yang sekarang dan ingin mengubahnya atau mau lebih nyaman lagi, bisa klik alamat ini untuk tahu caranya.

Ingin Gabung?

Jika ada yang ingin bergabung sebagai penerjemah atau penyunting, baik itu untuk proyek yang ada atau pun proyek milik sendiri/baru, silakan hubungi kami.

Populer Seminggu Ini

Diubah oleh Pandeka Api. Diberdayakan oleh Blogger.