ASB - 1
[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
Penerjemah: Pandeka Api
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 1 – Dunia Setelah Berubah!
Beijing.
Pagi, di hari kedua.
Di tempat tinggalnya, Zhang Ye, yang baru saja terbangun, masih memikirkan tentang mimpinya tadi malam. Sembari menguap, dia menghidupkan TV untuk melihat berita. Tiba-tiba dia menyadari bahwa ada sebuah cincin perak pada kelingking tangan kirinya. Jelas itu bukanlah miliknya. Dia mencoba sebisa mungkin untuk melepaskan cincin tersebut, namun apa daya. Tak hanya itu, tapi saat dia menggosok permukaan cincin, sebuah layar virtual yang bisa disentuh muncul. Tulisan di sana memiliki huruf yang sama dengan pesan yang ada di mimpinya. Tulisan tersebut adalah “Cincin Permainan telah diaktifkan. Paket insentif pemain baru, ‘Mengubah latar belakang dunia yang ada dengan acak’ berada dalam persiapan untuk ditambahkan.”
Hitungan mundur.
3.
2.
1.
Penambahan paket insentif telah dimulai.
Setelah itu, Zhang Ye melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan.
Ponsel HTC yang tadi dia lemparkan ke atas tempat tidur mulai berpilin dan dengan aneh berganti bentuk. Bahkan mereknya pun berubah digantikan oleh TCC. Satu dari kumpulan dua puisi Lanun Xu Zhimo yang ada di antara tiang jendela tiba-tiba menghilang, sedangkan yang lain menjadi kumpulan puisi Chen Tianmo.
Dia tak bisa melihat semua perubahan, karena banyaknya yang terjadi dalam rumah tersebut.
Yang paling mengejutkan Zhang Ye adalah perubahan pada TV. TV yang bermerek Changhong berubah menjadi merek Feitian yang tak pernah dia dengar. Dan yang utama adalah perubahan pada isi yang ditayangkan.
“Acara varietas baru Mango TV, ‘Gemerlap Cahaya’, menembus 1% jumlah penonton.”
“Film terakhir Wu Bang, ‘Gadis Putih’, memperoleh 500 juta pada box office.”
“Lagu baru Sang Ratu Zhang Yuanqi sekali lagi gagal. Mulai sekarang dia akan fokus pada dunia perfilman.”
“Kemarin, karya dari seniman terkenal dunia Dake, ‘Langit Biru’, telah dilelang di Amerika.”
“Banyak orang di dunia hiburan mendedikasikan sebuah lagu untuk Sang Raja paling berpengaruh di abad 20, Chen Weishi, pada perayaan konser kenangan yang kesepuluh. Sang Raja Sun Yu bahkan menangis ketika bernyanyi.”
Zhang Ye melihat semua itu selama sepuluh menit dalam keadaan terkejut. Dia masih tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa TV dan ponsel berubah merek?
Sang Ratu Zhang Yuanqi?
Sejak kapan adanya Sang Ratu dengan nama Zhang Yuanqi?
Dan konser kenangan yang kesepuluh?
Dari mana datangnya si Chen Weishi ini?
Bagaimana bisa dia belum pernah mendengar tentang itu? Zhang Yuangqi?
Apa mungkin Zhang Ziyi mengganti nama pentasnya?
Apakah Chen Weishi merupakan nama baru Eason Chen?
Tidak mungkin. Eason Chen masih hidup!
Seperti apakah film “Gadis Putih”?
Apa itu film yang dibintangi oleh Bai Yansong?
Sejak kapan dia mulai melakukan perfilman?
Zhang Ye bergegas ke tempat tidur dan membuka gorden. Dia melihat segala yang di luar mengalami perubahan. Dua pohon tua yang ada di tepi jalan sudah hilang, berganti dengan sebidang bunga. Sebuah gedung tinggi yang dibangun ke kejauhan menjadi lebih pendek, hanya tersisa enam lantai. Tak hanya beberapa gedung yang awalnya berwarna abu-abu berpindah posisi, bahkan hingga warna tangganya menjadi putih kecokelatan.
Ting!
Penambahan insentif telah selesai!
Catatan: Latar belakang dunia telah diubah menjadi sebuah keseimbangan secara teori.
Wajah Zhang Ye menjadi pucat. Dia mengambil ponsel dengan merek tak dikenal dan mulai memeriksanya. Waktu dan tanggal benar. Hari ini memasuki dua bulan sejak dia lulus dari kuliah. Setelah membalik-balikkan halaman kontaknya, dia sengaja menghubungi beberapa orang. Teman dekatnya masih sama, tapi bagaimana bisa perubahan yang ada di sekitarnya bisa dijelaskan? Juga, apakah cincin permainan yang ada di tangannya ini? Apa benar cincin ini telah mengubah kenyataan?
Zhang Ye tak bisa mempercayainya, sembari dia menghidupkan komputer untuk memeriksa internet. Semakin dia menjelajah, semakin ketakutannya menjadi.
Berubah!
Semuanya berubah!
Tak satu pun pembawa acara dengan nama “He Jiong” atau pun “Xie Na”.
Industri musik pun tak memiliki orang-orang seperti Eason Chen atau Jacky Cheung.
Industri perfilman tak lagi memiliki orang-orang seperti Feng Xiaogang, Sung Honglei, dan lain-lain.
Di Tiongkok dan negara asing, orang-orang seperti Qi Baishi atau Pablo Picasso tak lagi ada di dunia kaligrafi atau lukis.
Bagaimana dengan lagu tingkat dunia yang berjudul “Menggelisahkan”?
Novel karangan Mau Yang?
Karya-karya piano Beethoven?
Film “Transformers”?
Acara varietas “The Voice of China”?
Lukisan terkenal “Mona Lisa”?
Semua hilang!
Melihat semua itu diubah secara acak oleh permainan yang tak diketahui, dia penasaran apakah ini sebuah hadiah permainan karena dia yang hanya menjadi satu-satunya pemain? Namun, bagaimana kenyataan bisa menjadi permainan?
Dan permainan jenis apakah ini?
“Contra” atau “Super Mario”?
Haruskah dia menghantamkan kepala ke dinding agar mengeluarkan jamur ajaib yang bisa membuatnya membesar?
Tentu saja, ada hal yang tak berubah. Beberapa tokoh penting sejarah, pola dunia, dan lingkungan sosial tidak berubah. Mi instan Tuan Kong yang ada di meja masih sama. LV masih menjadi merek terkenal dunia. Banyak hal yang berubah sama sekali. Apakah ini yang dimaksud dengan “acak”?
Ini adalah kejadian yang tak masuk di akal!
Apa yang sebenarnya terjadi?
Saat itu, terdengar ketukan. Seseorang di luar yang melakukannya. Ketukan tersebut cukup keras dan pasti dilakukan dengan kuat.
Zhang Ye sudah bisa menebak siapa itu dan pura-pura tak mendengar.
Setelah beberapa kali ketukan, terdengar putaran kunci dan pintu terbuka.
Zhang Ye melihat siapa yang masuk. Dia berpikir bahwa meskipun dunia berubah, buk kos masihlah buk kos yang sama.
Seorang wanita berumur tiga puluhan melangkah masuk. Dia terlihat sangat cantik. Kadang, dua kata “sangat cantik” sangat sulit untuk menyatakannya. Misal, jelas dia baru saja selesai mencuci rambut. Kepalanya masih dililit oleh handuk, tapi kecantikannya, yang dapat meluluhlantakkan kota dan negara, tak dapat disembunyikan. Tubuhnya terlihat sangat bagus. Kehalusan kulitnya pun tampak dengan jelas.
Namun, seseorang baru akan tahu dengan sisi buruk wanita cantik ini setelah dekat dengannya selama beberapa hari. Kata-katanya sangat beracun. Jika tidak, bagaimana dia masih belum menikah sampai sekarang? Hanya dengan mulutnya itu, banyak orang yang menyerah sebelum berperang.
Melihat Zhang Ye di rumah, Rao Aimin mendehem dan tertawa tanpa tersenyum, “Bocah, apa kauingin bermain sembunyi-sembunyian denganku? Kenapa kau tidak segara merespons ketukanku? Apa kau pura-pura mati?”
Zhang Ye berbalik dengan sedikit canggung, “Buk, Anda datang?”
Rao Aimin duduk dengan santai di ruang tamu. Diiringi suara bantingan, dia menghempaskan sebuah kalkulator di atas meja. Zhang Ye telah sering melihat kalkulator tersebut. Sebelumnya, mereknya adalah Casio, tapi sekarang berganti menjadi merek yang tak pernah dia dengar. Awalnya berhuruf “K”. Kelihatannya bahkan seperti kalkulator bisnis yang telah berubah.
“Kau pasti sudah tahu tujuanku ke sini, bukan? Aku di sini untuk meminta uang sewa.” Jari-jarinya mengetik dengan indah. “Kau belum membayar sewa bulan ini dan ditambahkan dengan bulan lalu, aku sudah menghitungkannya untukmu. Jumlahnya 2.582. Seperti yang kukatakan sebelum-sebelumnya, tak boleh kurang satu sen pun! Dengar, Zhang Kecil, aku membiarkanmu membayar bulanan itu hanya karena kau berasal dari Beijing. Tanya di tempat lain, mana di antara mereka yang tidak akan meminta untuk membayar tiga bulan di awal? Betapa sudah berbaik hati diriku padamu!”
Zhang Ye tersenyum pahit, “Tolong beli saya beberapa hari lagi. Saya benar-benar tidak punya uang sedikit pun. Begitu mendapat pekerjaan, saya akan segera melunasinya.”
Rao Aimin dengan anggunnya mengayunkan jari-jarinya, “Jika kau tidak punya uang, keluar sekarang juga!”
Zhang Ye memohon, “Tolonglah, Buk. Anda tahu bagaimana situasi saya. Uang yang sebelumnya itu adalah semua yang saya punya. Hanya sebanyak itu. Jika Anda mengusir saya, saya hanya bisa kembali ke orang tua. Saya sudah katakan pada mereka bahwa saya akan pergi dan hidup mandiri saat lulus. Tidak mungkin saya kembali. Mau taruh di mana muka ini? Buk, lihat tempat kita. Semua baris komersial dan apartemen untuk tinggal adalah milik Anda. Kekayaan Anda tak kurang sama sekali. Begini, saya akan ada wawancara di Stasiun Penyiaran Televisi Beijing siang ini. Jika saya berhasil menjadi seorang pembawa acara, akan saya lunasi dengan semua gaji yang didapat.”
Rao Aimin menatap Zhang Ye, dengan nada mengejek berkata, “Kau? Jadi pembawa acara? Tak mungkin. Dengan tinggi dan tampangmu, siapa yang akan mau melihat? Mimpimu ingin jadi bintang. Kau pikir mudah menjadi selebriti? Jika kau benar-benar menjadi seorang pembawa acara, aku akan tampil di Upacara Festival Musim Semi besok!”
Zhang Ye berkata, “Pokoknya, beri saya beberapa hari lagi. Saya ...,”
Rao Aimin tak mengacuhkan, “Tidak!”
Zhang Ye berkata, “Beberapa hari ini saja saya tidak sarapan, jadi saya benar-benar tidak punya cukup uang.”
“Apa hubungannya kau sudah makan atau tidak denganku, ha?” ucap Rao Aimin dengan ekspresi tak peduli.
Setelah cekcok beberapa waktu, Zhang Ye berhasil membuat Rao Aimin pergi. Sepuluh menit kemudian, Rao Aimin kembali. Dia tak mengetuk pintu, tetapi langsung masuk begitu saja.
Zhang Ye menyangka dia akan dimintai uang lagi, jadi berkata dengan hati-hati, “Bu, Anda ....”
Rao Aimin melemparkan sekotak makanan ke meja dan berkata dingin, “Aku tak bisa memakannya sendiri. Bocah, kau beruntung. Biar kuberitahu. Kerja kasar pun sangan sulit untuk didapatkan saat ini. Kau adalah seorang lulusan Kampus Media; bagaimana kau tak bisa mendapatkan kerja? Berhenti mengikat diri pada satu pohon hingga kau menggantung diri di sana!”
Zhang Ye kaget dan cepat berkata, “Terima kasih. Saya paham.”
Rao Aimin kemudian pergi.
Zhang Ye merasakan kehangatan di hatinya. Melihat makanan di meja, ternyata masih panas. Jelas, itu bukanlah sisa. Pasti khusus baru dibeli oleh Rao Aimin saat dia keluar pertama tadi setelah mendengar tentang Zhang Ye tak sarapan beberapa hari ini. Zhang Ye tahu, bahwa buk kosnya adalah seorang yang bersifat hangat di dalam, tetapi bersikap dingin dari luar. Lidahnya mungkin sangat beracun, tapi masih menunjukkan perhatian. Sebenarnya, Zhang Ye juga mengerti apa yang dimaksud oleh Rao. Namun, Zhang Ye selalu bercita-cita untuk jadi terkenal sejak muda. Dia ingin ada di pentas, menghadapi umum. Dengan demikian, dia tak pernah mempertimbangkan pekerjaan yang hanya di belakang layar.
Zhang Ye keluar dan menaiki lift untuk turun.
Di jalan, Zhang Ye melihat ke sekeliling. Jalanan terlihat familier, namun juga asing. Papan-papan iklan menunjukkan selebriti yang tak dia kenal. Beberapa toko usaha memainkan lagu yang tak pernah dia dengar. Selagi dia berjalan di tempat itu, sulit baginya untuk beradaptasi. Dia merasa tak cocok dengan perubahan dunia ini. Banyak hal yang berubah. Atau, bisa dikatakan ini bukanlah dunianya di masa lalu.
Waktu itu bulan Agustus. Udara masih panas dan mengganggu.
Tak masuk akal!
Sama sekali tak masuk di akal!
Zhang Ye, tetap saja, adalah seorang lulusan dari kampus ternama. Tentu, dia tak mudah menerima kenyataan. Sudah di zaman apakah sekarang ini? Bukan lagi zaman saat orang-orang masih percaya dengan hal-hal takhayul seperti setan dan hantu. Hal tersebut hanya merugikan. Ini adalah hal yang bahkan diketahui oleh anak SD. Setiap hal ada penjelasannya. Dan seseorang harus yakin dan percaya kekuatan ilmu pengetahuan. Karena itu, mata Zhang Ye berubah serius. Dia mengeluarkan sebuah koin satu Yuan dari saku dan melemparkannya ke udara. “Jika hasilnya kepala, semua ini benar-benar telah diubah oleh permainan. Jika ekor, semua ini adalah palsu.”
Ting, ting, tiririring ....
Koin tersebut jatuh ke tanah. Kepala!
Pandangan Zhang Ye berubah gelap. Semua ini tidak palsu; semuanya nyata!
Penyunting: Pandeka Api
---------------------------------------------------
Bab 1 – Dunia Setelah Berubah!
Beijing.
Pagi, di hari kedua.
Di tempat tinggalnya, Zhang Ye, yang baru saja terbangun, masih memikirkan tentang mimpinya tadi malam. Sembari menguap, dia menghidupkan TV untuk melihat berita. Tiba-tiba dia menyadari bahwa ada sebuah cincin perak pada kelingking tangan kirinya. Jelas itu bukanlah miliknya. Dia mencoba sebisa mungkin untuk melepaskan cincin tersebut, namun apa daya. Tak hanya itu, tapi saat dia menggosok permukaan cincin, sebuah layar virtual yang bisa disentuh muncul. Tulisan di sana memiliki huruf yang sama dengan pesan yang ada di mimpinya. Tulisan tersebut adalah “Cincin Permainan telah diaktifkan. Paket insentif pemain baru, ‘Mengubah latar belakang dunia yang ada dengan acak’ berada dalam persiapan untuk ditambahkan.”
Hitungan mundur.
3.
2.
1.
Penambahan paket insentif telah dimulai.
Setelah itu, Zhang Ye melihat sebuah pemandangan yang mengejutkan.
Ponsel HTC yang tadi dia lemparkan ke atas tempat tidur mulai berpilin dan dengan aneh berganti bentuk. Bahkan mereknya pun berubah digantikan oleh TCC. Satu dari kumpulan dua puisi Lanun Xu Zhimo yang ada di antara tiang jendela tiba-tiba menghilang, sedangkan yang lain menjadi kumpulan puisi Chen Tianmo.
Dia tak bisa melihat semua perubahan, karena banyaknya yang terjadi dalam rumah tersebut.
Yang paling mengejutkan Zhang Ye adalah perubahan pada TV. TV yang bermerek Changhong berubah menjadi merek Feitian yang tak pernah dia dengar. Dan yang utama adalah perubahan pada isi yang ditayangkan.
“Acara varietas baru Mango TV, ‘Gemerlap Cahaya’, menembus 1% jumlah penonton.”
“Film terakhir Wu Bang, ‘Gadis Putih’, memperoleh 500 juta pada box office.”
“Lagu baru Sang Ratu Zhang Yuanqi sekali lagi gagal. Mulai sekarang dia akan fokus pada dunia perfilman.”
“Kemarin, karya dari seniman terkenal dunia Dake, ‘Langit Biru’, telah dilelang di Amerika.”
“Banyak orang di dunia hiburan mendedikasikan sebuah lagu untuk Sang Raja paling berpengaruh di abad 20, Chen Weishi, pada perayaan konser kenangan yang kesepuluh. Sang Raja Sun Yu bahkan menangis ketika bernyanyi.”
Zhang Ye melihat semua itu selama sepuluh menit dalam keadaan terkejut. Dia masih tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana bisa TV dan ponsel berubah merek?
Sang Ratu Zhang Yuanqi?
Sejak kapan adanya Sang Ratu dengan nama Zhang Yuanqi?
Dan konser kenangan yang kesepuluh?
Dari mana datangnya si Chen Weishi ini?
Bagaimana bisa dia belum pernah mendengar tentang itu? Zhang Yuangqi?
Apa mungkin Zhang Ziyi mengganti nama pentasnya?
Apakah Chen Weishi merupakan nama baru Eason Chen?
Tidak mungkin. Eason Chen masih hidup!
Seperti apakah film “Gadis Putih”?
Apa itu film yang dibintangi oleh Bai Yansong?
Sejak kapan dia mulai melakukan perfilman?
Zhang Ye bergegas ke tempat tidur dan membuka gorden. Dia melihat segala yang di luar mengalami perubahan. Dua pohon tua yang ada di tepi jalan sudah hilang, berganti dengan sebidang bunga. Sebuah gedung tinggi yang dibangun ke kejauhan menjadi lebih pendek, hanya tersisa enam lantai. Tak hanya beberapa gedung yang awalnya berwarna abu-abu berpindah posisi, bahkan hingga warna tangganya menjadi putih kecokelatan.
Ting!
Penambahan insentif telah selesai!
Catatan: Latar belakang dunia telah diubah menjadi sebuah keseimbangan secara teori.
Wajah Zhang Ye menjadi pucat. Dia mengambil ponsel dengan merek tak dikenal dan mulai memeriksanya. Waktu dan tanggal benar. Hari ini memasuki dua bulan sejak dia lulus dari kuliah. Setelah membalik-balikkan halaman kontaknya, dia sengaja menghubungi beberapa orang. Teman dekatnya masih sama, tapi bagaimana bisa perubahan yang ada di sekitarnya bisa dijelaskan? Juga, apakah cincin permainan yang ada di tangannya ini? Apa benar cincin ini telah mengubah kenyataan?
Zhang Ye tak bisa mempercayainya, sembari dia menghidupkan komputer untuk memeriksa internet. Semakin dia menjelajah, semakin ketakutannya menjadi.
Berubah!
Semuanya berubah!
Tak satu pun pembawa acara dengan nama “He Jiong” atau pun “Xie Na”.
Industri musik pun tak memiliki orang-orang seperti Eason Chen atau Jacky Cheung.
Industri perfilman tak lagi memiliki orang-orang seperti Feng Xiaogang, Sung Honglei, dan lain-lain.
Di Tiongkok dan negara asing, orang-orang seperti Qi Baishi atau Pablo Picasso tak lagi ada di dunia kaligrafi atau lukis.
Bagaimana dengan lagu tingkat dunia yang berjudul “Menggelisahkan”?
Novel karangan Mau Yang?
Karya-karya piano Beethoven?
Film “Transformers”?
Acara varietas “The Voice of China”?
Lukisan terkenal “Mona Lisa”?
Semua hilang!
Melihat semua itu diubah secara acak oleh permainan yang tak diketahui, dia penasaran apakah ini sebuah hadiah permainan karena dia yang hanya menjadi satu-satunya pemain? Namun, bagaimana kenyataan bisa menjadi permainan?
Dan permainan jenis apakah ini?
“Contra” atau “Super Mario”?
Haruskah dia menghantamkan kepala ke dinding agar mengeluarkan jamur ajaib yang bisa membuatnya membesar?
Tentu saja, ada hal yang tak berubah. Beberapa tokoh penting sejarah, pola dunia, dan lingkungan sosial tidak berubah. Mi instan Tuan Kong yang ada di meja masih sama. LV masih menjadi merek terkenal dunia. Banyak hal yang berubah sama sekali. Apakah ini yang dimaksud dengan “acak”?
Ini adalah kejadian yang tak masuk di akal!
Apa yang sebenarnya terjadi?
Saat itu, terdengar ketukan. Seseorang di luar yang melakukannya. Ketukan tersebut cukup keras dan pasti dilakukan dengan kuat.
Zhang Ye sudah bisa menebak siapa itu dan pura-pura tak mendengar.
Setelah beberapa kali ketukan, terdengar putaran kunci dan pintu terbuka.
Zhang Ye melihat siapa yang masuk. Dia berpikir bahwa meskipun dunia berubah, buk kos masihlah buk kos yang sama.
Seorang wanita berumur tiga puluhan melangkah masuk. Dia terlihat sangat cantik. Kadang, dua kata “sangat cantik” sangat sulit untuk menyatakannya. Misal, jelas dia baru saja selesai mencuci rambut. Kepalanya masih dililit oleh handuk, tapi kecantikannya, yang dapat meluluhlantakkan kota dan negara, tak dapat disembunyikan. Tubuhnya terlihat sangat bagus. Kehalusan kulitnya pun tampak dengan jelas.
Namun, seseorang baru akan tahu dengan sisi buruk wanita cantik ini setelah dekat dengannya selama beberapa hari. Kata-katanya sangat beracun. Jika tidak, bagaimana dia masih belum menikah sampai sekarang? Hanya dengan mulutnya itu, banyak orang yang menyerah sebelum berperang.
Melihat Zhang Ye di rumah, Rao Aimin mendehem dan tertawa tanpa tersenyum, “Bocah, apa kauingin bermain sembunyi-sembunyian denganku? Kenapa kau tidak segara merespons ketukanku? Apa kau pura-pura mati?”
Zhang Ye berbalik dengan sedikit canggung, “Buk, Anda datang?”
Rao Aimin duduk dengan santai di ruang tamu. Diiringi suara bantingan, dia menghempaskan sebuah kalkulator di atas meja. Zhang Ye telah sering melihat kalkulator tersebut. Sebelumnya, mereknya adalah Casio, tapi sekarang berganti menjadi merek yang tak pernah dia dengar. Awalnya berhuruf “K”. Kelihatannya bahkan seperti kalkulator bisnis yang telah berubah.
“Kau pasti sudah tahu tujuanku ke sini, bukan? Aku di sini untuk meminta uang sewa.” Jari-jarinya mengetik dengan indah. “Kau belum membayar sewa bulan ini dan ditambahkan dengan bulan lalu, aku sudah menghitungkannya untukmu. Jumlahnya 2.582. Seperti yang kukatakan sebelum-sebelumnya, tak boleh kurang satu sen pun! Dengar, Zhang Kecil, aku membiarkanmu membayar bulanan itu hanya karena kau berasal dari Beijing. Tanya di tempat lain, mana di antara mereka yang tidak akan meminta untuk membayar tiga bulan di awal? Betapa sudah berbaik hati diriku padamu!”
Zhang Ye tersenyum pahit, “Tolong beli saya beberapa hari lagi. Saya benar-benar tidak punya uang sedikit pun. Begitu mendapat pekerjaan, saya akan segera melunasinya.”
Rao Aimin dengan anggunnya mengayunkan jari-jarinya, “Jika kau tidak punya uang, keluar sekarang juga!”
Zhang Ye memohon, “Tolonglah, Buk. Anda tahu bagaimana situasi saya. Uang yang sebelumnya itu adalah semua yang saya punya. Hanya sebanyak itu. Jika Anda mengusir saya, saya hanya bisa kembali ke orang tua. Saya sudah katakan pada mereka bahwa saya akan pergi dan hidup mandiri saat lulus. Tidak mungkin saya kembali. Mau taruh di mana muka ini? Buk, lihat tempat kita. Semua baris komersial dan apartemen untuk tinggal adalah milik Anda. Kekayaan Anda tak kurang sama sekali. Begini, saya akan ada wawancara di Stasiun Penyiaran Televisi Beijing siang ini. Jika saya berhasil menjadi seorang pembawa acara, akan saya lunasi dengan semua gaji yang didapat.”
Rao Aimin menatap Zhang Ye, dengan nada mengejek berkata, “Kau? Jadi pembawa acara? Tak mungkin. Dengan tinggi dan tampangmu, siapa yang akan mau melihat? Mimpimu ingin jadi bintang. Kau pikir mudah menjadi selebriti? Jika kau benar-benar menjadi seorang pembawa acara, aku akan tampil di Upacara Festival Musim Semi besok!”
Zhang Ye berkata, “Pokoknya, beri saya beberapa hari lagi. Saya ...,”
Rao Aimin tak mengacuhkan, “Tidak!”
Zhang Ye berkata, “Beberapa hari ini saja saya tidak sarapan, jadi saya benar-benar tidak punya cukup uang.”
“Apa hubungannya kau sudah makan atau tidak denganku, ha?” ucap Rao Aimin dengan ekspresi tak peduli.
Setelah cekcok beberapa waktu, Zhang Ye berhasil membuat Rao Aimin pergi. Sepuluh menit kemudian, Rao Aimin kembali. Dia tak mengetuk pintu, tetapi langsung masuk begitu saja.
Zhang Ye menyangka dia akan dimintai uang lagi, jadi berkata dengan hati-hati, “Bu, Anda ....”
Rao Aimin melemparkan sekotak makanan ke meja dan berkata dingin, “Aku tak bisa memakannya sendiri. Bocah, kau beruntung. Biar kuberitahu. Kerja kasar pun sangan sulit untuk didapatkan saat ini. Kau adalah seorang lulusan Kampus Media; bagaimana kau tak bisa mendapatkan kerja? Berhenti mengikat diri pada satu pohon hingga kau menggantung diri di sana!”
Zhang Ye kaget dan cepat berkata, “Terima kasih. Saya paham.”
Rao Aimin kemudian pergi.
Zhang Ye merasakan kehangatan di hatinya. Melihat makanan di meja, ternyata masih panas. Jelas, itu bukanlah sisa. Pasti khusus baru dibeli oleh Rao Aimin saat dia keluar pertama tadi setelah mendengar tentang Zhang Ye tak sarapan beberapa hari ini. Zhang Ye tahu, bahwa buk kosnya adalah seorang yang bersifat hangat di dalam, tetapi bersikap dingin dari luar. Lidahnya mungkin sangat beracun, tapi masih menunjukkan perhatian. Sebenarnya, Zhang Ye juga mengerti apa yang dimaksud oleh Rao. Namun, Zhang Ye selalu bercita-cita untuk jadi terkenal sejak muda. Dia ingin ada di pentas, menghadapi umum. Dengan demikian, dia tak pernah mempertimbangkan pekerjaan yang hanya di belakang layar.
Zhang Ye keluar dan menaiki lift untuk turun.
Di jalan, Zhang Ye melihat ke sekeliling. Jalanan terlihat familier, namun juga asing. Papan-papan iklan menunjukkan selebriti yang tak dia kenal. Beberapa toko usaha memainkan lagu yang tak pernah dia dengar. Selagi dia berjalan di tempat itu, sulit baginya untuk beradaptasi. Dia merasa tak cocok dengan perubahan dunia ini. Banyak hal yang berubah. Atau, bisa dikatakan ini bukanlah dunianya di masa lalu.
Waktu itu bulan Agustus. Udara masih panas dan mengganggu.
Tak masuk akal!
Sama sekali tak masuk di akal!
Zhang Ye, tetap saja, adalah seorang lulusan dari kampus ternama. Tentu, dia tak mudah menerima kenyataan. Sudah di zaman apakah sekarang ini? Bukan lagi zaman saat orang-orang masih percaya dengan hal-hal takhayul seperti setan dan hantu. Hal tersebut hanya merugikan. Ini adalah hal yang bahkan diketahui oleh anak SD. Setiap hal ada penjelasannya. Dan seseorang harus yakin dan percaya kekuatan ilmu pengetahuan. Karena itu, mata Zhang Ye berubah serius. Dia mengeluarkan sebuah koin satu Yuan dari saku dan melemparkannya ke udara. “Jika hasilnya kepala, semua ini benar-benar telah diubah oleh permainan. Jika ekor, semua ini adalah palsu.”
Ting, ting, tiririring ....
Koin tersebut jatuh ke tanah. Kepala!
Pandangan Zhang Ye berubah gelap. Semua ini tidak palsu; semuanya nyata!
[Sebelumnya] [Daftar] [Selanjutnya]
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan tanggapanmu!